Thursday, November 24, 2022
Thursday, November 17, 2022
Monday, November 7, 2022
Saturday, November 5, 2022
Sunday, February 27, 2022
Saturday, February 26, 2022
Friday, February 25, 2022
Thursday, February 24, 2022
Wednesday, February 23, 2022
Monday, February 21, 2022
Saturday, February 19, 2022
Friday, February 18, 2022
Wednesday, February 16, 2022
Tuesday, February 15, 2022
Monday, February 14, 2022
Sunday, February 13, 2022
Wednesday, February 9, 2022
Tuesday, February 8, 2022
Monday, February 7, 2022
Bisnis Sukses Ala Rasulullah Saw
Hari Senin ini, jadwal belajar saya adalah
terkait tema bisnis. Kali ini kita akan membahas tentang Bisnis Sukses ala
Rasulullah Saw. Rasulullah adalah sosok yang layak untuk diteladani dalam
segala bidang, baik sebagai ayah, kakek, suami, kepala negara dan juga sebagai
pengusaha. Maka sudah seharusnya kita belajar dari Rasulullah, termasuk dalam
hal berbisnis ini.
Ada 3 video yang saya jadikan referensi dalam
tulisan kali ini
Video pertama adalah dari Dewa Eka Prayoga, seperti yang tercantum diatas .
Berikut catatan penting dari videonya.
Sunday, February 6, 2022
Sirah Nabawiyah: Peta Usia Nabi
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas
tentang kajian Sirah Nabawiyah, terkait dengan Peta usia Nabi. Sebelum membahas
peta usia nabi, kita akan sedikit menjelaskan tentang kondisi masyarakat Arab
sebelum Nabi Muhammad diutus.
Keadaan masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad
diutus, sangat sangat bobrok. Al-Qur’an menyebutkan masa itu adalah masa
Jahiliyah. Dari sisi geografis, jazirah Arab saat itu adalah padang pasir
tandus, tak menarik bagi negara manapun untuk menjajahnya. Suku Quraisy banyak
yang tak bisa membaca dan menulis, tapi mereka sangat pandai dalam mengubah
syair, puisi dan sajak.
Ada 3 kondisi masyarakat Arab saat itu yang
disebut Al-Quran sebagai masa Jahil
1.
Sejarah
adalah sunnatullah yang berulang, biasanya zaman yang kosong dari masa
kenabian, maka akan bergerak pada masyarakat yang jahiliyah dari sisi akidah. Menyembah
berhala, matahari dan lain-lain.
2.
Jahiliyah
dalam surat al Maidah ayat 50 berikut
أَفَحُكْمَ
الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ
يُوقِنُونَ
Apakah hukum
Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?
Thursday, February 3, 2022
Wednesday, February 2, 2022
Tirakat dalam Mendidik Anak
Secara bahasa, “tirakat” berasal dari kata
bahasa Arab yaitu thariqah yang artinya jalan. Istilah “tirakat” secara
istilah adalah latihan ibadah dalam rangka memerangi hawa nafsu untuk mencapai
satu tujuan. Tirakat biasa dilakukan oleh seseorang yang memiliki haajat atau
keinginan. Tradisi tirakat banyak dilakukan orang Jawa, baik dilakukan dengan
puasa, tahajud, berdoa, dzikir dan lain lain. Contohnya adalah yang dilakukan
KH Arwani Amran, pengasuh pondok pesantren Tahfidz Qur’an di Kudus. Dalam usaha
untuk menghafal Al-Qur’an, Kyai Arwani menjalani tirakat datang satu jam lebih
awal sebelum masa setor hafalan. Dengan cara itulah, Kyai Arwani diberikan
kemudahan dan berkah dalam menghafal. Dan kini, pesantren tahfidz Quran yang
digagasnya, berkembang pesat.
Praktek tiirakat sebenarnya sudah dilakukan
sejak zaman Nabi Muhammad. Rasulullah dan para sahabatnya banyak menghabiskan
waktu sianya dengan berpuasa, dan malam harinya untuk bermunajat. Mereka sedikit
makan, minum dan mengurangi jam tidurnya.
Terkait mendidik anak, mungkin kita sering
mendengar bagaimana orangtua zaman dahulu sering melakukan tirakat, demi
kesuksesan anak anaknya. Jika kita amati orangtua zaman dahulu, dengan berbagai
keterbatasan, tidak banyak pengetahuan parenting/pengasuhan yang dimilikinya,
tapi ternyata anak cucunya banyak yang sukses dunia akhirat. Tentu faktor
penyebabnya banyak, tapi mayoritas para orangtua ini, sangat ikhlas dan
berjuang keras mendoakan anak anaknya.
Bandingkan dengan kondisi kita sebagai
orangtua. Dengan adanya tsunami informasi tentang berbagai teori parenting,
sampai kita bingung sendiri harus menentukan yang mana, tapi hasilnya tetap
biasa saja. Kita rajin ikut webinar berbagai seminar parenting, baca buku dan
berguru pada berbagai narasumber, tapi kita lupa bekal khusus yang ada dalam
diri setiap orangtua dimanapun, yaitu kecintaan/keikhlasan dalam mendoakan anak
anaknya.
Ada beberapa alternatif cara/tirakat yang dilakukan
para orangtua, diantaranya :
1.
Memastikan
harta yang halal saja yang masuk dalam perut anggota keluarga.
2.
Puasa
hari kelahiran anak, walaupun hanya sebulan sekali
3.
Menjaga
lisan
4.
Setiap
memasak, bisa diiringi dengan banyak membaca basmalah, shalawat dan dzikir lain
5.
Tahajud
6.
Banyak
sedekah
7.
Membaca
Al-Qur’an
Dan masih banyak lagi alternatif yang bisa
dilakukan para orangtua, selain tentu saja mencari ilmunya.
Saya jadi ingat, almarhumah ibu saya banyak
sekali melakukan tirakat untuk kesuksesan dan kebaikan anak anaknya,
diantaranya merutinkan tadarus setiap hari, sedekah ke berbagai pesantren dan
guru ngaji, tahajud setiap hari, mendoakan dan menyebutkan anaknya satu persatu
satu, dengan doa yang berbeda beda dan mungkin masih banyak amalan baik beliau
yang tersembunyi. Semoga Allah memberi balasan yang lebih baik untuk setiap
kebaikan yang dilakukannya. Aamiin
Tuesday, February 1, 2022
Fiqh Shalat
Hari Selasa ini, jadwal belajarnya adalah
tentang Fiqh. Kali ini kita akan belajar tentang Fiqh Shalat. Banyak sekali
bahasan tentang Fiqh Shalat ini, tentu tak bisa semua dibahas disini, karena
ada berjilid jilid buku yang membahas tentang Fiqh Shalat. Kita hanya akan
membahas pengantarnya saja, terkait hal yang inti tentang shalat yaitu Syarat
sah Shalat, syarat wajib shalat, Rukun shalat dan hal yang membatalkan shalat.
Mengapa pembahasan shalat ini penting? Karena shalat
ini adalah tiang agama, jika tiangnya tegak maka bangunan akan tetap berdiri. Jika
tiangnya roboh, maka bangunan pun akan hancur. Dan shalat adalah hal pertama
yang akan ditanya saat hari perhitungan amal nanti. Shalat yang diterima adalah
shalat yang akan menyelamatkan kita dari siksa neraka. Apa kriteria shalat yang
diterima? Yuk lanjut ...
Ciri shalat yang diterima adalah yang memenuhi
syarat syarat:
1.
Terpenuhinya
syarat sah shalat
2.
Rukun
shalat tertunaikan
3.
Terbebas
dari hal yang membatalkan shalat
Kita akan uraikan poin-poin tersebut satu
persatu
Syarat sah shalat:
Monday, January 31, 2022
TIPS BISNIS ALA DEWA EKA PRAYOGA
Hari Senin ini, jadwal belajar saya adalah tentang Bisnis. Mengapa Bisnia? Karena saya pengen belajar lagi segala hal tentang Bisnis, siapa tau ke depannya saya akan menekuni bidang ini di masa tua nanti. Aamiin...
Kali ini saya belajar dari Master bernama Dewa
Eka Prayoga. Siapakah Dewa Eka Prayoga? Berikut adalah profil singkatnya.
Lahir di Sukabumi tanggal 24 April 1991, Kang
Dewa, panggilan akrabnya, mengalami jatuh bangun sebelum menjadi orang sukses
seperti sekarang. Saat baru menikah, mengalami musibah dari investasi bodong
hingga memiliki hutang 7,7 Miliyar yang harus ditanggungnya. Bersama istrinya,
Kang Dewa berusaha menjual berbagai produk hingga menulis berbagai
pengalamannya, dan dari royalti penulisnya, akhirnya berhasil melunasi
hutangnya. Bisnis nya pun berkembang, mulai dari konsultasi bisnis, penjualan
dan penerbitan buku, periklanan, snack dan lain lain.
