Kisah Dzulqarnain adalah salah satu cerita inspiratif
yang disebutkan dalam Al Quran surat Al Kahfi ayat 83-98. Dzulqarnain adalah
seorang pemimpin yang adil, bijaksana, dan memiliki kekuasaan besar yang
diangerahkan oleh Allah. Namanya sering dikaitkan dengan sosok yang memiliki
kekuatan dan kebijaksanaan dalam memimpin serta menyebarkan kebaikan di muka
bumi.
Siapakah Dzulqarnain? Tidak disebutkan secara eksplisit
dalam Al-Quran, siapa yang dimaksud. Ada yang mengaitkannya dengan Aleksander
Agung (Alexander the Great) atau Cyrus Agung dari Persia. Ada juga yang
mengatakan bahwa Dzulqarnain adalah raja dari Persia yang bernama Koresy
(539-560 SM) seperti yang dikatakan oleh Ibn Asyur. Namun, semuanya belum
disepakati dan masih menjadi bahan perdebatan.
Asbabun nuzul ayat ini berkenaan dengan pertanyaan dari
pendeta Yahudi kepada Nabi. Mereka bersekutu dengan orang Quraisy untuk menguji
kenabian Rasulullah Saw. Mereka mengajukan pertanyaan perihal para pemuda yang
hilang, roh dan seorang pengembara yang telah menjelajahi wilayah Timur dan
Barat. Semua pertanyaan itu dijawab oleh Allah melalui firman Nya, dan ayat ini
pun turun untuk menjawab pertanyaan mereka mengenai sosok pengembara itu yang
disebut Dzulqarnain.
Berikut adalah ayat 83-98 surat al Kahfi yang memuat cerita tentang Dzulqarnain...
وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنْ ذِى
الْقَرْنَيْنِۗ قُلْ سَاَتْلُوْا عَلَيْكُمْ مِّنْهُ ذِكْرًا ۗ
اِنَّا مَكَّنَّا لَهٗ فِى
الْاَرْضِ وَاٰتَيْنٰهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا ۙ فَاَتْبَعَ سَبَبًا
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ
الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِيْ عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَّوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا
ەۗ قُلْنَا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِمَّآ اَنْ تُعَذِّبَ وَاِمَّآ اَنْ تَتَّخِذَ
فِيْهِمْ حُسْنًا
قَالَ اَمَّا مَنْ ظَلَمَ
فَسَوْفَ نُعَذِّبُهٗ ثُمَّ يُرَدُّ اِلٰى رَبِّهٖ فَيُعَذِّبُهٗ عَذَابًا نُّكْرًا
وَاَمَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ
صَالِحًا فَلَهٗ جَزَاۤءً ۨالْحُسْنٰىۚ وَسَنَقُوْلُ لَهٗ مِنْ اَمْرِنَا يُسْرًا
ۗ
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ
الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلٰى قَوْمٍ لَّمْ نَجْعَلْ لَّهُمْ مِّنْ
دُوْنِهَا سِتْرًا ۙ
كَذٰلِكَۗ وَقَدْ اَحَطْنَا
بِمَا لَدَيْهِ خُبْرًا ثُمَّ اَتْبَعَ سَبَبًا
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ بَيْنَ
السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمَا قَوْمًاۙ لَّا يَكَادُوْنَ يَفْقَهُوْنَ
قَوْلًا
قَالُوْا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ
اِنَّ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ مُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ
خَرْجًا عَلٰٓى اَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا
قَالَ مَا مَكَّنِّيْ فِيْهِ
رَبِّيْ خَيْرٌ فَاَعِيْنُوْنِيْ بِقُوَّةٍ اَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ
رَدْمًا ۙ
اٰتُوْنِيْ زُبَرَ الْحَدِيْدِۗ
حَتّٰىٓ اِذَا سَاوٰى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوْا ۗحَتّٰىٓ اِذَا
جَعَلَهٗ نَارًاۙ قَالَ اٰتُوْنِيْٓ اُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ۗ
فَمَا اسْطَاعُوْٓا اَنْ
يَّظْهَرُوْهُ وَمَا اسْتَطَاعُوْا لَهٗ نَقْبًا
قَالَ هٰذَا رَحْمَةٌ مِّنْ
رَّبِّيْۚ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ رَبِّيْ جَعَلَهٗ دَكَّاۤءَۚ وَكَانَ وَعْدُ
رَبِّيْ حَقًّا ۗ
Mereka bertanya
kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Dzulqarnain.
Katakanlah, “Aku akan bacakan kepadamu sebagian kisahnya.”
Sesungguhnya Kami telah memberi kedudukan kepadanya di
bumi dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu.
Maka, dia menyusuri suatu jalan.
Hingga ketika telah sampai ke tempat terbenamnya
matahari, dia mendapatinya terbenam di dalam mata air panas lagi berlumpur
hitam. Disana dia menemukan suatu kaum (yang tidak mengenal agama). Kami
berfirman, “Wahai Dzulqarnain, engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan
kepada mereka (dengan mengajak mereka beriman).”
Dia (Dzulqarnain) berkata, “Adapun orang yang berbuat
zalim akan kami hukum. Lalu, dia akan dikembalikan kepada Tuhannya. Kemudian,
Dia mengadzabnya dengan adzab yang sangat keras.
Adapun orang yang beriman dan beramall shaleh mendapat
(pahala) yang terbaik sebagai balasan dan akan kami sampaikan kepadanya
perintah kami yang mudah-mudah.”
