Hari Rabu kemarin, di pagi hari jam 10, saya kumpul ma
teman-teman saya sesama alumni Karisma Salman zaman dahulu. Alhamdulillah
silaturahmi kami masih tersambung setelah berpisah puluhan tahun. Ada momen
yang membuat kami bisa kembali bertemu, seperti ada teman yang sakit, jual beli
barang, atau hanya sekedar rujakan bareng.
Saya sudah keluar dari rumah sejak pukul 8 pagi, saya
mencari barang titipan siswa yang lumayan agak susah nyari nya. Saya mencarinya
sejak hari Senin lalu, sampai tadi pagi saya cari di Pasar Modern, ternyata
belum ketemu juga. Baru di alfamidi sekitar Rumah sakit Eka, akhirnya saya
menemukannya. Senang rasanya jika bisa memberikan pelayanan prima untuk siswa
saya. Saya fikir melayani kebutuhan siswa bukan hanya dari sisi akademis,
karena sekolah kami sekolah berasrama, maka melayani kebutuhan apapun yang
dibutuhkan siswa, adalah termasuk yang harus saya lakukan.
Saya berharap saat
saya memudahkan urusan orang lain, urusan saya juga bisa dimudahkan.
Alhamdulillah hari ini ibadah shalat berjamaah 5 waktu
bisa saya tunaikan. Yang masih keteteran adalah mengatur jadwal tadarus, niat
sederhana hanya satu juz per hari pun rasanya sebuah perjuangan berat. Dengan
banyaknya tugas dan amanah yang harus saya tunaikan, saya tertantang untuk
mengatur waktu agar semua urusan, bisa tertunaikan. Mungkin tak bisa optimal di
semua lini, tapi usaha untuk memberi
porsi dalam berbagai peran, selalu saya usahakan.
Usaha memudahkan urusan orang lain ini termasuk saat
saya berencana mudik ke Tasik di malam Kamis. Kakak saya dan keluarganya akan
ikut di mobil saya, sementara suami nanti akan berangkat di hari Jumat, usai
mengajar. Alih-alih kakak saya yang mendatangi saya di Serpong, suami malah
menawarkan diri untuk mengantarkan mobil ke Serpong. Urusan hubungan dengan
manusia, suami nomor satu. Dia memprioritaskan untuk mendahulukan kepentingan
orang lain dibanding kepentingan dirinya sendiri. Walaupun ia dalam kondisi
cape, ia memaksakan untuk mengantar saya dan mobil Avanza ke Cimone, menjemput
kakak saya dan keluarganya.
Ia berpendapat bahwa ibadah sosial ini jauh lebih
penting dan harus diprioritaskan dibanding ibadah ritual. Kadang saya suka
kesal saat ia mengorbankan diri, kesehatannya, dan waktunya demi membantu orang
lain. Tapi bukankah seharusnya saya bersyukur memiliki suami yang baik dalam
menjaga relasi sosial? Suami berkali-kali mengingatkan bahwa kebaikan itu tak
pernah tertukar balasannya. Baiklah mari kita mudahkan urusan orang lain,
semoga dengan begitu urusan kita juga menjadi dimudahkan Allah.
Semoga Bermanfaat
Jumat, 080917.16.00
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari3
#odopfor99days#sesi3#day3
No comments:
Post a Comment