Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki lafa-lafal paling fasih,
terangkai dalam struktur paling indah dan mengandung makna paling sahih dan
paling benar. Setiap kata dalam Al-Qur’an memiliki makna yang tepat dan
mendalam. Struktur dan makna dalam setiap kalimat ini, tak bisa dipisahkan. Struktur
kalimat dalam Al-Qur’an sangat sistematis dan itu berdampak pada makna yang
dikandungnya. Jika pun keluar dari struktur umum yang berlaku saat itu, pasti
ada rahasia hebat di baliknya.
Contohnya bisa kita lihat dalam surat al-Fatihah ayat 5:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami
mohon pertolongan”
Dalam struktur kalimat normal, seharusnya kalimat tersebut adalah إِيَّاكَ نَعْبُدُ , tapi al-Qur’an menggunakan struktur إِيَّاكَ نَعْبُدُ karena memiliki tujuan, yaitu di dalamnya
terkandung makna pengkhususan sehingga bila struktur إِيَّاكَ
نَعْبُدُ artinya adalah kami beribadah kepada-Mu, tapi struktur إِيَّاكَ نَعْبُدُ artinya menjadi “Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah”.
Demikianlah bahwa struktur dan makna sangat berkaitan. Termasuk didalamnya
penulisan setiap kata dalam al-Qur’an. Ada beberapa kata yang ditulis secara
berbeda, dan itu bukanlah sebuah kesalahan dan tidak juga merupakan sebuah
kebetulan, tapi justru sebuah keunikan bahasa al-Qur’an yang memiliki tujuan.
Penambahan dan pengurangan huruf nya pasti mengandung makna yang sangat
mendalam.
Salah satu kata dalam al-Qur’an yang memiliki bentuk tulisan yang berbeda
adalah kata بسم dan باسم. Kita sering melihat fenomena ini, karena
dua kata ini cukup familiar di telinga kita, kata بسم
sering kita baca dalam fatihah dan sering kita tulis pada saat kita
menulis basmallah, sementara kata باسم
sering kita baca dalam surat al’alaq.
Dalam kitab “I’rab al-Qur’an wa Bayanuhu” diceritakan bahwa dahulu,
kaum Quraisy sebelum Islam, menulis kata “باسمك
اللّهمّ” yaitu dengan menggunakan alif, termasuk Rasulullah Saw juga
menulis باسمك dengan menggunakan
alif, hingga al-Qur’an datang dan menawarkan alternatif tulisan yang berbeda
yaitu tanpa alif menjadi بِسْمِ اللَّهِ,
dan fenomena ini menjadi kajian menarik bagi para ahli bahasa dan ulama tafsir.
Ada berbagai pendapat dari para ulama yang bisa menjelaskan tentang penambahan
dan pengurangan huruf alif pada dua kata tersebut.
Fenomena tersebut memunculkan beberapa argumentasi, yaitu:
- Adanya tulisan suatu kata yang
berbeda dalam al-Qur’an mengarahkan bahwa ada hal penting yang bisa
direnungi
- Penambahan huruf pada suatu
kata yang berbeda dengan kata biasanya, berarti penambahan pola kata itu
akan berpengaruh pada penambahan makna kata tersebut.
- Penambahan pola kata
memungkinkan pada makna perlu pelan-pelan, lambat, perhatian, perenungan
atau pemisahan bagian-bagiannya.
- Pengurangan huruf dalam suatu
kata bisa berarti pada penyusutan kejadian, penyusutan makna dan
penekanannya atau kerapatan bagian-bagiannya.
Mari kita lihat ayat-ayat yang mengandung kata بسم
dan باسم .
Kata بسم terdapat dalam 3 surat yaitu
- surat Al-Fatihah ayat 1 ()
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang
- Surat Hud ayat 41
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ
رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut
nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
- Surat an-Naml ayat 30
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi) nya:
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Sedangkan kata باسم terdapat dalam
surat-surat berikut:
- Surat al-Waqi’ah ayat 73-74
نَحْنُ جَعَلْنَاهَا تَذْكِرَةً وَمَتَاعًا لِلْمُقْوِينَ فَسَبِّحْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi
musafir di padang pasir. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Maha Besar.
- Surat al-Waqi’ah ayat 95-96
إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ فَسَبِّحْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Maka
bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar
- Surat al-‘Alaq ayat 1
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
- Surat al-Haqqah ayat 51-52
وَإِنَّهُ لَحَقُّ الْيَقِينِ فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar kebenaran yang diyakini. Maka
bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang Maha Besar.
Mengapa kata بسم ditulis tanpa alif,
sementara pada ayat lain ditulis dengan alif باسم ? dari ayat-ayat diatas, kita bisa melihat benang merahnya,
yaitu kata بسم digunakan jika
bergandengan dengan kata الله , sedangkan kata باسم digunakan jika bergandengan dengan kata رَبِّك.
Salah satu pendapat mengatakan bahwa sesungguhnya penghilangan huruf ALIF
pada kata باسم yang disusul degan
lafal jalalah (الله) menunjukkan bahwa
kita harus sampai kepada Allah Swt dan mendirikan shalat dengan cara yang
paling singkat dan paling tepat.
Dalam hal ini, huruf yang paling mungkin dihilangkan dari kata باسم tanpa mengubah bunyinya adalah huruf alif.
Oleh karena itu, huruf alif dihilangkan demi menuju kepada Allah dan mengambil
keberkahan dari-Nya dalam setiap pekerjaan yang dilakukan dengan cara secepat
dan sesingkat mungkin, bahkan tanpa perlu memakai perantara. Lafal jalalah (الله) adalah nama diri yang menunjukkan pada
dzat Tuhan dan tiada seorang pun yang menyetarai-Nya. Adapun pada beberapa ayat
lain dan yang di dalamnya terdapat kata باسم
, maka kata ربك bisa mengandung makna
yang menuju pada Allah dan makhluk-Nya.
Menghilangkan satu huruf dalam suatu kata berarti menekan strukturnya dan
cepat dibaca karena posisinya, sehingga menghasilkan makna yang diharapkan,
yaitu bersegera dengan cara yang terbaik dan tanpa perantara. Inilah mujizat
al-Qur’an dan tulisannya.
Wallahu’alam bish-shawwab
Referensi:
- Ensiklopedia Mujizat al-Qur’an
dan Hadits, Hisyam Thalbah dkk
- Maktabah Syamilah
- Al-Quran yang Menakjubkan,
Prof. Issa J. Boullata
Sumber Foto :
https://hurooof.wordpress.com/category/
Wassalam
Tasikmalaya, Ahad,
10 Juni 2018 / 25 Ramadhan 1439 H, 05.40 repost dari Rabu, 26 Desember 2012
#KolaborasiZaiNovi
#ProyekRamadhanAlZayyan
#AlZayyanHari25
#Karya5TahunPernikahan
#SerunyaBelajarBahasaArab
Nuhun..
ReplyDelete