مَا نَفَعَ
الْقَلْبَ شَيْءٌ مِثْلُ عُزْلَةٍ, يَدْخُلُ بِهَا مَيْدَانَ فِكْرَةٍ
Tiada yang lebih
berguna bagi hati selain uzlah. Dengan uzlah, hati memasuki lapangan tafakur
Nothing benefits
the heart more than a spiritual retreat wherein it enters the domain of
meditation
Kajian kitab Hikmah yang kedua belas ini adalah tentang uzlah yaitu menyendiri, bukan hanya sekedar menjauh dari manusia secara fisik, tapi menjaga hati dari kesibukan dunia yang melalaikan untuk mendekatakan diri kepada Allah.
Mengapa perlu uzlah?
Karena hingar bingar dunia ini seringkali melalaikan manusia dari mengingat Allah, maka dengan uzlah atau menyendiri ini, seseorang bisa merenungkan makna hidup, mengoreksi diri dan memperdalam relasi hatinya dengan Allah. Dalam kondisi tenang, suara hati bisa lebih terdengar jika saja manusia mau lebih peka.
uzlah juga bisa menjadi sarana untuk bertafakur atau merenung lebih dalam. Tafakur adalah proses berpikir yang mendalam tentang kebesaran Allah, ciptaan-Nya dan hakikat kehidupan. Melalui tafakur, manusia bisa merenungi dosa-dosanya dan bertaubat, mendapat pemahaman lebih dalam tentang makna kehidupan dan kematian.
uzlah bukan berarti mengisolasi sepenuhnya dari kehidupan sosial. Rasulullah Saw melakukan uzlah ke Gua Hira sebelum menerima wahyu pertama, tetapi setelah itu kembali di tengah-tengah umat untuk membimbing mereka, tidak terus menerus menyendiri dan menjauh dari kehidupan umatnya. Jadi uzlah ini seperti pelatihan singkat untuk mengecas hati dan jiwa agar "baterai" nya terisi penuh kembali saat kembali di tengah-tengah masyarakat.
Jadi hikmah 12 ini mengajarkan kita bahwa menepi sejenak dari hiruk pikuk dunia adalah cara terbaik untuk menyucikan hati dan memperdalam hubungan dengan Allah. Dalam kesendirian yang berkualitas, seseorang bisa menemukan makna sejati dalam hidup dan kembali ke masyarakat dengan jiwa yang lebih bersih dan hati yang lebih kuat dalam keimanan.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment