Saturday, May 14, 2016
Mudik itu Bentuk Bakti untuk Orangtua
Pada
hari Rabu tanggal 4 Mei kemarin, saya bersama keluarga
memutuskan untuk mudik bareng, menikmati long weekend hingga hari Ahad nanti. Kesempatan
mudik bareng ke Tasik ini memang dinikmati sebagai sarana refreshing sekaligus
silaturahmi kepada orangtua, yang alhamdulillah masih sehat walafiat.
Walaupun harus bermacet ria yang rutin menemani saat
libur panjang long weekend, tapi mungkin memang begitu seninya mudik yang identik
dengan macet. Kemarin, kami menghabiskan waktu selama 10 jam perjalanan dari
Tangerang menuju Tasik, yang biasanya hanya ditempuh dalam waktu 5 jam. Sejak dari
Jakarta hingga Bekasi, suasana macet sudah menghiasi perjalanan mudik kami,
untuk sampai ke Bekasi saja, kami butuh waktu 5 jam, yang biasanya cukup
ditempuh dalam waktu 2 jam saja. Lalu setelah lumayan lancar sejak keluar
Cikarang, kemacetan kembali terjadi di pintu tol keluar Cileunyi yang macet tak
bergerak sekitar 10 km dan berjam-jam antri. Tapi alhamdulillah terurai juga
kemacetannya setelah berjam-jam tak bergerak.
Setelah punya anak, saya bisa merasakan kerinduan
orang tua pada anaknya. Maka sebisa mungkin, saat ada waktu, saya sempatkan
untuk berkomunikasi langsung dengan orangtua, bahkan mudik tak hanya lebaran. Seperti
saat long weekend minggu ini, saya rencanakan jauh-jauh hari dan mengabarkan
orang tua tentang kepulangan liburan ini, agar orangtua senang. Karena ternyata
perhatian anak pada orangtua nya merupakan salah satu hal yang membuat orangtua
sehat lahir dan batin. Apalagi menyaksikan anak dan cucunya sehat dan rukun,
itu adalah anugerah tak ternilai untuk orang tua.
Film Mars yang Inspiratif
Pada
hari Senin tanggal 2 Mei 2016, saya mendapat undangan yang
merupakan kesempatan emas untuk nobar (nonton bareng) film Mars di Plaza
Senayan. Undangan ini merupakan kesempatan yang diberikan Mendiknas Anis Matta
kepada beberapa komunitas dan instansi, salah satunya komunitas yang saya ikuti
yaitu Ibu Ibu Profesional. Kami diberi jatah 25 tiket untuk menikmati film
bagus ini yang akan diputar perdana hari ini di Plaza Senayan.
Saya berangkat diantar suami sampai stasiun Rawa Buntu
setelah dhuhur, film nya sendiri akan diputar pukul 14.30. Saya yang awalnya
menggunakan baju sederhana, diingatkan suami untuk memakai baju yang lebih
formal sebagai penghormatan pada pihak pemberi undangan yaitu Mendiknas. Setelah
naik kereta dan menggunakan jasa gojeg, saya tiba di Plaza Senayan pukul 13.30.
Setelah berputar-putar mencari lokasi dan teman-teman dari IIP daerah lain,
akhirnya kami pun dapat menikmati film Mars yang ternyata singkatan dari Mimpi
Ananda Raih Semesta.
Film yang disutradarai oleh Sahrul Gibran dan
digawangi penulis scenario John de Rantau ini diangkat dari sebuah novel dengan
judul sama buah karya Aishworo Ang. Film ini diawali dengan adegan Sekar Palupi
yang diperankan oleh Acha Septriasa, saat memberikan speech wisuda di
sebuah universitas di London. Disitulah ia menceritakan kisah dan perjuangannya
hingga sampai di titik itu, wisuda diantara bule-bule. Ia menceritakan
perjuangan ibunya yang bernama Tupon, diperankan oleh Kinaryosih, saat berjibaku
tanpa kenal lelah menyemangati bahkan mengantar anaknya sekolah walau harus
menempuh puluhan kilo bersepeda yang pastinya sangat melelahkan. Tupon adalah
seorang wanita sederhana di Gunung Kidul Jogyakarta, yang bersuamikan seorang
buruh batu sederhana. Sayangnya, Tupon dan anaknya Sekar harus kehilangan sosok
laki-laki yang mereka cintai, yang meninggal karena kecelakaan saat bekerja
sebagai buruh batu.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Postingan Favorit
-
Jika kita membaca al-Qur'an secara teliti, ada beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu makna. Tentang penciptaan misalny...
-
Keunikan Bahasa Arab lainnya yang sangat menarik adalah sebagai berikut : Salah baca sedikit artinya sangat jauh berbeda...
-
Secara garis besar, kalam insya’i terbagi menjadi dua yaitu thalabi dan ghair thalabi . Definisi Insya Thalabi adalah yang kalimat yang me...