Thursday, August 4, 2016

Saat Perut Melilit Bermakna Komplit





Pada minggu malam kemarin, saya tak bisa tidur. Jam 12 malam, tiba tiba perut saya melilit sekali hingga saya tak bisa memejamkan mata. Rasanya saya tak punya keluhan maag sebelumnya, saya ingat ingat terus apa yang membuat perut saya melilit lilit tak karuan plus diare. Jika kondisi sakit begitu, saya langsung ingat kematian, betapa umur itu tak ada yang bisa menjamin. Bagaimana kalau malam itu saya meninggal padahal saya belum menyiapkan bekal apapun untuk akhirat nanti. Saya pandangi suami dan anak saya, semoga mereka tak menyesal memiliki istri dan ibu seperti saya. Hampir 3 jam saya berkutat dengan perut melilit dan bolak balik ke toilet.

Untuk mengatasi rasa sakit itu, saya langsung browsing. Berbagai opini dan cerita tentang perut melilit saya baca satu persatu sambil saya pegangi perut saya yang tak kunjung membaik. Akhirnya saya bangunkan suami saya untuk tidur menemani anak saya sementara saya mencari cara untuk mengobati perut saya. Saya turuti beberapa saran untuk membuat oralit. Saya pun menuangkan air hangat ditambah garam kemudian saya minum. Alhamdulillah agak membaik dan bisa membuat saya tidur, walaupun belum sepenuhnya perut saya pulih. 

Wednesday, August 3, 2016

Semangat Belajar Bahasa Arab Yukss




Sejak lama sebenarnya saya tertarik dengan bahasa Arab, mungkin tepatnya sejak saya belajar bahasa Arab pertama kali di Madrasah Tsanawiyah atau pesantren. Saat itu saya belajar ilmunya sebatas kewajiban semata. Menghafal nahwu dan sharf, ilmu balaghah, sesungguhnya bukanlah hal yang mudah bagi saya yang sudah dimasukkan ke pesantren sejak lulus SD oleh orang tua saya. Tapi karena kondisi lingkungan yang sedikit “memaksa” akhirnya bisa juga saya belajar dan mendalami bahasa Arab. Bahkan saat itu, kami para santri diwajibkan menggunakan bahasa Arab dalam kehidupan sehari hari selama seminggu penuh lalu minggu berikutnya bergantian dengan bahasa Inggris. Tapi tampaknya inilah yang akhirnya menyebabkan lulusan pesantren banyak yang jago berbahasa Arab dan Inggris nya.

Saat SMA, saya memutuskan keluar dari pesantren dan melanjutkan pendidikan ke SMA umum. Saat itu tahun 1990 an, tak mudah bagi lulusan pesantren untuk masuk dan kuliah di kampus umum dengan ijasah dari pesantren. Diskriminasi pada pesantren saat itu sangat kental sekali. Tapi setelah saya belajar 3 tahun dan berniat untuk kuliah mengambil jurusan umum, ternyata saya mentok juga di jurusan Sastra Arab. Sejak saat itulah saya menetapkan bahwa mungkin dunia saya adalah dunia bahasa Arab.

Setelah tamat kuliah, saya pun mencari kerja dan kecantol pada sekolah unggulan di wilayah Tangerang. Selain mengajar pelajaran agama, saya pun ditugaskan untuk mengajar bahasa Arab Al-Quran selama 3 tahun. Perjalanan karir saya berikutnya bertumpu pada sebuah sekolah menengah atas berasrama hingga sekarang. Diamanahkan untuk mengajar bidang studi bahasa Arab membuat saya memutuskan untuk melanjutkan studi S2 di IIQ untuk khusus konsentrasi pada Al-Qur’an. Disinilah saya mulai terkagum kagum dengan kehebatan dan keindahan bahasa Arab dalam Al-Qur’an. 

Rencana Menulis




Setelah terkapar sakit di hari Senin kemarin sehingga ga sempet menyetor tulisan di blog, akhirnya bisa maksain nyempetin nulis lagi ... di tantangan 99 hari menulis semester 2. Kalau semester kemarin asal menulis seperti kejar setoran, yang penting menulis, di semester dua ini pengennya lebih terencana dan lebih berbobot lagi tulisannya.

Berikut adalah rencana tema harian tulisan saya di semester 2 :

Senin               : Parenting
Selasa              : Travelling
Rabu                : Bahasa Arab
Kamis              : Hikmah dan Motivasi
Jumat               : Resensi Buku

Semoga bisa konsisten menulis dan semakin berbobot tulisannya.

Rabu, 3 Agustus 2016. 05.48

#ODOPfor99days
#day102

Postingan Favorit