الْكَوْنُ كُلُّهُ ظُلْمَةٌ, وَإنَّمَا أنَارَهُ ظُهُوْرُ الْحَقِّ فِيْهِ, فَمَنْ رَأَى الْكَوْنَ وَلَمْ يَشْهَدْهُ فِيْه, أوْ عِنْدَهُ, أوْ قَبْلَهُ , أوْ بَعْدَهُ فَقَدْ أعْوَزَهُ وُجُوْدُ الْأنْوَارِ, وَحُجِبَتْ عَنْهُ شُمُوْسُ الْمَعَارِفِ بِسُحُبِ الْأثَارِ
Semesta itu
seluruhnya gulita. Ia hanya akan diterangi oleh wujud Allah. Siapa yang melihat
semesta, namun tidak melihat-Nya disana atau tidak melihat Nya ketika, sebelum
atau sesudah melihat semesta, berarti ia telah disilaukan oleh cahaya-cahaya
lain dan terhalang dari surya makrifat karena tertutup tebalnya awan dunia.
Kajian kitab Hikmah yang keempat belas ini adalah tentang hakikat wujud dan marifat kepada Allah.
Alam semesta adalah ciptaan Allah, maka semua ciptaan Allah adalah tanda-tanda (ayat) dari Sang Pencipta. Saat kita menyaksikan ciptaan Allah, maka sesungguhnya kita sedang melihat (adanya) Allah berada dibalik keberadaan segala sesuatu.
Maka alam semesta ini seluruhnya gelap gulita, dan adanya cahaya Allah lah yang membuat alam semesta ini menjadi terang benderang. Maka dalam berbagai aspek kehidupan, marifat kita pada Allah adalah menjadikan Allah sebagai tujuan dan sebab dari segala kesuksesan kita. Ma'rifat diumpamakan matahari karena ia menghilangkan segala kegelapan dan menyapu semua cahaya yang lain. Marifat mengungkap hakikat segala perkara, dan setiap orang akan mendapatkan manfaat sesuai kemampuannya. Awan dikaitkan dengan alam ciptaan karena menutupi hakikat, melemahkan cahaya tapi tidak menghilangkannya. Segala sesuatu selain Allah adalah tirai penghalang yang menutupi hakikat. Maka kita harus menjadikan Allah sebagai pusat dari segala sesuatu.
Misalnya saat kita sukses dalam kuliah atau kerja kita, janganlah beranggapan bahwa kita mendapatkannya karena kerja keras kita semata, tapi kita harus mengatakan bahwa "Alhamdulillah, ini semua adalah karena karunia Allah semata yang sudah membuka dan memberikan jalan kesuksesan kita."
Wallahu 'alam
Sumber foto : darisini
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment