Saturday, March 5, 2016
Resensi Buku : Rumah Main Anak
Judul : Rumah Main Anak
Penulis : Julia Sarah Rangkuti
Penerbit : Sahabat Sejati Publishing
Terbit : 2015
Tebal : 329 halaman
Buku ini merupakan kumpulan berbagai kegiatan permainan anak usia
dini, terutama usia 0 – 3 tahun yang telah disesuaikan dengan tahapan
perkembangan anak. Jenis permainan yang disajikan telah dikemas sedemikian rupa
dan dapat menstimulasi perkembangan motorik kasar anak, motorik halus, kognitif,
bahasa serta kegiatan permainan anak dalam crafting, practical life skills,
sensory play dan sensory bin.
Buku
ini diawali dengan penjelasan tentang aspek perkembangan anak usia dini yang
terbagi menjadi aspek perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional
dan kemandirian.
Lomba Makan Kerupuk : Sosialisasi, Strategi & Persaingan
Peringatan
hari kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus biasanya ajang mengenalkan cinta tanah
air melalui berbagai perlombaan, baik itu lomba makan kerupuk, lomba memasukkan
bola ke dalam botol, panjat pinang dan lain-lain. Walau beberapa pihak mulai
mempertanyakan hubungan jenis perlombaannya dengan tujuan menanamkan cinta
tanah airnya, tapi di beberapa kota dan desa, tetap saja semarak dengan
berbagai perlombaan tadi.
Nah
di tempat saya bekerja, yang sekaligus menjadi rumah dinas saya, sempat
diadakan beberapa kegiatan untuk menjalin silaturahmi dan kekompakan antar
beberapa anak dari teman-teman guru dan karyawan. Biasanya dulu sebelum menikah,
saya jarang bergabung dengan kegiatan seperti ini, karena lebih banyak
kegiatannya untuk anak-anak. Tapi sejak menikah dan punya anak, mau tidak mau
harus ikut meramaikan kegiatan anak-anak di lingkungan terdekat saya sekarang.
Setelah
upacara peringatan 17 Agustus beres dan istirahat sejenak, panitia langsung
menyiapkan beberapa jenis permainan, ibu-ibu nya seperti biasa menyiapkan aneka
makanan dan minuman untuk menyukseskan acara ini. Ternyata tetap seru walau
hanya diikuti sekitar 10 anak, dengan jenis perlombaan yang tak begitu banyak,
yaitu hanya memasukkan paku ke dalam botol dan lomba makan kerupuk.
Mengundang Datangnya Impian
Suatu
hari di tahun 2014, beberapa bulan setelah eza lahir, saya mengajak suami untuk
bikin pasport, bareng eza juga. Tadinya suami agak malas, ia pun bertanya
“emang mau pergi kemana?” saya bilang, “belum tahu, tapi siapa tahu suatu saat
bisa pergi ke luar negeri bareng, entah kemana. Kita berdoa saja mudah-mudahan
suatu saat bisa pergi bareng”. Akhirnya setelah dipaksa berkali-kali, mau juga.
Dan alhamdulillah setelah bolak balik ke kantor imigrasi, paspor pun jadi.
Setelah
itu, kami pun melupakan agenda pergi ke luar negeri. Berbagai kesibukan yang
menyita waktu dan eza yang meminta perhatian, ampuh untuk dijadikan alasan
untuk berbagai agenda yang tertunda.
Hingga
telpon yang mengagetkan itu pun tiba. Saat saya dan suami sedang bermotor ria
ke pasar Serpong, suami ditelpon salah satu pejabat kemenag pusat, intinya
meminta suami untuk pergi ke Malaysia sebagai peserta pelatihan karakter. Itu
tak ada seleksi, yang ditanya adalah “sudah punya paspor belum?” ... hm betapa
tak ada yang kebetulan ... ternyata saat kita berniat melakukan sesuatu, Allah sudah
mencatatnya dan menyimpannya baik-baik untuk diberikan pada saat yang tepat.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Postingan Favorit
-
Jika kita membaca al-Qur'an secara teliti, ada beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu makna. Tentang penciptaan misalny...
-
Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi se...
-
Mungkin sebagian diantara kita ada yang bertanya, mengapa Allâh Swt kadang membuka ayat al-Qur’an dengan menggunakan kalimat ( يَا أَيُّهَا...