Hari Selasa kemarin, teman-teman suami dari Kudus
mengadakan studi banding ke sekolah kami. Kami pun menawarkan agar mereka
mampir, mumpung masih ada stok daging di kulkas. Alhamdulillah mereka datang
pukul 1 siang, kami siapkan menu spesial gulai, bakwan dan telur dadar, beserta
pernak pernik minuman sirup dan buah jeruk serta semangka. Para tamu yang
berjumlah 8 orang pun bersemangat menghabiskan hidangan yang kami siapkan.
Setelah makan siang, mereka langsung menuju lokasi
gedung administrasi, tempat pertemuan untuk penjelasan kondisi sekolah kami. Saya
tidak ikut. Sore harinya, usai mereka berdiskusi dan ngobrol dengan para
pimpinan madrasah, suami mengajak saya untuk mengantar mereka ke bandara. Saya yang
sebenarnya ada jam mengajar usai magrib, akhirnya mendelegasikan mengajar pada
Syaikh, kasian kalau suami pulang sendiri usai mengantar tamu ke bandara.
Kami berangkat dari Serpong menuju Gambir pukul 5
sore, alhamdulillah tol lancar, hanya di beberapa titik saja padat. Suami sudah
meniatkan diri untuk shalat magrib di masjid Istiqlal, saya sudah deg-degan,
dengan kondisi Jakarta yang tingkat kemacetannya tidak bisa diprediksi, awalnya
ragu akan bisa menunaikan shalat magrib di masjid Istiqlal, tapi ternyata kalau
sudah meniatkan diri, alhamdulillah kekejar, kami tiba di masjid Istiqlal pukul
18.45, hanya tinggal beberapa menit saja siswa waktu untuk menunaikan shalat
magrib.
Usai wudhu, saya lihat suami sudah berjamaah di tempat
shalat putra, saya yang meniatkan diri untuk kembali memulai semangat shalat
berjamaah, bingung bagaimana agar tetap bisa menunaikan shalat berjamaah,
sementara di barisan shalat putri tak terlihat ada barisan jamaah shalat
magrib. Suami di barisan shalat putra, terlihat berjamaah hanya 5 orang. Akhirnya
saya meniatkan diri ikut jamaah putra yang diikuti suami, walaupun ga
kedengeran. Sudah dua rakaat terlewati, jika tak terdengar, saya lirik-lirik
sedikit jamaah putra, agar tak mendahului imam. Ampuni saya Rab, inilah cara
saya agar bisa shalat berjamaah, walau saya harus melirik mata setiap
pergantian gerakan shalat. Masalah sah dan diterima tidaknya, saya serahkan
padamu.
Alhamdulillah dari masjid Istiqlal, kami menuju Cikini
untuk makan malam, barulah setelah itu menuju Gambir. Kami tiba di Gambir
sekitar pukul 20.30, dan kami langsung pamit untuk menuju Serpong, alhamdulillah
tiba di Serpong pukul 21.20. Setelah rehat sebentar, kami pun shalat isya
berjamaah. Alhamdulillah perjuangan hari ini untuk bisa shalat berjamaah, luar
biasa tantangannya. Semoga esok bisa lebih baik lagi...
Semoga Bermanfaat
Kamis, 070917.14.30
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari1
#odopfor99days#sesi3#day1
No comments:
Post a Comment