Tuesday, January 14, 2025

KISAH UZAIR DALAM AL-QURAN

 


Kisah Nabi Uzair ini, diceritakan dalam Al-Qur'an surat al Baqarah ayat 259 yang berbunyi:

اَوْ كَالَّذِيْ مَرَّ عَلٰى قَرْيَةٍ وَّهِيَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوْشِهَاۚ قَالَ اَنّٰى يُحْيٖ هٰذِهِ اللّٰهُ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ فَاَمَاتَهُ اللّٰهُ مِائَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهٗ ۗ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۗ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالَ بَلْ لَّبِثْتَ مِائَةَ عَامٍ فَانْظُرْ اِلٰى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ ۚ وَانْظُرْ اِلٰى حِمَارِكَۗ وَلِنَجْعَلَكَ اٰيَةً لِّلنَّاسِ وَانْظُرْ اِلَى الْعِظَامِ كَيْفَ نُنْشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوْهَا لَحْمًا ۗ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهٗ ۙ قَالَ اَعْلَمُ اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

 

Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh menutupi (reruntuhan) atap-atapnya. Dia berkata, "Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah kehancurannya?" Lalu, Allah mematikannya selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (kembali). Dia "Allah" bertanya, "Berapa lama engkau tinggal disini?" Dia menjawab, "Aku tinggal (disini) sehari atau setengah hari." Allah berfirman, "Sebenarnya engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan dan minuman yang belum berubah, (tetapi) lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang belulang) dan Kami akan menjadikanmu sebagai tanda (kekuasaan Kami) bagi manusia. Lihatlah tulang belulang (keledai itu), bagaimana Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging (sehingga hidup kembali). "Maka, ketika telah nyata baginya, dia pun berkata, "Aku mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."



Nabi Uzair adalah salah satu nabi yang diutus kepada Bani Israil. Namanya disebutkan dalam Al-Qur'an, meskipun kisah lengkapnya tidak didetailkan. Uzair dikenal sebagai sosok yang taat, bijaksana, dan memiliki peran penting dalam membimbing kaumnya kembali kepada ajaran Taurat setelah Bani Israil melupakan sebagian besar isi kitab tersebut. Sehari-hari, Uzair mengembara dari satu tempat ke tempat lain. 

Suatu ketika, Uzair melewati sebuah kota yang telah hancur lebur, penuh dengan puing-puing dan tidak berpenghuni. Melihat kehancuran ini, Uzair bertanya dalam hatinya, "Bagaimana Allah akan menghidupkan kembali kota ini setelah kehancurannya?"

Allah kemudian mematikan Uzair dan membiarkannya "tidur" selama 100 tahun. Selama periode tersebut, tubuhnya tidak rusak, sementara makanan dan minuman yang ia bawa tetap utuh. Setelah 100 tahun, Allah membangkitkannya dan bertanya, ""Berapa lama engkau tinggal disini?" Uzair menjawab, "Mungkin satu hari atau setengah hari." . Allah lalu memberitahunya bahwa ia telah mati selama 100 tahun. Sebagai bukt kebesaran-Nya, Allah menghidupkan seekor keledai milik Uzair di depan matanya, memperlihatkan bagaimana tulang belulang keledai itu disusun kembali dan ditiupkan nyawa.

Setelah itu, ia diminta untuk kembali ke kampung halamannya. Namun Uzair mendapati bahwa tempat itu telah banyak berubah. Penduduk yang dulu ia kenal sudah tiada, dan generasi baru tinggal disana. Tidak ada yang mengenali Uzair, termasuk asistennya yang sudah tua, saat ia kembali ke rumah lamanya yang sudah berusia 120 tahun, karena saat bekerja dulu, usia asistennya itu baru 20 tahun.

Saat ia bertanya tentang Uzair, wanita tua itu menjawab, "Uzair? Aku mengenalnya sebagai seorang nabi yang sangat taat kepada Allah, namun ia telah meninggal bertahun-tahun lalu."
Uzair kemudian berkata, "Aku adalah Uzair."

Wanita itu tidak mempercayainya. Untuk membuktikan kebenarannya, Uzair mengingatkan wanita tua itu akan kejadian-kejadian tertentu di masa lalu yang hanya mereka berdua tahu. Ia juga menunjukkan tanda-tanda yang ada di tubuhnya, hingga wanita itu akhirnya yakin bahwa ia memang Uzair.

Kemudian Uzair bertemu dengan seorang lelaki tua yang ternyata adalah anaknya sendiri. Lelaki itu sudah sangat lanjut usia, bahkan lebih tua dari penampilan Uzair. Awalnya, anaknya juga tidak percaya bahwa orang yang ada di hadapannya adalah ayahnya yang telah meninggal 100 tahun lalu.

Uzair membuktikan identitasnya dengan menceritakan berbagai peristiwa yang hanya diketahui oleh dirinya dan anaknya sewaktu kecil. Akhirnya, anaknya pun yakin bahwa ayahnya benar-benar telah kembali.

Setelah kabar tentang kembalinya Uzair menyebar, kaum Bani Israel menjadi gempar. Mereka melihat hal ini sebagai tanda kebesaran Allah dan bukti akan kebangkitan setelah mati. Uzair kemudian melanjutkan tugasnya mengajarkan kembali Taurat kepada Bani Israil, karena banyak dari mereka yang telah melupakan ajaran kitab suci itu. Tapi, Al Qur'an di surat at Taubah ayat 30, mengingatkan bahwa sebagian Bani Israil secara keliru menganggap Uzair sebagai "anak Allah" 

Demikian kisah Nabi Uzair, yang mengandung hikmah dan pelajaran sebagai berikut
1. Kebesaran Allah dalam menghidupkan kembali yang telah mati

2. Pentingnya kepercayaan dan yakin bahwa skenario Allah adalah yang terbaik, bahkan di waktu sulit sekalipun, keyakinan pada Allah harus terus dipupuk

3. Mengingatkan umat akan ajaran Allah
    Pentingnya mengingat dan mempelajari kitab suci kita agar kita tidak termasuk pada kaum yang ingkar terhadap ajaran Allah Swt...


Sumber foto: darisini

Semoga bermanfaat

Wassalam
Eva Novita Ungu
Serpong, 140125.17.00




No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit