Tuesday, January 7, 2025

KISAH KAUM SABAT (ASHABUS SABT) DALAM AL QURAN

 


Al Quran mengandung banyak kisah menarik yang bisa kita ambil pelajarannya. Insya Allah di tahun 2025 ini, saya akan menuliskan kisah-kisah dalam Al Quran, setiap hari Selasa, semoga bisa konsisten. Kisah-kisah dalam Al Quran memang terjadi di masa lalu, tapi karakter di dalamnya selalu berulang dari waktu ke waktu, dan itu berarti kisah-kisah dalam Al Quran yang kita baca, adalah ditujukan untuk kita sebagai pembaca di masa kini, untuk mengambil pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan umat di masa lalu.

Untuk yang pertama ini, kita akan membahas kisah Sabat (ashabus sabt) yang diceritakan dalam           Al Quran surat Al Baqarah ayat 65-66, surat An Nisa ayat 47 dan 154, surat an Nahl ayat 124 dan  Al Araf ayat 163-166. Mari kita simak ayatnya yang di surat Al Araf...  

وَسْـَٔلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِۘ اِذْ يَعْدُوْنَ فِى السَّبْتِ اِذْ تَأْتِيْهِمْ حِيْتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَّيَوْمَ لَا يَسْبِتُوْنَۙ لَا تَأْتِيْهِمْ ۛ كَذٰلِكَ ۛنَبْلُوْهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ (163)

وَاِذْ قَالَتْ اُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُوْنَ قَوْمًاۙ ۨاللّٰهُ مُهْلِكُهُمْ اَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًاۗ قَالُوْا مَعْذِرَةً اِلٰى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ (164)

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖٓ اَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوْۤءِ وَاَخَذْنَا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا بِعَذَابٍۢ بَـِٔيْسٍۢ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ (165)

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَّا نُهُوْا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُوْنُوْا قِرَدَةً خٰسِـِٕيْنَ  (166)

Tanyakanlah kepada mereka tentang negeri yang terletak di dekat laui ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabat yaitu ketika datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka bermunculan di permukaan air. Padahal pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka karena mereka selalu berlaku fasik (163).

Ingatlah ketika salah satu golongan diantara mereka berkata, “Mengapa kamu menasehati kaum yang akan dibinsakan atau diazab Allah dengan azab yang sangat keras?” Mereka menjawab, “Agar kami mempunyai alasan (lepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu dan agar mereka bertakwa.” (164).

Maka, setelah mereka melupakan apa yng diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang mencegah (orang berbuat) keburukan dan Kami timpakan kepada orang-orang dzalim azab yang keras karena mereka selalu berbuat fasik. (165).

Kemudian, ketika mereka bersikeras (melampaui batas) terhadap segala yang dilarang. Kami ktakan kepada mereka, “Jadilah kamu kera yang hina!” (166).

Kaum Sabat adalah bagian dari Bani Israil yang tinggal di sebuah desa di tepi laut, yang dalam beberapa tafsir disebut sebagai Aylah (diduga berada di sekitar Laut Merah atau Teluk Aqaba). Mereka adalah umat yang telah menerima kitab Taurat melalui Nabi Musa as. Dalam syariat mereka, hari Sabat (Sabtu) ditetapkan sebagai hari khusus untuk beribadah dan dilarang melakukan pekerjaan, termasuk mencari nafkah atau menangkap ikan.

Allah ingin menguji ketaatan mereka dengan menetapkan aturan ini. Namun sebagian dari mereka mulai mencari cara untuk menghindari aturan tersebut.

Allah menguji mereka dengan membuat ikan-ikan melimpah dan mudah terlihat di permukaan laut pada hari Sabtu, sementara di hari-hari lainnya, ikan-ikan tersebut sulit ditemukan. Sebagaimana yang ada dalam ayat 163 surat al Araf yang sudah disebutkan diatas. Keadaan ini menjadi ujian besar bagi mereka. Sebagian dari kaum Sabat tergoda oleh kemudahan tersebut dan mulai mencari cara untuk melanggar aturan tanpa terlihat melakukannya secara langsung.

Sebagian dari kaum Sabat tidak mampu menahan godaan. Mereka mulai memasang jebakan atau jaring di laut pada hari Jumat malam untuk menangkap ikan. Kemudian, mereka mengambil ikan-ikan tersebut pada hari Ahad, dengan alasan bahwa mereka tidak secara langsung menangkap ikan pada hari Sabtu.

Mereka mengira bahwa cara ini bisa menghindarkan mereka dari pelanggaran hukum Sabat, namun Allah mengetahui niat dan tipu daya mereka. Perilaku itu menunjukkan bahwa mereka tidak benar-benar menghormati dan menaati aturan Allah dan malah mencari celah untuk melanggar perintah-Nya.

Dalam masyarakat kaum Sabat, terdapat 3 kelompok yang memiliki sikap berbeda terhadap pelanggaran aturan Sabat yaitu Kelompok yang melanggar yaitu yang menangkap ikan dengan cara licik pada hari Sabtu, Kelompok yang mengingatkan (amar maruf nahi munkar) yaitu yang menasehati dan memperingatkan agar kaum Sabat untuk berhenti melanggar Allah, serta Kelompok yang diam yaitu yang tidak melanggar, tapi juga tidak menasehati atau mencegah perbuatan dosa.

Karena pelanggaran yang dilakukan Kaum Sabat, Allah pun menghukum mereka dengan mengubah mereka menjadi kera yang hina, seperti yang disebutkan dalam ayat 166 surat Al Araf yang sudah disebutkan di awal tulisan ini. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa mereka benar-benar berubah menjadi kera secara fisik dengan akal yang tetap terbatas seperti binatang. Hal ini agar menjadi peringatan keras bagi kita agar tidak bermain-main dengan perintah Allah Swt. Namun beberapa mufassir kontemporee seperti Prof. Quraish Shihab dan Wahbah Zuhayli menafsirkan hukuman tersebut sebagai kiasan sifat. Mereka menjadi orang-orang yang hina seperti kera yang selalu disingkirkan dan dibenci.

Bagaimana dengan nasib kelompok lain? kelompok kedua yang mengingatkan, Allah selamatkan dari azab tersebut. Sementara kelompok ketiga, yang diam dan pasif, nasibnya diperdebatkan oleh ulama. Sebagian mengatakan mereka tidak dihukum, tapi juga tidak mendapatkan kemuliaan seperti kelompok kedua.

Ada beberapa hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Sabat ini yaitu agar kita selalu menaati perintah Allah dan tidak mencari-cari celah untuk melanggarnya. Dan juga pentingnya bagi kita untuk bisa mengingatkan untuk selalu berbuat baik dan tidak bersikap pasif terhadap kemungkaran yang terjadi. 


Sumber gambar: darisini

Semoga bermanfaat

Wassalam
Eva Novita Ungu
Serpong, 070125.10.50

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit