Menikmati Keindahan Mekah dan Madinah
Setelah berpisah dengan keluarga di masjid at-Tin Jakarta,
kami rombongan haji berangkat menuju asrama haji Pondok Gede Bekasi. Kami tiba
pukul 09.30 di Bekasi, langsung menuju Cengkareng dan tiba disana pukul 1
siang. Kami berangkat menuju Jedah pukul 18.20, dan ternyata kami berada di
pesawat selama satu tahun. Karena ternyata kami berangkat di tanggal 30
Desember 2015 dan tiba disana pada tanggal 1 Januari 2016 tepat pukul 00.15.
Moment pergantian kami nikmati diatas pesawat menuju Jeddah. Indah bukan??
Setelah tiba di Jeddah, setelah pemeriksaan dokumen usai,
kami sudah dijemput bis untuk menuju Mekah. Kami langsung dibimbing untuk umroh
terlebih dahulu. Saat pertama kali kali melihat ka’bah, rasanya tak terkatakan.
Tempat ini, yang biasanya ada di sajadah-sajadah tempat kami shalat setiap
hari, sekarang ada di hadapan mata. Tempat yang dirindukan jutaan umat Islam di
seluruh dunia, akhirnya bisa saya datangi setelah perjuangan panjang yang saya
lalui. Saya bersama jamaah lain larut dalam kernduan yang mendalam, air mata
tak cukup mewakili keharuan dan kebahagiaan kami saat akhirnya bisa merasakan
keindahan ini. Rasanya enggan beranjak dari sini. Pantas saja orang yang sudah
pernah merasakan nikmatnya beribadah di Mekah dan Madinah, pasti ingin kembali
dan kembali lagi.
Setelah thawaf, bagian dari umroh selanjutnya adalah sai dan
tahallul, perjalanan sai dari bukit shafa ke bukit marwa dan selanjutnya adalah
perwujudan dari perjuangan Siti Hajar dalam menemukan air zam zam. Saat saya
menginjak Mekah tahun itu, kondisi masjid haram sudah nyaman, perjalanan shafa
dan marwa “hanyalah” jalanan datar dengan ruang masjid yang ac dan nyaman. Tapi
dulu, saat Siti Hajar berjuang, kondisinya adalah bukit padang pasir yang panas
dan terjal, tak mudah menempuh perjalanan berbukit saat itu. Umroh ini diakhiri
dengan tahallul, memotong rambut sebagai simbol berakhirnya kondisi ihram dan
larangannya. Sejak saat itu, kami boleh menggunakan pakaian bebas, dan semua larangan
ihram pun batal.
Pada hari Rabu tanggal 4 Januari 2016, rombongan kami
mengadakan ziarah ke Jabal Tsur, padang Arafah, Muzdalifah, Mina dan Jabal Nur
(Gua Hira). Arafah adalah pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah dikeluarkan
dari surga dan terpisah lama. Arafah, Muzdalifah dan Mina adalah tempat yang
akan kami datangi nanti saat proses haji, maka kami dikenalkan lokasi ini
sebagai survei awal sebelum hari h nanti. Sementara ziarah kami ke Jabal Tsur
dan Jabal Nur adalah menapaki perjuangan Rasul saat menerima wahyu di Gua Hira
atau Jabal Nur dan saat bersembunyi bersama Abu Bakar di Jabal Tsur.
Melihat kondisi medan Jabal Tsur dan Gua Hira, saya
membayangkan betapa beratnya perjuangan da’wah Rasulullah. Kondisi bukit yang
terjal dan tinggi, tentu membutuhkan fisik yang prima dan strategi menuju
lokasi. Nabi menerima wahyu pertama surat al-Alaq ayat 1-5 di Gua Hira yang
berada di Puncak Jabal Nur, dengan ketinggian sekitar 28 meter. Untuk mencapai
lokasi, dibutuhkan waktu sekitar satu jam dengan kondisi batu yang curam dan
terjal. Walaupun saya tidak sampai lokasi, hanya melihat dari bawah, saya bisa
merasakan beratnya medan saat itu dan tak terbayang kuatnya fisik Rasulullah di
usianya menjelang 40 tahun.
Setelah perjalanan ziarah kami yang melelahkan tapi
membahagiakan, aktivitas kami selanjutnya adalah memperbanyak ibadah di
Masjidil Haram, sambil menunggu proses ibadah haji pada tanggal 9 dan 10
Dzulhijjah.
Tepat pada har Ahad tanggal 8 Januari yang bertepatan dengan
8 Dzulhijjah, rombongan haji kami Daarut tauhid berjalan menuju Mina yang
dikenal dengan istilah Tanazul. Kami yang mayoritas masih berusia muda, memilih
untuk berjalan kaki menuju Mina yang berjarak 8 km. Karena kondisi masih pagi
dan perjalanan dilakukan bersama-sama, walaupun jauh tapi kami sangat
menikmatinya. Rombongan yang dipimpin a Agym pun tertib dan saling bantu jika
ada teman rombongan kami yang mengalami kesulitan. Kami saling mengenal karena
menggunakan syal hijau sebagai symbol penanda rombongan kami.
Prosesi Wuquf di Arafah kami laksanakan pada hari Senin
tanggal 9 Januari 2006 yang bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijjah. Tenda kami
dipenuhi air mata saat A Agym menyampaikan khutbah wuquf dan menyampaikan bahwa
wuquf ini adalah simulasi kondisi Padang Mahsyar, dimana semua manusia
berkumpul di satu tempat untuk menanti pengadilan Allah dan pertanggung jawaban
kita di hadapan Allah atas semua hal yang telah kita lakukan di dunia ini.
Saat paling menyedihkan di Mekah terjadi pada hari Sabtu
tanggal 25 Januari 2016. Tiba-tiba saya haid, padahal saya sudah minum pil agar
saya tidak haid saat beribadah haji. Tapi pil apapun tak bisa menghalangi
kehendak Allah. Entah mengapa saya harus haid dalam kondisi sedang menikmati
ibadah di Mekah. Dan yang membuat saya sedih adalah saya tak bisa melihat Kabah
untuk terakhir kalinya melalui thawaf wada’. Air mata pun tak kuasa saya tahan,
entah kapan lagi saya bisa kesini, dan saya tak bisa mengucapkan salam
perpisahan di tempat yang paling dirindukan oleh jutaan umat manusia.
Perjalanan haji kami berikutnya adalah menuju Madinah. Memang
ini bukan merupakan bagian dari prosesi haji tapi Masjid Nabawi adalah masjid
yang dirindukan juga oleh umat Islam karena adanya Raudhah yang merupakan
simbol taman yang menggambarkan kenikmatan dan ketentraman. Hal ini diperkuat
dengan Hadist riwayat Bukhari yang berbunyi
ما بين بيتي ومنبري
روضة من رياض الجنة
artinya “Antara Rumahku dan mimbarku adalah raudhah yaitu taman dari surga dan mimbarku di atas kolam. Raudhah ini adalah tempat rebutan jutaan umat muslim di dunia karena merupakan tempat mustajab doa dan sarana menyampaikan kerinduan pada Rasulullah tercinta.
Kami tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 30 April 2006
pukul 03.30 dinihari. Alhamdulillah kami mendapat hotel yang berdekatan dengan
Masjid Nabawi jadi bisa mengejar Arbain disana. Arbain ini artinya adalah 40,
maksudnya adalah 40 kali waktu shalat yang terbagi menjadi 8 hari. Artinya
selama di Madinah ini, diharapkan kami bisa mengejar shalat berjamaah
berturut-turut selama 8 hari, dengan 5 waktu shalat. Dalilnya adalah hadits
berikut :
من صلى في مسجدي أربعين
صلاة. لا يفوته صلاة, كتبت له براءة من النار, و نجاة من العذاب, و برئ من النفاق
Artinya: Barang siapa
shalat di masjidku empatpuluh shalat tanpa ketinggalan sekalipun, dicatatkan
baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari siksaan dan ia bebas dari
kemunafikan (HR. Ahmad)
Banyak ulama yang berbeda pendapat tentang arbain ini. Ada
yang sepakat dengan alasan bahwa memang kita dianjurkan banyak beribadah di
masjid Nabawi ini. Ada juga yang melihat efek negatifnya diantaranya jika
dianjurkan arbain, kadang setelah arbain selesai, seolah boleh bersantai-santai
ria, padahal kapanpun dan dimanapun kita dianjurkan banyak beribadah, terutama
shalat berjamaah. Yang penting adalah saat kita diberi kesempatan mengunjungi
Mekah dan Madinah, sudah seharusnya kita tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbanyak
ibadah, baik shalat berjamaah, shalat sunnah, berdoa dan lain-lain.
Karena
entah kapan kesempatan itu akan datang menghampiri kita kembali.
Salah satu tempat yang banyak dirindukan untuk mengunjungi
masjid Nabawi adalah Raudhah. Raudhah adalah tempat “favorit” Nabi karena ia
adalah adalah antara rumah nabi dan mimbar tempat Rasulullah menyampaikan dan
menyebarkan ajaran Islam. Alhamdulillah saya diberi kesempatan mengunjungi
Raduhah berkali-kali. Kebetulan teman saya satu grup ada yang menggunakan kursi
roda. Saat di Masjidil Haram Mekah, ia selalu bersama suaminya karena memang
tempat antara laki-laki dan perempuan bercampur, tapi di Masjid Nabawi jamaah
shalat antara perempuan dan laki-laki benar-benar terpisah, begitupula dengan
kunjungan ke Raudhah, ada jadwal khusus wanita yang berbeda dengan pria. Maka
saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan, saya bantu teman satu grup ini untuk
mengunjungi Raudhah. Kebetulan jalur kursi roda berbeda dengan jalur umum, jadi
saya pun terbantu dan dimudahkan untuk mengunjungi Raudhah. Sambil saya tuntun
teman saya yang menggunakan kursi roda ini, saya pun tak harus berdesak-desakan
antri untuk menuju Raudhah. Alhamdulillah.
Sabtu, 120817.06.30
#odopfor99days#semester2#day57
No comments:
Post a Comment