INI TULISANKU, MANA TULISANMU ?
Wednesday, March 23, 2016
Friday, March 11, 2016
Resensi Buku : Purnama Hati
Judul : Purnama Hati (Ketika Seorang Ibu Menggugat Dunia)
Penulis : Miranda Risang Ayu
Penerbit : IIMaN dan Penerbit Hikmah
Terbit : 2003
Tebal : 193 halaman
Ini adalah buku lama yang sengaja saya cari kembali untuk merefresh kondisi spiritual saya. Buku ini ditulis oleh Miranda Risang Ayu, seorang ibu yang bekerja sebagai dosen di Fakultas Hukum UNPAD Bandung.. Beberapa kolom dalam buku ini ditulis saat sedang menyelesaikan studi S2 di Sydney Australia atas beasiswa dari AUS IID. Saat bom meledak di Bali tahun 2002, efeknya sangat dirasakan penulis saat tinggal di Sydney. Sebagian tulisan dalam buku ini merupakan “curhat” kegundahan sang penulis atas semua “kegelapan” yang terjadi atas nama agama, dan berbuah harapan untuk menemukan purnama.
Buku ini merupakan kumpulan tulisan tentang berbagai hal yang dikemas secara apik oleh penulis. Ia membagi buku ini menjadi 3 bagian besar yaitu bagian I : Dari Relung Terdalam, bagian II : Demi Kata Hati dan bagian III : Mencari Purnama. Pada bagian pertama, mengupas tentang Berani Hidup, Gelembung Sabun, Sukses, Jika Tuhan Bersenda Gurau, Sebuah Penemuan Hati dan lain lain. Pada bagian pertama ini, penulis mengemas beberapa tulisannya dengan bercerita, misalnya pada judul sebuah penemuan hati, ia berkisah tentang seorang wanita yang ingin membuka jilbabnya karena merasa bahwa jilbab selalu menariknya ke belakang. Wanita itu adalah seorang reporter sebuah media massa internasional. Untuk mengejar berita, kerapkali ia bisa pulang larut malam, bahkan mungkin tidak pulang berhari-hari. Pilihan dilematis ini selalu menghantuinya, hingga beberapa waktu kemudian, sang reporter menemukan pencerahan dengan mengatakan, “Ketika tak cukup dialog dengan siapa pun, semula saya sungguh panik. Tetapi ternyata, itulah cara-Nya menghalangi siapapun berdialog dengan saya. Proses ini memperkenalkan saya kepada jilbab yang esensial, ketika penghalang diturunkan, kesendirian terasa hampir sempurna, dan hanya kepada-Nya saya berseru. Kini, saya sungguh mencintai jilbab saya.”
Thursday, March 10, 2016
Saat Eza Hujan Hujanan
Saat
saya kecil, hujan adalah merupakan salah satu moment yang saya rindukan. Entah
kenapa, kebanyakan anak kecil biasanya suka main air. Walaupun seringkali dilarang
orangtua untuk hujan-hujanan, tapi tetap saja suka dengan hujan ini. Untungnya,
rumah saya dulu, ada pekarangan depan yang diberi keramik, jadi sering
dimanfaatkan sebagai arena perosotan. Seru dan mengasyikkan ...
Nah,
Eza ternyata suka sekali main hujan hujanan. Eza yang sempat takut air saat saya ajak renang pertama kali di
usia setahun lebih, alhamdulillah setelah beberapa kali diajak renang lagi, Eza
malah susah berenti main air. Kadang kalau mbaknya sedang mencuci sendal, atau
saat saya mencuci motor, Eza pasti ingin nimbrung dengan main basah
basahan. Saya dan suami pun tak melarang. Biarlah saat Eza main air, berenang,
atau hujan hujanan, itu adalah saat ia mengekspresikan diri dan saat membangun
kekuatan tubuhnya terhadap air. Walau sempat khawatir kena flu setelah main
air, tapi tetap saja tak tega melarang, apalgi binar-binar kebahagiaan itu
terpancar jelas di wajah Eza saat main air dan hujan hujanan.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Postingan Favorit
-
Jika kita membaca al-Qur'an secara teliti, ada beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu makna. Tentang penciptaan misalny...
-
Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi se...
-
Mungkin sebagian diantara kita ada yang bertanya, mengapa Allâh Swt kadang membuka ayat al-Qur’an dengan menggunakan kalimat ( يَا أَيُّهَا...