Beberapa karyanya yang fenomenal adalah, “7
Kesalahan Fatal Pengusaha Pemula”, “30 Hari Jago Jualan”, “Ebook Copywriting”,
dll.
Selain buku, channel Youtube nya juga sukses
ditonton jutaan orang. Banyak tips bisnis dibagikannya, serta beberapa cerita
sukses bisnis dari beberapa pengusaha dan banyak konten lainnya yang bermanfaat
dan sangat layak ditonton.
Salah satu video yang saya tonton adalah 3
Langkah Membangun Bisnis.
Bagaimana kriteria bisnis yang sukses??
Ternyata ada 3 ciri bisnis sukses menurut Kang Dewa yaitu:
Sunday, January 30, 2022
Ngebolang ke Gunung Dago Parung Panjang
Hari Minggu adalah hari jalan jalan yeay...
Saksikan video serunya di sini...
https://youtu.be/humseJoctR8
Jangan lupa like dan subscribe ya hehe
Esensi Belajar Sirah Nabawiyah
Hari Sabtu kemarin, jadwal belajar saya adalah
tentang Sirah Nabawiyah. Tampaknya saya harus belajar lebih banyak lagi tentang
Sirah Nabawiyah, maka saya khususkan hari Sabtu untuk mengkaji segala hal
tentang Sirah Nabawiyah.
Kata “Sirah” berasal dari bahasa Arab yaitu “saara
(سار)” yang artinya “perjalanan”. Maka Sirah
Nabawiyah berarti perjalanan khidupan Nabi Muhammad Saw yaitu sejak lahir
hingga wafatnya. Terminologi ini diperkenalkan pertama kali oleh Ibnu Syihab az
Zuhri (wafat 124 H), seorang ulama Madinah yang merupakan pakar ilmu hadits. Berpuluh
tahun kemudian, Ibnu Hisyam al-Bashri (wafat 218 H) melalui karya-karyanya
memopulerkan istilah tersebut.[1]
Ada juga yang menyebutkan bahwa Sirah itu berarti
tingkah laku, cerita/kisah, jalan atau cara dan biografi. Maka mempelajari Sirah
Nabawiyah adalah suatu keharusan bagi seorang muslim karena Rasulullah
adalah Sosok teladan dalam seluruh aspek kehidupan, dan menjadi tokoh paling
berhasil dalam menciptakan peradaban Islam yang maju.
Sebelum mempelajari Sirah Nabawiyah secara
khusus, kita juga harus memahami esensi belajar Sirah Nabawiyah. Mengapa kita
harus belajar Sirah Nabawiyah? Adalah pertanyaan mendasar yang harus
kita cari jawabannya agar kita lebih antusias untuk belajar Sirah Nabawiyah.
Kajian Kitab Al Hikam
Setiap Jumat, saya menetapkan diri untuk
belajar dari awal kitab Al Hikam, yang dikarang oleh Syaikh Ibnu Athaillah As
Sakandari. Sebelum menelaah isinya, tentu kita harus mengenal siapa pengarang
kitab nya. Ibnu Atha’illah lahir di Kota Iskandariah, Mesir pada tahun 648
H/1250 M dan wafat pada tahun 1309 M. Maka dari kota kelahirannya inilah,
julukan as-Sakandari disematkan pada namanya. Di kota inilah hidupnya
dihabiskan untuk mengajar fikih madzhab Imam Maliki di masjid Al Azhar dan
sekaligus ia dikenal sebaga”master” /Syaikh besar ketiga di lingkungan tarekat
sufi Syadziliyah.
Sejak kecil, Ibnu Athaillah dikenal gemar
belajar. Ia menimba ilmu dari beberapa syaikh secara bertahap. Keluarganya
adalah keluarga yang terdidik dalam lingkungan agama. Kakek dari jalur nasab
ayahnya adalah seorang ulama fiqh pada masanya. Saat remaja, Ibnu sudah belajar
pada ulama ulama besar di kota Iskandariyah.
Thursday, January 27, 2022
Pandemi: Kehilangan dan Menemukan (Hikmah Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidzir
Bulan
Desember 2020 adalah bulan yang cukup berat untuk saya dan keluarga, karena
harus kehilangan pahlawan besar di keluarga kami yaitu Mamah. Dalam kesedihan
mendalam, saya tetap harus bersyukur karena masih bisa mendampingi dan “berkencan”
dengan Mamah di rumah sakit selama 2 malam 3 hari. Peristiwa itu masih melekat
dalam pikiran saya, tak pernah hilang sedetik pun saat mamah harus berjuang
melawan rasa sakit nya. Penyakit gula yang sudah lama diderita, ditambah
kelelahan jiwa dan raga, menjadi wasilah wafatnya mamah tercinta. Hari Sabtu tanggal
19 Desember 2020 pukul 12.20, mamah pergi menghadap pencipta yang lebih mencintainya.
Hari
itu adalah hari yang sungguh tak ingin saya hadapi, bagai mimpi di siang
bolong, saya tak menyangka mamah akan pergi secepat itu. Sebagai orangtua dari
seorang anak 7 tahun bernama Eza, tentu saya berharap mamah akan tetap
mendampingi saya saat Eza lulus sekolah, saat Eza diwisuda sebagai sarjana
hingga saat Eza menikah nanti. Tapi ternyata semuanya terjadi bergitu cepat,
dan saya harus siap menghadapinya, suka tak suka, mau tak mau, saya harus
melewatinya dan belajar mengikhlaskannya, walaupun terasa berat.
Setelah
mamah dishalatkan dan dikubur, malamnya saya tidur cepat, mencoba menghindari
sesuatu yang seharusnya saya hadapi, dan berharap esok, saat bangun tidur, saya
hanya bangun dari mimpi panjang, dan masih bisa bertemu mamah lagi. Tapi
ternyata esoknya tetap hampa, mamah tetap tidak ada, dan saya harus mengatasi
kesedihan dan kehilangan ini, sambil memikirkan tugas ke depan yang pastinya
akan semakin berat. Abah yang juga sudah mendampingi mamah selama 50 tahun,
sangat terguncang. Abah sering tertidur dan berharap masih bisa bertemu mamah,
walau hanya dalam mimpi.
Seminggu
setelah kepergian mamah, kami harus mengadakan resepsi pernikahan keponakan,
yang jauh-jauh hari sudah direncanakan. Mamah banyak meluangkan waktu, tenaga
dan fikiran untuk mempersiapkan pernikahan cucunya, dan tak pernah bisa
dihadirinya. Saat resepsi pernikahan, saya terus mendampingi abah, dan baru
setengah jalan, abah sudah tak kuat, ingin pulang. Saya pun harus merelakan diri
untuk tak mengikuti acara hingga akhir, dan memutuskan untuk menemani abah
pulang ke rumah. Sudah tak ada hasrat untuk berfoto ria, selfie di lokasi
resepsi pernikahan, mencicipi menu catering yang enak. Semuanya serasa begitu
hambar, tanpa ada mamah.
Setelah semua urusan selesai di Tasik, saya dan 3 orang kaka saya memutuskan untuk pulang ke Tangerang. Hidup
harus terus berjalan, kami kembali ke rumah masing-masing, sambil membawa luka
yang entah kapan bisa pulih kembali.
Ini
bukan tentang ikhlas dan tidak ikhlas dalam menyikapi takdir Allah, tapi
tentang memberi ruang pada diri sendiri untuk berduka. Ada yg bisa pulih cepat
setelah kehilangan orang tercinta, ada juga yang butuh waktu lama untuk segera
kembali pada aktivitas semula. Saya harus selektif memilih orang yang saya
jadikan tempat mencurahkan semua isi hati, karena jika bertemu orang yang
salah, bukan pulih yang terjadi, malah bisa jadi semakin terpuruk karena saya
dianggap sebagai orang yang tak ikhlas menerima takdir. Padahal bukan disitu
inti masalahnya. Ini tentang menerima diri sendiri secara manusiawi, memberi
ruang bersedih dan memberi waktu pada diri sndiri untuk memulihkan kembali
semangat dan motivasi untuk hidup. Setiap orang membutuhkan waktu berbeda untuk
bisa bangkit lagi setelah kehilangan orang yang dicintai. Saya jadi bisa lebih
merasakan bagaimana beratnya seseorang yang kehilangan pasangan, kehilangan
anak, kehilangan orangtuanya dan lain-lain. Dan akan menjadi semakin berat saat
menerima stigma negatif sebagai orang yang tak ikhlas menerima takdir. Rasanya
semakin ingin duduk sendiri di pojokan dan tak bertemu banyak orang.
Wednesday, January 26, 2022
Parenting Nabawiyah
Hari Rabu ini, jadwal belajar saya adalah tentang pengasuhan/Parenting. Saya memilih untuk menyimak kajian Parenting Nabawiyah yang disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari. Berikut adalah profil singkat Ustadz Budi Ashari.
Beliau lahir di Tulungagung tanggal 17 April
1975, memiliki seorang istri dan 4 orang anak. Lulusan Universitas Islam
Madinah ini, merupakan pembina Yayasan Kuttab Al Faqih dan dikenal sebagai pakar
sejarah Islam.
Tema parenting nabawiyah ini menarik untuk
dikaji karena keberhasilan ajran Islam dalam menghasilkan generasi terbaik. Setiap
umat, Allah utus seorang nabi dan Rasul yang membimbing dan perantara dalam
menyampaikan ajaran Islam. Semua nabi memiliki profesi yang berbeda-beda, ada
yang berprofesi sebagai petani, pedagang, penggembala dan lain-lain. Tapi ada
profesi utama yang berlaku untuk semua nabi dan Rasul yaitu bahwa mereka adalah
GURU yang bertugas mendidik generasi sesuai dengan wahyu yang diterima. Maka dalam
sejarah peradaban Islam, gaji tertinggi sebuah profesi adalah GURU.
Pendidikan itu bukan bisnis, bukan untuk
mencari uang. Pendidikan adalah pengabdian. Pendidikan yang ditujukan sebagai
lahan bisnis, akan berbeda hasilnya dengan pendidikan yang diniatkan sebagai
pengabdian.
Madrasah, dalam Islam, ditujukan untuk jenjang
setelah jenjang dasar. Jenjang dasar disebut Kuttab (untuk usia 5-12 tahun) dan
diatasnya adalah Madrasah (diatas 12 tahun). Maka kampus itu dulunya disebut
Madrasah. Kampus pertama di muka bumi ini yang diakui UNESCO adalah Madrasah/Universitas
Al Qarawiyyin di kota Maroko.
Parenting nabawiyah bermakna bahwa untuk mendidik
generasi mengacu pada cara Rasul membina dan mendidik umat Islam saat itu,
dimulai dari keluarga, sahabat hingga ke masyarakat. Dan Allah menurunkan
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sampai akhir zaman.
Sejarah Shalat
Hari Selasa kemarin, saya belajar kajian
tentang Fiqh, kali ini saya ambil tema tentang Sejarah Shalat dari Channel
Youtube “Rumah Fiqh Indonesia” dengan narasumber Ust Ahmad Sarwat, Lc, MA.
Siapakah sosok Ust Ahmad Sarwat ini? Berikut profil narasumber nya.
Ustadz Ahmad Sarwat lahir di Kairo tanggal 19
September 1969. Beliau menempuh pendidikan S-1 di Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan
Madzhab di LIPIA Jakarta, lalu melanjutkan magisternya di IIQ Jakarta dengan
konsentrasi Ulumul Quran dan Ulumul Hadits serta meraih gelar Doktor dari IIQ
Jakarta dengan Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Saat ini, menjadi Direktur Rumah Fiqih
Indonesia, sebuah institusi nirlaba yang bertujuan melahirkan para kader ulama
masa mendatang. Sekaligus menjadi inisiator lahirnya Sekolah Fiqh Indonesia,
yang merupakan tempat belajar virtual segala hal tentang Fiqh. Bagi yang ingin
belajar ilmu Fikih secara serius, silakan langsung meluncur ke link berikut Sekolah Fiqih.
Bahkan hebatnya, beliau banyak mewakafkan buku
gratis dalam bentuk pdf pada website yang digagasnya yaitu ::Rumah Fiqih Indonesia |
www.rumahfiqih.comm.
Silakan meluncur dan nikmati lautan ilmu dari pemikiran beliau.
Semoga amal jariahnya dicatat sebagai amal kebaikan beliau.
Monday, January 24, 2022
Merayakan Bahagia... Menjemput Makna
Postingan Favorit
-
Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi se...
-
Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki banyak fungsi. Selain sebagai petunjuk, obat, ia juga adalah sumber ilmu, terutama terkait ...
-
Untuk memahami makna La’allakum Tattaqun, kita harus mengamati penggunaan kata tersebut dalam Al-Qur’an. Kata la’alla dipergunakan da...