Melanjutkan kisah hidup seorang Maurice Bucaille, dokter bedah dari Perancis yang haus akan ilmu pengetahuan, dan membandingkan semua kitab suci dari pisau sains. Ternyata menemukan akhir pencariannya pada Islam, dan terus menerus mengkaji Al-Qur’an. Awalnya belajar Al-Qur’an dari terjemahan, tapi ternyata tidak puas. Akhirnya pada usia 50 tahun, Maurice belajar bahasa Arab selama kurang lebih 2 tahun. Ternyata tak ada istilah tua untuk memulai belajar.
Yang
penasaran bagian pertamanya, bisa meluncur kesini.
Saat
meneliti mumi Firaun, berbekal ilmu bedahnya, Maurice menyimpulkan bahwa Firaun
yang tenggelam di laut merah adalah benar dan terbukti dari kandungan sisa
garam yang melekat pada tubuh mumi Fir’aun. Awalnya sebelum masuk Islam,
Maurice yakin 100 persen bahwa Al Qur’an adalah karya Nabi Muhammad, tapi saat
meneliti mumi Firaun, ia pun menjadi ragu dan bertanya-tanya, “apakah mungkin Nabi
Muhammad mengetahui kejadian Nabi Musa sementara kejadiannya jauh sebelum
Al-Qur’an diturunkan? Apakah Firaun yang tenggelam di laut merah adalah sama
dengan Firaun yang mengasuh Nabi Musa di istana?”
Dalam
buku Arkeologi Al-Qur’an yang terbit tahun 2020, karya Ali Akbar, banyak para
ahli yang meneliti Firaun manakah yang mengejar Nabi Musa dan akhirnya
tenggelam di laut merah? Para peneliti sejarah menyimpulkan ada 2 nama yaitu
Firaun Ramses II dan anaknya, Firaun Merneptah. Ramses memerintah hingga tahun
1212 SM, mumi atau jasadnya sudah diteliti banyak ahli termasuk Maurice. Jasad Firaun masih utuh hingga saat ini, membuktikan bahwa jasadnya betul betul diselamatkan Allah untuk menjadi pelajaran bagi kita, umat akhir zaman.
Menurut
para ahli sejarah, Nabi Musa diperkirakan hidup sekitar tahun 1212 SM, jadi
Firaun yang memelihara dan membesarkan Nabi Musa adalah Ramses II. Setelah dewasa
dan berda’wah, Nabi Musa dikejar Firaun berikutnya yaitu Merneptah. Ternyata
Firaun yang mengasuh Nabi Musa saat kecil berbeda dengan Firaun yang mengejar
Nabi Musa di laut merah. Kini jasad kedua Firaun tersebut dapat dilihat di
museum Kairo, Mesir. Masya Allah luar biasa jika Al-Qur’an dikaji dan diteliti
dengan berbagai jenis ilmu pengetahuan, banyak hal dan pengetahuan baru yang bisa
kita dapatkan dan menjadikan kita semakin yakin dengan kebenaran Al-Qur’an.
Masih
terkait Mesir dan Al Qur’an, Ali Akbar juga meneliti kemungkitan keterkaitan
antara surat Asy-Syu’ara ayat 57 dan keberadaan oasis di Kuil Karnak di Luxor,
Mesir. Mari kita telaah bunyi ayatnya
فَأَخْرَجْنَاهُمْ مِنْ جَنَّاتٍ
وَعُيُونٍ
Maka
Kami keluarkan Firaun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air,
Pada
abad ke-19, para ilmuwan menemukan reruntuhan kuil tersebut yang menyimpan
begitu banyak peninggalan masa lalu peradaban Mesir kuno. Diantaranya adalah
sejumlah mata air atau danau kecil di dalam kompleks yang dikembangkan para
Firaun ratusan tahun lamanya itu. Uniknya, tak sedikit telaga yang masih
mengalirkan air disana hingga saat ini. Hal ini senada dengan ayat diatas yang
mengungkapkan ada taman dan mata air di sekitar Fir’aun. Bisa jadi, kuil karnak
di Luxor merupakan salah satu taman atau mata air yang disebutkan dalam ayat
tersebut. Tentu ini masih membutuhkan penelitian dan penyelidikan lebih lanjut.
Tak salah bila beberapa ayat Al-Qur’an menyuruh kita untuk berfikir dan
menggunakan akal dalam memahami ayat ayat Allah. Maka dibutuhkan orang-orang
cerdas untuk memahami dan mendalami ilmu ilmu Al-Qur’an ini. Semoga kita
diberikan kemudahan dalam memahami isi kandungan Al Qur’an.
Wallahu’alam bishawab.
Serpong, 30 Maret 2023
Eva Novita Ungu
Sumber
·
Kajian Ust. Budi Ashari (https://youtu.be/QP-kbNFXfKQ)
·
Maurice
Bucaille, Dokter Prancis Pengkaji Al Quran - Islami[dot]co
· Benarkah
Maurice Bucaille Ilmuwan Prancis Mualaf Setelah Ikut Muktamar Muhammadiyah? -
Muhammadiyah
·
Maurice
Bucaille Tersentuh Kebenaran Alquran | Republika Online
·
Siapa Firaun
yang Kejar Nabi Musa dan Ditelan Laut Merah? | Republika Online
Masyaa Allah.. Salah satu pembuktian Al Quran setelah sains mejawabnya. Thoyyib..👍👍
ReplyDelete