Hari Rabu ini, jadwal belajar saya adalah tentang pengasuhan/Parenting. Saya memilih untuk menyimak kajian Parenting Nabawiyah yang disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari. Berikut adalah profil singkat Ustadz Budi Ashari.
Beliau lahir di Tulungagung tanggal 17 April
1975, memiliki seorang istri dan 4 orang anak. Lulusan Universitas Islam
Madinah ini, merupakan pembina Yayasan Kuttab Al Faqih dan dikenal sebagai pakar
sejarah Islam.
Tema parenting nabawiyah ini menarik untuk
dikaji karena keberhasilan ajran Islam dalam menghasilkan generasi terbaik. Setiap
umat, Allah utus seorang nabi dan Rasul yang membimbing dan perantara dalam
menyampaikan ajaran Islam. Semua nabi memiliki profesi yang berbeda-beda, ada
yang berprofesi sebagai petani, pedagang, penggembala dan lain-lain. Tapi ada
profesi utama yang berlaku untuk semua nabi dan Rasul yaitu bahwa mereka adalah
GURU yang bertugas mendidik generasi sesuai dengan wahyu yang diterima. Maka dalam
sejarah peradaban Islam, gaji tertinggi sebuah profesi adalah GURU.
Pendidikan itu bukan bisnis, bukan untuk
mencari uang. Pendidikan adalah pengabdian. Pendidikan yang ditujukan sebagai
lahan bisnis, akan berbeda hasilnya dengan pendidikan yang diniatkan sebagai
pengabdian.
Madrasah, dalam Islam, ditujukan untuk jenjang
setelah jenjang dasar. Jenjang dasar disebut Kuttab (untuk usia 5-12 tahun) dan
diatasnya adalah Madrasah (diatas 12 tahun). Maka kampus itu dulunya disebut
Madrasah. Kampus pertama di muka bumi ini yang diakui UNESCO adalah Madrasah/Universitas
Al Qarawiyyin di kota Maroko.
Parenting nabawiyah bermakna bahwa untuk mendidik
generasi mengacu pada cara Rasul membina dan mendidik umat Islam saat itu,
dimulai dari keluarga, sahabat hingga ke masyarakat. Dan Allah menurunkan
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sampai akhir zaman.
Sistematika Al-Qur’an terbagi menjadi 2 yaitu
berdasarkan urutan turunnya wahyu dan berdasarkan urutan nomor surat seperti
yang ada di mushaf kita sekarang ini. Ada seorang ilmuwan yang merupakan dosen
di Riyadh, secara khusus mengkaji Al-Qur’an berdasarkan urutan turunnya wahyu,
ternyata setelah dikaji, Al-Qur’an (berdasarkan urutan turunnya wahyu) terdiri
dari 3 tahapan yang sistematis yaitu
1 1. . Perbaikan
Individu (اصلاح النفس)
2 2. Perbaikan
Masyarakat (اصلاح المجتمع)
3. Perbaikan
Negara (اصلاح الدولة)
Yang paling esensi dari sebuah kurikulum adalah
:
1.
Urutan
2.
Tahapan
Dari proses turunnya Al-Quran, kita melihat
bahwa urutan pengajaran adalah dimulai dari pondasinya yaitu aqidahnya dulu
yang saat itu ditanamkan selama 13 tahun di Mekah, baru dilanjutkan dengan
membangun masyarakatnya di Madinah selama 10 tahun.
Ada 3 tema besar isi ayat ayat Al-Qur’an yaitu
Hukum, Aqidah dan Sejarah. Maka kalau kita mau serius mendalami konsep Al-Quran
dalam pendidikan, maka fokuskan pada 3 tema besar itu yaitu Aqidah, Hukum dan
Sejarah. Porsi pembahasan sejarah harus sama besar dengan Aqidah, karena dampak
sejarah terhadap penanaman karakter yang baik terhadap jiwa manusia, sudah
berhasil dilakukan Al-Qur’an selama ribuan tahun.
Metode Al-Qur’an dalam mengenalkan Allah adalah
melalui makhluk-Nya. Contohnya adalah saat Al-Qur’an membahas tentang hujan,
ada banyak ayat yang berbicara tentang hujan. Dari satu teman ini saja, ada
banyak hal yang bisa dijelaskan dari sisi aqidah, fungsi hingga analoginya
dengan proses kebangkitan. Kita akan bahas beberapa ayat saja yang membahas
tentang hujan.
1. Dalam surat Al Anfal: 11
إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً
مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ
عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ
الأقْدَامَ
(Ingatlah),
ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan
Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan
itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan
hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki (mu).
2. Dalam surat Qaaf ayat 9
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً
مُبَارَكًا فَأَنْبَتْنَا بِهِ جَنَّاتٍ وَحَبَّ الْحَصِيدِ
Dan Kami
turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,
3. Dalam surat an Naba ayat 14
وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ
مَاءً ثَجَّاجًا
dan Kami
turunkan dari awan air yang banyak tercurah,
4. Dalam surat Qaaf ayat 10-11
وَالنَّخْلَ بَاسِقَاتٍ لَهَا طَلْعٌ
نَضِيدٌ
رِزْقًا لِلْعِبَادِ وَأَحْيَيْنَا
بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ الْخُرُوجُ
dan pohon kurma
yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,
untuk
menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah
yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.
Pada nomor
1 dijelaskan tentang fungsi hujan yaitu bahwa fungsi hujan itu untuk menyucikan
/membersihkan, menghilangkan gangguan-gangguan setan, untuk menguatkan hati dan
memperteguh telapak kaki mu.
Pada nomor
2, disebutkan bahwa hujan adalah air yang diberkahi. Jadi dulu para sahabat
sering mengeluarkan barang barang jika turun hujan, karena ditanamkan bahwa hujan
itu adalah air yang diberkahi.
Pada nomor
3, dijelaskan tentang proses turunnya hujan
Pada nomor
4, menjelaskan analogi hujan dengan proses kebangkitan.
Demikianlah
metode Al-Qur’an dalam menjelaskan satu tema, dari berbagai aspek, dari mulai
proses, fungsi hingga analogi dengan tema besar yaitu kebangkitan. Metode
Al-Qur’an dalam mengenalkan Allah adalah dengan menggunakan makhluk Allah.
Al-Qur’an
juga membahas Kurikulum penting terkait pendidikan generasi untuk mengatasi ketersesesatan.
Segala keburukan, kesesatan generasi akan selesai dengan konsep ini. Konsepnya terdapat
dalam surat-surat berikut.
1. Surat Al Baqarah ayat 129
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا
مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ
أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan
mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunah) serta menyucikan
mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. Surat Al Jumuah ayat 2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ
رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka
dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunah). Dan sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,
3. Surat Al Baqarah ayat 151
كَمَا
أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا
وَيُزَكِّيكُمْ
وَيُعَلِّمُكُمُ
الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami
telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami
kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah
(As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Dari ketiga ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tahapan kurikulum
pendidikan generasi hebat adalah
1.
Membacakan ayat
2.
Menyucikan jiwa
3.
Mengajarkan alkitab/Al-Qur’an
4.
Mengajarkan hikmah
5.
Mengajarkan ilmu lain yang bermanfaat
Demikian pengantar
dari parenting nabawiyah yang tentu masih harus lebih dalam lagi kajiannya. Ini
baru tahap awal saja yang membuat saya banyak tercengang dan terinspirasi. Semoga
kita diberi kekuatan dalam mendidik generasi hebat di zaman sekarang.
Link Video
lengkapnya:
Rabu, 26 Januari 2022, 18.20 (rumah
dinas)
No comments:
Post a Comment