Wednesday, September 11, 2024

5 FASE BERDUKA (Stages of Griefs)

 


Setelah mengalami proses kehilangan mamah, saya mencari banyak referensi bacaan tentang berduka atau grief, untuk mengatasi kesedihan saat berduka. Selain buku, kadangkala juga menonton drama korea yang terkair proses kehilangan orang yang tersayang dan bagaimana setiap orang yang pernah mengalami nya, sukses dan survive bertahan menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Butuh bertahun-tahun bagi saya untuk bisa "ikhlas" menerima takdir yang terbaik menurut Allah ini.

Elisabeth Kubler Ross, seorang psikater di Amerika, pada tahun 1969 menulis sebuah buku berjudul "On Death and Dying (Tentang Maut dan Kematian)". Buku ini membahas tentang duka dan kematian. 

Dalam bukunya, sang penulis menjelaskan ada 5 fase seseorang saat menghadapi proses kehilangan atau berduka yaitu

1. Penolakan (denial)

Pada saat pertama kali mengalaminya, setiap orang pasti akan Menolak untuk menerimanya, dan berharap itu adalah mimpi buruk yang akan berakhir, berharap bahwa esok nya saat membuka mata, orang tersayang nya masih ada disampingnya. Butuh waktu yang berbeda-beda bagi tiap orang untuk ada di fase ini

2. Marah (anger)

Fase berikutnya adalah Marah dengan kondisi ini, bertanya tanya tentang takdir ini kenapa harus dialaminya, protes sama ketetapan Tuhan yang "mengambil" orang terkasihnya dan banyak menyalahkan keadaan. Merasa bersalah dengan situasi duka, merasakan bahwa hidup ini tidak adil, cemburu dengan kehidupan baik orang lain, adalah beberapa tanda seseorang yang berduka ada di fase marah ini. Tidak ada standar waktu juga untuk berapa lama seseorang ada di fase ini.

3. Tawar menawar (bargaining)

Setelah adanya penolakan dan marah dengan takdir yang dialaminya, mulailah seseorang di fase "tawar menawar". Fase ini bisa terjadi sebelum dan sesudah peristiwa kehilangan. Sebelum kehilangan, mungkin seseorang akan mengantisipasi banyak hal sebelum ditinggal orang yang disayanginya. Jika orang terkasihnya sakit, yang ditinggalkan akan berfikir bahwa jauh lebih kasihan jika dibiarkan hidup dan menahan rasa sakit berkepanjangan. Jika setelah kehilangan, tawar menawar ini akan menjadi sebuah proses menuju keikhlasan, dimana dia berfikir bahwa "mungkin Allah lebih sayang sama dia, maka diambil lebih cepat"... Fase ini pun berbeda beda bagi setiap orang, bisa lama, bisa sebentar. Dan biarkan kita memberi ruang bagi orang yang berduka untuk menikmati setiap fase nya.

4. Depresi (depression)

Tahap ini biasanya dialami seseorang saat merasakan kesedian dan kerinduan pada orang terkasih yang telah meninggalkannya. Biasanya yang muncul adalah malas melakukan kegiatan apapun, senang menutup diri di rumah, tidak merawat diri, banyak pekerjaan terbengkalai. Kadang tidak sadar kalau sudah ada di tahap depresi. Tak jarang hal ini berakibat pada sakit fisik yang memerlukan perawatan dokter karena kehilangan harapan ditinggal orang yang disayang.

5. Ikhlas menerima (acceptance)

Pada fase ini, seseorang yang ditinggal orang terkasih, mulai sadar bahwa cepat atau lambat, kematian akan datang pada setiap orang, maka menerimanya sebagai takdir terindah adalah suatu pilihan. Merasa kehilangan, tentu masih ada tapi dijalani sambil menatap ke depan, bahwa orang yang ditinggal haruslah melanjutkan hidup, karena yang meninggalkan, tugasnya sudah tuntas di dunia.

Saat memasuki fase ini, tentu bukan berarti sudah melupakan dan move on atas peristiwa kematiannya, tetapi mengingatnya sebagai kenangan dengan orang terkasih dan yakin bahwa takdir terbaik dari Allah, selalu indah walaupun kita belum siap menghadapinya.

Setiap orang yang mengalami kedukaan tentu berbeda beda berapa lama ada di 5 fase ini, mungkin juga ada fase yang dilangkah, sehingga hanya 2,3 atau 4 fase saja yang dirasakannya. Ini hanyalah menunjukkan sebuah proses bahwa tak mudah loh untuk setiap orang yang berduka ditinggal orang tersayangnya, untuk menerima dan melanjutkan hidup. Maka kita yang kebetulan berteman atau menghadapi orang yang sedang berduka, seharusnya tidak menuntut orang itu untuk cepat sabar, segera ikhlas menerima takdir, dan harus bisa melanjutkan hidup dengan tegar kembali karena fase penerimaan bagi setiap orang berbeda-beda. Ada yang butuh waktu sebentar, ada yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk kembali semangat melanjutkan hidup. Maka tugas kita adalah MEMBERI RUANG berduka dan menyendiri untuknya, membiarkannya bersedih dan tetap ada disampingnya tanpa menuntut apapun.

Semoga bermanfaat
Wassalam
Eva Novita Ungu
Serpong, 110924.13.00

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit