Workshop ini materinya bagus sekali, daging semua... di hari pertama full materi teori dan hari kedua, di sesi siang, kami harus praktek menangani klien. Pengalaman yang seru dan menantang sekali. Dan inilah para peserta yang sudah resmi menyandang gelar resmi sebagai konselor dan berhak menambahkan gelar CPC (Certified Professional Counselor)
Hari pertama, kami mendapat materi tentang Fondasi Profesional dan pemetaan klien yang berisi 4 sesi yaitu Identifikasi Professional Counselor, beda konseling dan pendampingan lain, keunikan klien dan Attending & Questioning.
Hari kedua disampaikan materi tentang keterampilan lanjutan dan aplikasi konseling dengan 4 sesi yaitu Listening skills, kisah hero klien, latihan konseling integratif dan SOP dan sarana prasarana.
Di sesi praktek konseling, di hari Ahad jam 1 siang, kami diharuskan untuk menangani klien yang sudah mendaftar. Saya hanya menangani 1 orang klien, dan teman teman ada yang kebagian 2 orang klien. Klien yang saya tangani ini, seorang pegawai yang sering emosinya tiba-tiba meledak. kadang tiba-tiba nangis, setelah itu tenang lagi, nangis lagi dan dia ingin sekali bisa mengetahui penyebab dan cara solusi dari masalah yang dia alami. Berikut dokumentasi saya saat mendengarkan klien curhat.
Klien ini mengakui bahwa tangki cintanya sering kosong, maka salah satu hal yang bisa saya lakukan adalah dengan memeluknya, meyakinkannya bahwa dia cukup berharga untuk disayang, dan jangan lupa untuk curhat pada Allah yang selalu siap 24 jam menanti hambaNya.
Setelah sesi konseling, kami diminta menanyakan skala pada konseli dalam 2 hal, pertama skala tujuan klien dalam menangani masalahnya tercapai atau tidak dan kedua skala klien dalam menilai saya sebagai konselor. Pada yang pertama, klien merasa sebelum datang, skala nya ada di angka 5, dan setelah konseling, alhamdulillah tujuannya tercapai di angka 8, sedangkan penilaiannya pada saya sebagai konselor ternyata mengejutkan, yaitu di angka 10...
Wah saya benar-benar terharu dan merasa senang sekali diapresiasi dengan nilai maksimal. Membuat saya tambah semangat dan tidak menyangka bahwa ternyata saya bisa menjadi konselor. Makum inner child saya membuat saya seringkali tampil tidak percaya diri dalam menangani banyak hal. Dengan adanya feed back seperti ini, membuat jiwa saya bergemuruh dan bergelora untuk terus menambah ilmu baru, sekaligus berobat jalan hehe
Seperti dejavu, rasanya beberapa tahun lalu, saya pernah mendaftar sebagai klien konseling, saat saya mengatasi proses berduka atas wafatnya mamah. Dan sekarang beberapa tahun kemudian, rasanya masih tak percaya bahwa saya telah bertumbuh menjadi konselor, dari klien atau pasien, tiba tiba sekarang sudah mendapat sertifikat sebagai konselor. Alhamdulillah terimakasih wahai diri sendiri, good job... lanjutkan petualangan mu....
Wassalam
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment