Hari Kamis lalu, saya dan keluarga mempersiapkan
pernikahan keponakan di Tasik. Papanya Eza masih di Tangerang, saya dan Eza
pulang duluan ke Tasik. Mamah dan Abah senang sekali saat kami datang, walaupun
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Ternyata anak dan cucu itu bisa menjadi
obat terbaik bagi kesepian orangtua.
Pagi-pagi, kami ke pasar, ke tukang jahit dan
jalan-jalan seputar kota Ciawi. Tiba jam 11 siang di rumah, Eza kecapean, ia
pun tertidur dan pengen ditemani, tak terasa saya pun nyenyak tertidur, hingga
waktu dhuhur tiba, saya belum shalat. Biasanya saya shalat berjamaah dengan
mamah, tapi ternyata mamah sudah shalat dhuhur duluan karena beliau terbiasa
shalat di awal waktu setelah adzan beres.
Saya pun segera terbangun, menyesal sekali terlewat
shalat berjamaah shalat dhuhur. Ternyata tak mudah juga menjaga shalat
berjamaah 40 hari itu, terutama saat lelah dan malas melanda, mencari
pembenaran dan alasan untuk tidak shalat berjamaah. Saya lupa memberitahu mamah
untuk menunggu saya shalat berjamaah.
Hari ini, di hari kelima, saya menjadikan anak sebagai
alasan atas kemalasan dan ketakberdayaan saya untuk menjaga konsistensi shalat
berjamaah. Sebenarnya jika memaksakan diri dan saya lebih meniatkan diri,
seharusnya saya bisa mengalahkan rasa kantuk saya, tapi apalah daya, saya
memilih menemani anak tidur. Semoga Allah mengampuni kekhilafan saya.
Semoga Bermanfaat
Jumat, 150917.06.00
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari5
#odopfor99days#sesi3#day5
No comments:
Post a Comment