سَوَابِقُ الْهِمَمِ لَا تَخْرِقُ أسْوَارَ الْأَقْدَارِ
“Kekuatan himmah-himmah tidak akan mampu mengoyak tirai qadar-qadar.”
Hikmah ketiga ini
menjelaskan hubungan antara kehendak manusia (himmah) dan takdir Allah (qadar).
Himmah
adalah keinginan, tekad atau ambisi manusia untuk mencapai sesuatu. Dalam
konteks spiritual, himmah sering merujuk pada usaha sungguh-sungguh dalam
mendekatkan diri kepada Allah.
Qadar adalah
ketetapan atau takdir Allah yang telah ditentukan sejak azali, mencakup segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Meskipun
manusia dianjurkan untuk berusaha dan berikhtiar, Ibnu Athaillah mengingatkan
bahwa usaha tersebut tidak bisa menembus batas-batas yang telah ditentukan oleh
Allah Swt. Segala sesuatu yang terjadi sudah berada dalam cakupan ilmu dan
kehendak Allah.
Ketetapan
Allah mengajarkan manusia untuk berserah diri kepada apapun yang ditetapkan
Allah, menghilangan kesombongan bahwa usaha kita lah yang menentukan
keberhasilan, serta melatih tawakkal yaitu menyerahkan sepenuhnya hasil usaha
kepada Allah Swt.
Tentu hal
ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh berusaha, karena semua hasilnya sudah
ditentukan Allah. Kita dianjurkan untuk menghargai proses, bukan fokus pada
tujuan nya. Ikhtiar kita tetap harus maksimal, tapi jika tidak sesuai dengan apa
yang kita harapkan, maka kita tidak boleh kecewa karena kita yakin bahwa skenario
Allah Swt adalah yang terbaik.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment