Tuesday, August 29, 2017

Day 11 Game Level 7 : Berbinar Saat Memberi Makan Ikan



Tantangan kelas bunda sayang level 7 ini, membuat saya harus kreatif memberikan aktivitas yang bervariasi pada Eza. Sebenarnya sejak mengikuti kelas bunda sayang, saya ditantang untuk banyak membuat aktivitas dan bermain bersama Eza, dan mendokumentasikannya. Semakin lama, jadi ketagihan deh membuat aktivitas untuk bermain bareng Eza.

Kemarin, saya ajak Eza dan temannya Arkan untuk bermain di dua tempat. Satu di Tandon Ciater untuk memberi makan ikan. Setelah itu diajak ke wahana bermain anak di daerah Taman Jajan BSD.
Saat saya ajak Eza dan temannya untuk memberi makan ikan, mereka senang sekali. Saya perhatikan, ternyata Eza senang sekali berteman, pergi bareng temannya, tidak seperti saya yang lebih suka menyendiri. Eza ini banyak mewarisi karakter papanya. Sudah berkali kali saya mengajak Eza memberi makan ikan dengan papanya, tapi saat kemarin mengajak temannya untuk ikut memberi makan ikan, wah terlihat sekali wajahnya tambah ceria dan rona bahagia pun terpancar dari wajahnya.

Setelah memberi makan ikan, saya mengajak mereka ke wahana bermain di daerah Taman Jajan. Ini lokasi favorit karena wahana ini bervariasi jenis mainannya dan terutama gratiis heuheu serasa mendapat durian runtuh emak emak mah kalau dapat yang gratisan tuh.

Saat kami tiba disana, ada beberapa orang yang sedang bermain akrobat sepeda (saya tak tahu namanya apa). Eza sama temannya awalnya hanya memperhatikan sambil duduk, takjub sepertinya melihat akrobat sepeda. Setelah itu, baru mereka bermain perosotan, lari-larian dll. Dan mereka pun saya tantang untuk naik batu ini... alhamdulillah mereka bisa naik ke atasnya, yang lumayan tinggi.


Anak selalu tertarik dengan berbagai aktivitas outdoor. Nikmatilah saat bermain mu, Mas Eza karena itu takkan berlangsung lama. Waktu berlalu begitu cepat dan perlahan, remaja dan dewasa akan segera menghampirimu. Bersiaplah ...

Semoga Bermanfaat

Selasa, 290817.22.15
#Tantangan10HariLevel7
#day11
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day70

Monday, August 28, 2017

Day 10 Game Level 7 : Sang Bintang si Pecinta Lingkungan



Mendidik anak itu butuh ilmu dan konsistensi yang kuat dari kita para orang tuanya. Kadang saya sebagai orang tua jenuh dan lelah hingga tak kuat untuk menerapkan disiplin secara konsisten, tapi bagaimana pun kondisinya, anak adalah bintang keluarga dan selalu menjadi hiburan saat jenuh melanda.

Seperti kemarin, saat saya ajak Eza ke atm, saya kaget, takjub sekaligus bangga saat saya menyaksikan Eza memungut kertas-kertas ATM yang berserakan lalu dia masukkan ke tempat sampah yang tersedia. Usia dia baru 3,5 tahun, tapi kemampuan dia beradaptasi, mencerna apa yang saya sosialisasikan, sangat bagus hingga saya tak sadar, doktrin positif apa saja yang sudah saya terapkan. Dulu, usia saya segitu tak sematang Eza yang sangat mencintai lingkungan, hingga memungut sampah tanpa saya suruh.

Saya hanya MEMBIASAKAN, agar Eza membuang sampah di tempatnya. Jika kami pergi ke suatu tempat dan Eza makan sesuatu trus ada bekasnya, lalu belum ada tempat sampah yang terlihat, saya hanya meminta Eza untuk menyimpannya terlebih dahulu dan nanti dibuang ke tempat sampah, jika sudah ada tempat sampahnya. Hanya sesederhana itu. Tapi saya tak menyangka efeknya dia akan memiliki kesadaran sehebat itu.

Saat saya ajak ke ATM, dan Eza melihat kertas-kertas ATM yang berserakan, dia bisa saja memilih diam dan tidak peduli dengan sampah-sampah itu. Tapi dia memilih mengambilnya lalu membuangnya ke tempat sampah secara sadar dan sukarela, untuk anak usia 3,5 tahun, bagi saya adalah hal yang luar biasa. Bintang pecinta lingkungan untuk bunda dan papanya.

Sunday, August 27, 2017

Day 9 Game Level 7 : Tak Nangis Saat Divaksin, Sang Bintang yang Tangguh



Pra kontra urusan vaksin ini tak membuat saya dan suami pusing, kami percaya sepenuhnya pada kebijakan pemerintah dan tentu saja para dokter yang sudah malang melintang di dunia per vaksinan. Bukan tak mempedulikan isu tak halal nya vaksin, tapi kami percaya bahwa pemerintah sudah mempertimbangkan banyak hal dan tentu saja kami sayang pada para ibu hamil yang ingin menjaga bayinya, jadi kami memutuskan tetap akan memberikan vaksin rubella pada Eza.

Awalnya kami ingin memvaksin Eza di bulan September nanti di puskesmas terdekat. Tapi saat Rabu malam kemarin, teman saya yang menjadi perawat di kantor kami, memberitahu bahwa ada sisa vaksin yang masih bisa dipakai, karena ada siswa yang sakit sehingga tak tak bisa divaksin sore tadi. Tapi waktunya harus malam itu juga karena vaksin yang sudah “dioplos” hanya bisa bertahan selama 6 jam. Saya yang saat itu sedang mengajar di asrama, langsung pulang untuk berdiskusi dengan suami. Kami pun sepakat untuk memvaksin saat itu.

Eza hanya diberitahu bahwa ia akan diobati oleh perawat di kantor kami, ia terus saja bertanya kenapa. Mungkin karena ia merasa tak sakit, ko harus diobati. Kami takut jika Eza diberitahu akan disuntik, ia akan menolak. Maka dengan dibekali tablet supaya anteng, kami pun membawa Eza ke poliklinik kantor, sambil deg-degan membayangkan Eza akan nangis dan meronta ronta saat disuntik nanti.

Tiba di poliklinik, perawat pun mempersiapkan jarum suntik dan tetek bengeknya. Saya dan suami membagi tugas secara otomatis. Saya mendampingi Eza, suami mendokumentasikan proses disuntiknya Eza. Perawat pun membujuk Eza dengan berbagai cara. Saya memegang tangan Eza, lalu membuka lengannya, sambil memberitahu Eza bahwa tangannya akan diobati. Eza anteng dengan tabletnya yang entah memutar video apa, video sumpah palapa kalo ga salah (haha)...

Daaan saat disuntik, ternyataaa Eza tak menangis saudara-saudara. Ia hanya kaget dan melihat tangannya, sempat mulutnya agak melebar ingin menangis, tapi ternyata hanya sampai hampir menangis, wajahnya sudah menunjukkan kesedihan tapi saya terus memeluknya, menguatkannya dan Eza pun tak jadi menangis. Saya dan suami kaget, ternyata Eza tak menangis, melebihi ekspetasi kami yang mengira bahwa Eza akan menolak untuk disuntik. Perawatnya juga heran, biasanya anak seumur Eza, menangis kencang dan meronta ronta saat disuntik, bahkan saya sudah menyiapkan tangan jika Eza meronta ronta, ternyata itu tak terjadi sama sekali. Berikut adalah video saat-saat Eza divaksin.



Duh senang dan bangganya menyaksikan Eza belajar menjadi pribadi tangguh, menahan rasa sakit, belajar tak cengeng di saat ia bisa menangis, sungguh kami sebagai orang tuanya yang menyaksikan tumbuh kembangnya sejak kecil, rasanya bangga sekali punya anak seperti Eza, tak susah minum obat, disuntik tak teriak, kalau jatuh pun kadang ia tak bilang, tak mau menunjukkan rasa sakit di depan kami, orang tuanya. Semoga ini adalah awal tumbuhnya ketangguhan dalam hatimu, nak... di masa depan nanti, akan banyak rasa sakit dan kecewa yang akan menerpamu, tapi semoga ketangguhanmu yang sudah dilatih sejak kecil, akan menjadi perisaimu saat dewasa nanti. Aamiin

Keterangan:
Foto diambil esok harinya, saat Eza tak mau melepas bekas plesternya.

Semoga Bermanfaat

Ahad, 270817.00.40
#Tantangan10HariLevel7
#day9
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day68

Postingan Favorit