Hari Sabtu kemarin, jadwal belajar saya adalah
tentang Sirah Nabawiyah. Tampaknya saya harus belajar lebih banyak lagi tentang
Sirah Nabawiyah, maka saya khususkan hari Sabtu untuk mengkaji segala hal
tentang Sirah Nabawiyah.
Kata “Sirah” berasal dari bahasa Arab yaitu “saara
(سار)” yang artinya “perjalanan”. Maka Sirah
Nabawiyah berarti perjalanan khidupan Nabi Muhammad Saw yaitu sejak lahir
hingga wafatnya. Terminologi ini diperkenalkan pertama kali oleh Ibnu Syihab az
Zuhri (wafat 124 H), seorang ulama Madinah yang merupakan pakar ilmu hadits. Berpuluh
tahun kemudian, Ibnu Hisyam al-Bashri (wafat 218 H) melalui karya-karyanya
memopulerkan istilah tersebut.[1]
Ada juga yang menyebutkan bahwa Sirah itu berarti
tingkah laku, cerita/kisah, jalan atau cara dan biografi. Maka mempelajari Sirah
Nabawiyah adalah suatu keharusan bagi seorang muslim karena Rasulullah
adalah Sosok teladan dalam seluruh aspek kehidupan, dan menjadi tokoh paling
berhasil dalam menciptakan peradaban Islam yang maju.
Sebelum mempelajari Sirah Nabawiyah secara
khusus, kita juga harus memahami esensi belajar Sirah Nabawiyah. Mengapa kita
harus belajar Sirah Nabawiyah? Adalah pertanyaan mendasar yang harus
kita cari jawabannya agar kita lebih antusias untuk belajar Sirah Nabawiyah.
Berikut adalah beberapa manfaat dan alasan
mengapa kita harus belajar Sirah Nabawiyah
1.
Menumbuhkan
cinta kepada Nabi Muhammad Saw
2.
Memudahkan
memahami Al-Qur’an
3.
Mempelajari
Pola Pembinaan Generasi terbaik
4.
Menguatkan
keimanan
5.
Merupakan
sumber inspirasi
6.
Menjadi
sumber hukum syariah, karena penulisannya menggunakan jalur sanad terpercaya
7.
Mempelajari
agama secara keseluruhan.
Dan masih banyak lagi alasan dan manfaat
mempelajari Sirah Nabawiyah.
Ada beberapa kitab yang masyhur menjadi rujukan
atau referensi tentang Sirah Nabawiyah yaitu:
1.
Sirah
Ibnu Hisyam yaitu Sirah Nabawiyah yang dianggap sebagai Sirah tertua
serta masih tersedia saat ini.
2.
Ar-Rahiqul
Makhtum karya al-Mubarakfurri, yaitu Sirah Nabawiyah yang memiliki
kriteria kuat dalam penyusunannya dan hanya memasukkan riwayat yang benar-benar
shahih. Kitab ini menjadi peringkat pertama dalam kompetisi penulisan Sirah
Nabawiyah yang diselenggarakan oleh Rabithah Alam Islami.
3.
Sirah
Ibnu Ishaq, kitab aslinya sayangnya telah hilang. Yang beredar sekarang adalah
hasil saduran para ulama dari Sirah Ibnu Hisyam.
Ada juga beberapa kitab lain yang ditulis oleh
ulama kontemporer. Banyaknya referensi tentang Sirah Nabawiyah ini semoga
membuat kita semakin semangat mempelajari Sirah Nabawiyah ini sebagai
bukti kecintaan kita kepada Allah. Karena
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31, yang artinya Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Mengapa bukti kecintaan kita kepada Allah harus
dibuktikan dengan mengikuti Rasulullah Saw? Karena Rasulullah adalah sosok
hebat yang mencintai dan dicintai Allah Swt. Dan kita tak perlu lagi mencari
sosok teladan, karena kehidupan Rasulullan dengan para sahabatnya adalah prototipe
atau model kehidupan sukses yang sudah terbukti.
Demikian pengantar bahasan tentang Sirah
Nabawiyah. Berikutnya insya allah kita akan membahas detail kehidupan Nabi
Muhammad Saw.
Ahad, 30 Januari 2022, 15.00 (rumah
dinas)
Terima kasih Ibu, pengingatnya <3
ReplyDeletesama sama Riris shalihah
Delete