Thursday, March 13, 2025

KAJIAN KITAB HIKAM, HIKMAH KE-11

 


اِدْفِنْ وُجُوْدَكَ فِيْ أرْضِ الْخُمُوْلِ, فَمَا نَبَتَ مِمَّا لَمْ يُدْفَنْ لَا يَتِمُّ نِتَاجُهُ

Kuburlah dirimu di tanah kerendahan karena sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur (ditanam) hasilnya kurang sempurna

Bury your existence in the earth of obscurity, for whatever sprouts forth, without having first been buried, flowers imperfectly

Kajian kitab Hikmah yang kesebelas ini adalah tentang anjuran untuk mengubur popularitas kita dalam bumi kerendahan hati (tawadu'). Karena bahaya amal itu adalah saat nafsu mengarahkan pada keinginan untuk terkenal, terlihat dan ingin terpuji di hadapan manusia. Maka hikmah ini mengingatkan tentang bahaya poluaritas diri..

Maksud dari "kuburlah dirimu di tanah kerendahan" adalah menyembunyikan diri dari popularitas, pujian dan ekspektasi manusia. Seperti benih yang harus dikubur dalam tanah sebelum tumbuh menjadi tanaman yang kuat, seorang hamba harus merendahkan diri, bersabar dan tidak terburu-buru ingin dikenal atau diakui oleh orang lain. Ada istilah humul yang disebutkan di hikmah ke-11 ini, yang maknanya adalah menjauhkan diri dari ketenaran atau keinginan untuk dikenal banyak orang sebelum waktunya.

Maksud dari "sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur, hasilnya kurang sempurna" adalah sebuah analogi yang sangat indah bahwa dalam kehidupan nyata, tumbuhan yang muncul tanpa melalui proses penanaman, pemupukan dan perawatan biasanya lemah dan tidak menghasilkan buah yang baik. Analogi tersebut sangat sesuai jika diibaratkan dalam perjalanan spiritual, sesorang yang ingin langsung terkenal, dihormati, dipuja puji, tanpa melalui proses belajar dan bersungguh-sungguh (mujahadah) dan ujian kehidupan, maka keberhasilannya tidak akan sempurna.

Maka dalam berbagai hal, kita harus menikmati prosesnya, bukan hanya fokus pada hasil. Pada saat menuntut ilmu misalnya, kita harus sabar dalam belajar dan tidak terburu-buru ingin menjadi sosok yang terkenal dalam keilmuan. Begitupun dalam bidang lain, orang yang pribadinya tangguh biasanya adalah mereka yang sudah melalui proses panjang dalam ujian kehidupan, kesulitan dan melalui nya dengan penuh kesabaran. 

Dan dalam perjalanan spiritual, orang yang mendekatkan diri pada Allah, harus melewati proses panjang yang berliku dan harus dilalui dengan penuh kesungguhan. Amal ibadah yang dilakukan, sebisa mungkin tidak dipamerkan, tapi disembunyikan agar bisa sampai pada tingkatan ikhlas yaitu melakukan segala sesuatu hanya karena dan ditujukan pada Allah semata, bukan untuk mendapat pengakuan atau pujian manusia.   Jika secara spiritual sudah siap, Allah akan mengangkat derajatnya pada waktu yang tepat.



Dalam konteks Hikmah ke-11, "humul" berarti menyembunyikan diri dari sorotan, tidak tergesa-gesa ingin terkenal, serta bersabar dalam proses belajar dan beribadah dengan ikhlas. Dengan begitu, ketika seseorang benar-benar telah matang secara spiritual, Allah sendiri yang akan mengangkat derajatnya pada waktu yang tepat..

Sumber foto : darisini

Semoga bermanfaat

Wassalam
Eva Novita Ungu
Serpong, 130325.13.35

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit