Setelah sebelumnya proyek
keluarga dengan berbagi pakaian Eza, tulisannya disini, dan berbagi pakaian
Papa, bisa dibaca disini, sekarang saatnya menyortir pakaian si Bunda. Dan setelah
dikeluarkan ternyata pakaian Bunda memecah rekor dengan tumpukan paling banyak,
ga nyadar juga kalau baju si bunda ternyata buanyak banget. Dan kali ini si
papa ikut menyortir pakaian bunda untuk disumbangkan.
Jauh-jauh hari si papa
sudah ngingetin, kalau dia ga suka dengan beberapa pakaian yang dipakai Bunda,
tapi masih saja dipakai sama si Bunda karena Bunda suka. Kali ini si papa
benar-benar tak ada ampun lagi, pakaian yang masih bagus, walaupun si bunda
suka tapi kalau di ga suka, dia langsung pisahkan untuk disumbangkan. Si bunda cuma
minta dispensasi beberapa baju yang berwarna ungu, celana panjang hitam untuk
daleman, sisanya direlakan untuk disumbangkan, walaupun masih seneng banget
pakenya.
Rasanya sedih banget
berpisah dengan beberapa pakaian favorit yang masih sering dipakai seperti
daster, bergo yang masih bagus, gamis bahan kaos yang masih nyaman buat
bersantai ria dan beberapa pakaian lainnya, tapi demi suami tercinta, belajar
ah untuk menyukai apa yang suami suka dan membenci apa yang tidak suami suka. Bukan
berarti kalah, disini tidak ada siapa yang menang siapa yang kalah, tapi
berusaha menghayati peran istri bahwa sebagai istri harus mengenakan pakaian
yang disukai suami. Karena disitulah nilai ibadahnya dan fungsi pernikahan
adalah meredam ego-ego pribadi. Bukankah intinya pernikahan bukanlah memajukan
ego masing masing sebagai pribadi, tapi mensinergikan dua pribadi agar
sama-sama bahagia.