Penggunaan
kata-kata dalam ayat Al-Quran sangat detail dan tepat sasaran. Perubahan kata,
penambahan huruf, penamaan istilah itu tidak ada yang tanpa makna. Semuanya sarat
makna dan sangat mengagumkan, karena bisa dibuktikan dari berbagai aspek, baik
dari aspek bahasa, sejarah maupun sains ilmu pengetahuan.
Tulisan
kali ini akan membahas penggunaan kata yang berbeda untuk makna yang sama, yang
ditujukan untuk penguasa Mesir. Setidaknya ada 3 kata yang digunakan Al-Qur’an
untuk menunjuk makna “penguasa Mesir” yaitu al malik, al aziz dan
Firaun. Sebutan al malik, al aziz terdapat dalam ayat Al-Qur’an saat
menceritakan kisah Nabi Yusuf. Sedangkan kata Firaun digunakan saat berkisah
tentang Nabi Musa. Kedua Nabi tersebut berada di Mesir, tapi sebutan penguasa
(raja) yang berada pada masa keduanya, ternyata berbeda. Ini menarik karena
penggunaanya konsisten dan sudah pasti mengandung rahasia yang harus dikaji. Hal
ini lah yang akan kita bahas pada tulisan kali ini.
Kata
Firaun setidaknya disebutkan lebih dari 70 kali dalam Al-Qur’an, kita akan
menggunakan masing masing 2 ayat untuk dijadikan sampel pembahasan.
Ayat yang mengandung kata Firaun
Al Baqarah ayat 49
وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ
يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ
نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah)
ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya; mereka
menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih
anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan
pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu.
Ibrahim
ayat 6
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ
اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ أَنْجَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ
يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ وَيُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ
نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ
Dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah
atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Firaun dan) pengikut-pengikutnya,
mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak
laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu
ada cobaan yang besar dari Tuhanmu".
Dalam kisah Nabi Musa, ada 2 kata yang digunakan yaitu kata al malik dan al aziz.
Ayat yang menyebutkan istilah al malik terdapat dalam
surat Yusuf ayat 43, 50, 72 dan 76
Yusuf
ayat 43
وَقَالَ الْمَلِكُ إِنِّي أَرَى
سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنْبُلاتٍ خُضْرٍ
وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ يَا أَيُّهَا الْمَلأ أَفْتُونِي فِي رُؤْيَايَ إِنْ كُنْتُمْ
لِلرُّؤْيَا تَعْبُرُونَ
Raja
berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku
bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh
ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh
bulir lainnya yang kering." Hai orang-orang yang terkemuka:
"Terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu jika kamu dapat menakbirkan
mimpi."
Yusuf
ayat 50
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ
فَلَمَّا جَاءَهُ الرَّسُولُ قَالَ ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ مَا بَالُ
النِّسْوَةِ اللاتِي قَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ إِنَّ رَبِّي بِكَيْدِهِنَّ عَلِيمٌ
Raja
berkata: "Bawalah dia kepadaku." Maka tatkala utusan itu datang
kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah
kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka."
Kedua
ayat tersebut membicarakan kisah Nabi Yusuf dan istilah yang digunakan adalah al
Malik yang ditujukan pada raja yang sedang berkuasa saat itu.
Ayat yang menyebutkan istilah al aziz
Yusuf
ayat 30
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ
امْرَأَةُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا
حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan
wanita-wanita di kota berkata: "Istri Al Aziz menggoda bujangnya untuk
menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu
adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang
nyata."
Yusuf
ayat 88
فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَيْهِ قَالُوا
يَا أَيُّهَا الْعَزِيزُ مَسَّنَا وَأَهْلَنَا الضُّرُّ وَجِئْنَا بِبِضَاعَةٍ
مُزْجَاةٍ فَأَوْفِ لَنَا الْكَيْلَ وَتَصَدَّقْ عَلَيْنَا إِنَّ اللَّهَ يَجْزِي
الْمُتَصَدِّقِينَ
Maka
ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami
dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa
barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan
bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada
orang-orang yang bersedekah."
Kedua
ayat tersebut membicarakan kisah Nabi Yusuf dan istilah yang digunakan adalah al
aziz yang ditujukan pada raja yang sedang berkuasa saat itu.
Hal
ini menarik untuk dikaji dan dicarikan jawabannya, mengapa ada istilah berbeda
yang digunakan untuk menyebut satu raja yang berkuasa di tempat yang sama yaitu
Mesir.
Sebelum
menjelaskan alasannya, mari kita perhatikan masa berkuasa untuk kedua nabi
tersebut. Menurut berbagai penelitian, Nabi Yusuf hidup di Mesir sekitar tahun
1630-1520 SM. Zaman itu disebut pula sebagai periode Mesir Tengah. Saat itu
Mesir dikuasai bangsa Hyksos yang datang dari dataran timur atau Asia. Istilah
yang digunakan di Al Qur’an adalah al aziz dan al malik. Hal ini
menunjukkan bahwa penguasa Mesir saat itu berasal dari luar Mesir.
Sedangkan
Nabi Musa, diperkirakan hidup sekitar tahun 1212 SM dan menurut Encyclopaedia
Britannica, istilah Firaun digunakan sebagai sebutan bagi istana kerajaan
di Mesir. Istilah Firaun baru digunakan sebagai gelar raja Mesir di era
dinasti New Kingdom yang berkuasa sekitar tahun 1570-1069 SM. . Hal ini
menunjukkan bahwa Firaun digunakan sebagai istilah penguasa Mesir yang berasal
dari Mesir.
Menurut
Ibnu Asyur, pengarang Tafsir at Tahrir wa Tanwir, sebutan al Malik al
Aziz dalam Al Qur’an digunakan untuk gelar penguasa Mesir yang berasal dari
luar Mesir, tepatnya dari Kan’aniyin atau dari daerah lain. Jadi istilah
al Malik al Aziz ini adalah gelar, bukan nama. Sedangkan Firaun digunakan untuk penguasa Mesir yang berasal
dari Mesir sendiri, seperti hal nya istilah Najasyi di Habasyah dan sebutan
Kisra untuk penguasa Persia, Kaisar untuk penguasas Romawi.
Demikianlah
kehebatan dan kemujizatan Al Qur’an. Dari segi penggunaan kata yang berbeda
untuk istilah yang sama, ternyata membutuhkan penelitian mendalam terkait
sejarah Mesir kuno dan pengetahuan lain untuk membuktikannya. Masya Allah
Serpong,
1 April 2023, 06.52
- Siapa Firaun yang Kejar Nabi Musa dan Ditelan Laut Merah? | Republika Online
- Mesir Kuno Dalam Al Qur’an (2): Al Malik – Salafologi (wordpress.com)
- Sebutan Al-Malik dan Fir’aun dalam Al-Qur'an - Hidayatullah.com
No comments:
Post a Comment