Kemudian dia mengikuti suatu jalan (yang lain)
Hingga ketika sampai di posisi terbitnya matahari (arah
timur), dia mendapatinya terbit pada suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu
pelindung bagi mereka dari (cahaya) matahari itu.
Demikianlah (kisahnya). Sungguh, Kami mengetahui segala
seuatu yang ada padanya (Dzulqarnain). Kemudian dia mengikuti suatu jalan (yang
lain lagi).
Hingga ketika sampai diantara dua gunung, dia mendapati
di balik keduanya (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami
pembicaraan.
Mereka berkata, “Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Yajun
dan Majuj adalah (bangsa) pembuat kerusakan di bumi, bolehkah kami memberimu
imbalan agar engkau membuatkan tembok penghalang antara kami dan mereka?”
Dia (Dzulqarnain) berkata, “Apa yang telah dikuasakan
kepadaku oleh Tuhanku lebih baik (daripada apa yang kamu tawarkan). Maka,
bantulah aku dengan kekuatan agar aku dapat membuatkan tembok penghalang antara
kamu dan mereka.
Berilah aku potongan-potongan besi. “Hingga ketika
(potongan besi) itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung
itu, dia (Dzulqarnain) berkata, “Tiupla (api itu).” Ketika (besi) itu sudah
menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).”
Maka mereka (Yajuj dan Majuj) tidak mampu mendakinya dan
tidak mampu (pula) melubanginya.
Dia (Dzulqarnain) berkata, “(Tembok) ini adalah rahmat
dari Tuhanku. Apabila janji Tuhanku telah tiba, Dia akan menjadikannya hancur
luluh. Janji Tuhanku itu benar.
Allah memberikan Dzulqarnain kekuasaan yang besar dan
kemampuan untuk menjelajahi berbagai wilayah di muka bumi. Dalam
penjelajahannya, Dzulqarnain berhasil mengunjungi 3 wilayah utama yaitu:
1.
Wilayah Barat
Dzulqarnain melakukan perjalanan hingga ke tempat
matahari terbenam. Disana, ia menemukan kaum yang hidup di daerah yang penuh
dengan air yang berlumpur. Ustadz Budi Ashari menyebut kaum ini dengan kaum
kafir. Allah memberinya pilihan memperlakukan mereka dengan adil atau menghukum
mereka. Dzulqarnain memilih untuk mendidik dan memimpin mereka dengan
kebijaksanaan.
2. Wlayah Timur
Perjalanan ke wilayah timur ini, ditandai dengan adanya
matahari terbit. Disana ia menemukan kaum yang hidup tanpa perlindungan dan
panasnya matahari. Ustadz Budi Ashari menyebutkan dengan kaum yang
bertelanjang, karena langsung kena matahari.
3. Diantara 2 gunung
Perjalanan ke daerah ini disebut dengan wilayah tengah,
yang hingga saat ini belum jelas ada dimana tepatnya. Disini, Dzulqarnain
bertemu dengan kaum yang hampir tidak mengerti bahasa lain. Kaum ini mengeluh tentang
bahasa yang ditimbulkan oleh Yajuj dan Majuj, 2 suku yang dikenal karena
kerusakan dan kejahatan mereka. Ust Budi Ashari menyebut kaum ini dengan kaum
yang tak berpendidikan.
Menurut Al Alusy, Yajuj dan Majuj adadlah orang-orang
yang membuat kerusakan di muka bumi, dengan membunuh dan merampas makanan
apapun yang ada di muka bumi. Kaum yang teraniaya tersebut meminta Dzulqarnain
untuk membuat dinding pembatas antara mereka, sambil menawarkan iming-iming
balasan materi. Dzulqarnain akhirnya memenuhi permintaan mereka, sambil menolak
tawaran balasan materi, karena menurut Dzulqarnain, balasan disisi Allah jauh
lebih baik.
Demikianlah kisah Dzulqarnain yang dijelaskan dalam
Al-Quran, tanpa dirinci secara detail dimana tempatnya, siapa tokohnya, kapan
terjadinya. Karena Al-Quran bukan kitab sejarah, maka yang diceritakan bukan
kronologi waktu dan tempatnya, tapi pelajaran apa yang bisa diambil umat sekarang
dari kisah-kisah yang ada dalam Al-Quran.
Diantara hikmah pelajaran dari kisah Dzulqarnain adalah
a.
Kepempimpinan yang
adil
Dzulqarnain menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang baik
adalah yang mengutamakan keadilan, membantu orang yang membutuhkan dan tidak
mengutamakan keuntungan pribadi.
b. Kebijaksaan dan ketundukan kepada Allah Swt
Meskipun Dzulqarnain memiliki kekuasaan besar, ia tetap
menyadari bahwa semua itu berasal dari Allah Swt. Ia selalu mengarahkan
tindakannya untuk kebaikan umat manusia.
c. Menggunakan ilmu untuk kebaikan
Pembangunan tembok sebagai solusi untuk melindungi kaum
yang tertindas menunjukkan bahwa pengetahuan dan teknologi dapat digunakan
untuk kebaikan.
d. Kekuasaan adalah amanah Allah Swt.
Jabatan dan kekuasaan bukanlah anugerah, tapi amanah dari
Allah Swt yang harus digunakan untuk kemaslahatan umat dan kesejahteraan
rakyat.
Sumber :
https://tafsiralquran.id/kisah-dzulqarnain-dalam-al-quran-raja-yang-saleh-dan-bijaksana/
Kajian Ust Budi Ashari tentang Dzulqarnain : Youtube ini
Sumber Foto: disini
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment