Thursday, February 2, 2017

Saat Marah pada Anak


Memiliki anak adalah sesuatu yang membahagiakan dan membanggakan, tapi terkadang tak selamanya perilaku anak itu menyenangkan. Kadang kita dibuat kesal oleh anak kita yang rewel, atau bisa jadi anak menjadi pelampiasan amarah kita, yang sebenarnya sumber masalahnya bukanlah si anak itu sendiri. Mungkin kita sebagai orang tua memiliki pengalaman buruk saat dimarahi orang tua kita di masa lalu, pernah dibentak, pernah dipukul dan lain lain yang akhirnya kita pun melakukan hal yang sama saat marah pada anak kita.

Ada istilah menarik dalam psikologi yang bisa menjelaskan hal tersebut yaitu “ghosts in the nursery”. Istilah tersebut bermakna bahwa anak bisa menjadi faktor penentu yang membangkitkan kemarahan yang terpendam dari masa kecil orang tuanya. Dan ternyata kondisi tersebut membuat para orang tua menunjukkan respon tertentu untuk “melawan” kemarahan tersebut.

Wednesday, February 1, 2017

Merencanakan Umroh untuk Mertua




Setelah mengaplikasikan ilmu komunikasi produktif, saya merasa komunikasi saya dengan suami makin berbobot dan berkualitas. Ada hasil positif dari obrolan kita, ga sekedar ngalor ngidul ga jelas. Dan ga seprti dulu, kalau lagi marah saya ga bisa ngobrol dengan suami, pasti bawaanya cemberut mulu dan bisa dipastikan suami bingung kenapa saya marah, haha khas ibu ibu banget, pengen ddimengerti… biasanya para istri pengen banget suami ngerti kalau kita marah, trus kita dipeluk disayang, padahal suami bingung kenapa kita diam karena kita ga ngomong…

Sore itu, sambil ngopi ditemani roti dan otak otak, di teras depan rumah, saya ngobrol dengan suami tentang rencana memberangkatkan umroh mertua di Kudus. Gayung bersambut, suami juga mendukung, dan kita bingung dana nya. Pengen banget bisa membahagiakan orang tua dan mertua. Karena orang tua saya sudah berangkat haji dan umroh, maka saya fokus ke mertua. Alhamdulillah daftar haji sudah, hanya berangkatnya tahun 2036, wuah masih lama banget kan. Mudah mudahan rejekinya ada dan dimudahkan untuk memberangkatkan umroh mertua.

Tuesday, January 31, 2017

Melatih Keberanian Anak



Setelah Eza mengikuti dongeng di acara Milad IIP di kampung dongeng pada hari Ahad minggu lalu tanggal 22 Januari 2017, alhamdulillah efeknya Eza menjadi lebih mandiri dan berani. Saya tinggal melatihnya untuk semakin berani baik saat tampil di depan orang lain, saat bertemu orang banyak atau saat melatih hal yang baru.

Saya ingat masa kecil saya pribadi, sepertinya saya dan kakak kakak saya tidak dilatih keberaniannya sehingga saya dan kakak kakak saya tak terampil berbicara di depan umum atau berani ngobrol dengan orang baru. Saat itu orang tua masih disibukkan dengan membangun ekonomi keluarga sehingga pola asuh dan lain lain mungkin tak terfikirkan. Sementara orang tua zaman sekarang, ilmu parenting sangat menjamur dimana mana, bahkan ada istilah “tsunami informasi” saking banyaknya berseliweran pelatihan atau kuliah whatsupp tentang ilmu parenting. Salah satu bahasan yang pembahasannya menarik dan dicari para orang tua adalah tentang kemandirian dan keberanian.

Keberanian dan kemandirian ternyata sangat berkaitan. Anak yang berani itu biasanya adalah anak mandiri dan sebaliknya anak mandiri, biasanya juga adalah anak pemberani. Keberanian dan kemandirian, bukanlah hal yang didapat secara sim salabim, tapi harus dilatih dan diberi stimulasi. Menurut beberapa referensi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melatih keberanian dan kemandirian anak, diantaranya:

Postingan Favorit