Saat kita memasuki bulan Ramadhan, kita sering mendengar kalimat marhaban Ya Ramadhan dan tarhib Ramadhan. Penulisan kata marhaban dan tarhib, kadangkala keliru, terutama huruf ha pada kedua kata itu, apakah memakai ha kecil, atau ha besar. Dalam bahasa Arab, perbedaan satu huruf saja bisa menyebabkan salah makna, bahkan bisa saling bertentangan.
Secara etimologis, kata marhaban dan tarhib berasal dari akar satu kata yang sama yaitu rahaba yarhabu rahbun (رحب, يرحب, رحب) yang bermakna keluasan, kelapangan (Kamus Kontemporer Arab Indonesia).
Dalam kamus Al-Munjid, مرحبا berasal dari kata rahiba yang artinya menyambut.
Kata tarhib terdiri dari dua makna , yaitu yang menggunakan kata ha kecil dan ha besar.
Yang menggunakan ha kecil (ح) merupakan ism mashdar (gerund) dari rahhaba-yurahhibu-tarhiiban (رحَّب – يرحِّب - ترحيبا) yang bermakna menyambut dengan hati lapang atau gembira.
Yang menggunakan ha besar (ه) merupakan ism mashdar (gerund) dari رهب – يرهب – ترهيبا yang bermakna mengintimidasi atau ancaman. Derivasi kata ini adalah irhab (ارهاب) yang bermakna teror dan irhabiy (ارهابي) yang bermakna teroris.
Sehingga kata tarhib dengan ha kecil (ترحيب), artinya adalah menyambut dengan sukacita, sedangkan kata tarhib dengan ha besar (ترهيب) artinya adalah mengancam, menakut nakuti.
Perhatikan, betapa perbedaan satu huruf ha kecil dan ha besar, ternyata memiliki makna yang berlawanan. Maka pemahaman dan penulisan huruf arab sangat penting diperhatikan karena akan menyebabkan perbedaan makna, bahkan bisa sangat berlawanan.
Begitupun kata marhaban, penulisan yang benar adalah dengan ha kecil (مرحبا), bukan dengan ha besar (مرهبا). Sehingga kata مرحبا artinya adalah menyambut dengan hati yang lapang dan gembira.
Maka secara etimologis, kata marhaban ya Ramadhan dan tarhib Ramadhan berarti menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan segala kesiapan, kelapangan dan keterbukaan, baik jiwa dan raga serta segala hal yang ada dalam diri kita.
Jadi ketika kita mengatakan, “Aku men-tarhib Ramadhan, itu artinya aku sambut kedatangan bulan Ramadhan secara total, optimal dan maksimal.
Maka, kata tarhib dan marhaban secara teori dan makna sama-sama bisa digunakan karena mengandung arti yang sama, yaitu menyambut dengan senang hati, gembira dan hati yang terbuka untuk menerima hikmah.
Ada satu kata lagi yang biasa digabung pada kata tarhib yaitu kata targhib (ترغيب). Targhib ini berasal dari kata raghiba. Ada dua jenis makna raghiba yang juga sangat bertentangan, yaitu tergantung pada preposisi setelahnya. Jika menggunakan kata fi sesudahnya yaitu raghiba fi (رغب فى), maknanya adalah menyukai/mencintai. Sedangkan jika menggunakan kata ‘an sesudahnya yaitu raghiba ‘an (رغب عن), artinya adalah membenci.
Maka kata targhib Ramadhan, ada juga yang mengartikan (upaya) mencintai Ramadhan. Targhib dan Tarhib (ترحيب) bisa digabungkan dengan kata Ramadhan.
Yang keliru adalah jika menggunakan tarhib Ramadhan dengan menggunakan ha besar (ترهيب) karena maknanya menjadi manakut-nakuti atau mengancam Ramadhan, atau menjadikan Ramadhan sesuatu yang mengerikan dan menakutkan. Tentu makna ini menjadi sangat tidak sesuai dengan tujuan datangnya bulan Ramadhan yang sangat dinantikan karena membuat semua kalangan bergembira karena merasakan berkah datangnya bulan Ramadhan. Bahkan kalangan non muslim pun merasakan berkahnya datang Ramadhan karena penjualan nya meningkat seiring bertambahnya kebutuhan kaum muslim dalam menyambut Ramadhan dan Idul Fitri.
Demikianlah pembahasan asal dan makna kata marhaban dan tarhib dalam bahasa Arab, semoga ikut memotivasi kita untuk belajar bahasa Arab. Jika kita berani mengeluarkan uang mahal untuk belajar dan kursus bahasa asing seperti bahasa Inggris, Korea, Perancis dan lain-lain. Maka sesungguhnya selama Al-Quran itu berbahasa Arab, bahasa asing yang paling wajib kita pelajari adalah bahasa Arab. Karena membaca dan memahami buku apalagi kitab suci, akan lebih baik jika berdasarkan bahasa aslinya, bukan dari terjemahan. Tentu saja terjemahan tetap diperlukan sepanjang kita belum bisa berbahasa Arab. Tapi memahami bahasa aslinya, tentu lebih baik. Karena itulah para ahli tafsir itu pastilah orang yang bisa bahasa Arab, tapi tidak semua orang yang bisa bahasa Arab, berhak menafsirkan Al-Qur’an karena dibutuhkan berbagai disiplin ilmu untuk menafsirkan (bahkan jika hanya satu) ayat Al-Qur’an.
Yuks Ramadhan ini jadikan momentum untuk belajar bahasa Arab lebih intens lagi...
Semoga Bermanfaat
Wassalam
Serpong. Kamis, 23 Maret 2023/1 Ramadhan 1444 H, 06.35
#KLIP2023
#ProyekRamadhanAlZayyan
#SerunyaBelajarBahasaArab
Alhamdulillah..
ReplyDeleteDi awal ramadhan 2023 baca tulisan bagus. Salah satu contoh tulisan tentang uniknya meraba asal usul kata dalam bahasa arab. 1 huruf bisa berbeda makna. Berbeda penafsiran. Susunan huruf menjadi kata. Rangkaian kata menjadi kalimat. Ibu Novita Ungu memotivasi sekaligus mengingatkan agar kita belajar bahasa arab. Semoga Allah memberi keleluasaan dan kesempatan kepada kita.
Aamiin....🤲🤲
Thoyib...👍👍