Kemarin, di hari Sabtu siang, setelah Eza les matematika, kami kencan berdua untuk makan seblak, maklum papanya orang Jawa yang ga doyan seblak. Kali ini kami nyoba seblak di tempat baru yaitu di seblak Putri Kademangan, belakang SMPN 8 Tangsel.
Memiliki anak laki-laki yang sudah berusia 11 tahun, susah susah gampang ngurusnya. Diajak ke undangan, sudah dikasih pilihan boleh ikut atau tidak, banyakan milih ga ikut nya. Diajak negosiasi aturan untuk main hp dan games, banyak debat nya. Udah bisa berargumentasi, negosiasi dan keren nya bisa meminta sesuatu dengan bahasa diplomatis.
Maka momen berduaan ma anak laki yang sudah menjelang baligh, harus diusahakan tetep ada. Biar bisa ngobrol bebas, denger cerita-ceritanya dan sedikit masukin nilai-nilai positif. Kadang saya juga minta papanya jalan berdua juga ma Eza, sama juga tujuannya. Ada hal-hal yang hanya bisa diceritakan sesama laki-laki, dan tidak bisa diceritakan pada bundanya. Sebaliknya, ada yang harus dinasehati lewat jalur ibunya. Dan menghabiskan waktu bertiga, juga tetap harus jalan. Semoga dengan begitu dia jadi punya memori indah tentang masa kecilnya, bersama orang tuanya.
Beberapa kali Eza ngasih kode pengen punya adik, dengan membandingkan teman-temannya yang punya adik atau kakak. Suka sedih sih ya, karena tidak bisa memberikan yang dia inginkan, tapi itu juga bukan kewenangan kita untuk mewujudkannya. Jadi saya harus mencari momen untuk menjelaskannya.
Kemarin ketika di motor, saat dia diceritakan ada temannya di sekolah yang orang tuanya bercerai, terus dia tanya kenapa sih orang bercerai. wah itu adalah momen "aha" yang saya manfaatkan untuk cerita tentang takdir, ujian kehidupan, kesabaran... Anak umur 11 tahun dah tanya tentang penyebab perceraian, di motor pula, yang tidak saya duga, tapi harus saya manfaatkan sebaik-baiknya.
Maka saya ceritakanlah, ada orang yang bercerai karena tidak cocok, karena diperlakukan secara kasar, karena berselingkuh, karena faktor ekonomi, mungkin juga karena ga punya anak... maka saya jelaskan lah bahwa ujian setiap orang berbeda-beda, takdirnya berbeda, maka jangan membandingkan episode hidup kita dengan orang lain. Maka sekalian deh saya masukkan, kenapa dia ga punya adik dan lan-lain (atau belum ya haha)...
Ini saya ceritakan di motor saat jalan menuju tempat les, karena dia juga di motor tanya nya, ya sudah lah sekalian dimanfaatkan momennya. Di tempat seblak, dia cerita hal lain lagi... seru juga sih denger curhatan anak SD jelang baligh...
Mas, suatu saat ketika mas dewasa nanti, semoga membaca tulisan bunda ini, bahwa bunda sayang mas, bunda akan mencintai mas, apa adanya, mau pintar, mau ga dapat ranking, bunda akan tetap sayang mas... Terimakasih sudah menjadi anak yang baik dan sholeh, menjadi hiburan buat bunda dan papa, maafkan kalau bunda dan papa belum bisa menjadi orangtua yang baik... ah melow...
Kenapa waktu berlalu begitu cepat? bisa ga mas, jangan cepat gede hehe...masih kangen uwel uwelan... sekarang aja kita masih tidur bareng ya mas... udah disuruh tidur sendiri, masih takut aja katanya. ya sudah mengalah deh, papanya yang tidur sendirian... ngerti kan kenapa belum punya adek juga haha sensor...
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment