Setiap Jumat, saya menetapkan diri untuk
belajar dari awal kitab Al Hikam, yang dikarang oleh Syaikh Ibnu Athaillah As
Sakandari. Sebelum menelaah isinya, tentu kita harus mengenal siapa pengarang
kitab nya. Ibnu Atha’illah lahir di Kota Iskandariah, Mesir pada tahun 648
H/1250 M dan wafat pada tahun 1309 M. Maka dari kota kelahirannya inilah,
julukan as-Sakandari disematkan pada namanya. Di kota inilah hidupnya
dihabiskan untuk mengajar fikih madzhab Imam Maliki di masjid Al Azhar dan
sekaligus ia dikenal sebaga”master” /Syaikh besar ketiga di lingkungan tarekat
sufi Syadziliyah.
Sejak kecil, Ibnu Athaillah dikenal gemar
belajar. Ia menimba ilmu dari beberapa syaikh secara bertahap. Keluarganya
adalah keluarga yang terdidik dalam lingkungan agama. Kakek dari jalur nasab
ayahnya adalah seorang ulama fiqh pada masanya. Saat remaja, Ibnu sudah belajar
pada ulama ulama besar di kota Iskandariyah.
Ibnu Athaillah telah melahirkan banyak karya
dalam berbagai cabang ilmu. Ada kurang lebih 20 buku yang dihasilkannya,
meliputi bidang tasawwuf, tafsir, aqidah, hadits, nahwu dan ushul fiqh.
Beberapa kitab lainnya yang ditulis adalah Al Tanwir fi Isqath al Tadbir, Miftah
al Falah, Al Hikam dan lain-lain. Dari beberapa karyanya, yang paling masyhur
adalah Kitab al Hikam. Al Hikam merupakan jama’ dari kata “hikmah” yaitu kata
kata yang mengandung ilmu yang bermanfaat. Maka isi kitab al Hikam adalah kumpulan
kata-kata hikmah yang mengandung makna/hakikat ilmu tauhid dan tasawwuf. Ada kurang lebih 264 kata-kata hikmah dalam
kitab Al Hikam yang dikaji oleh berbagai kalangan di seluruh dunia. Corak
pemikiran Ibnu Athaillah dalam bidang tasawuf sangat berbeda dengan para tokoh
sufi lainnya. Ia menekankan nilai tasawwuf pada ma’rifat. Beberapa pemikirannya
dalam kitab al Hikam adalah sebagai berikut:
1.
Tidak
dianjurkan para muridnya untuk meninggalkan profesi dunia mereka
2.
Tidak mengabaikan
penerapan syariat Islam
3.
Zuhud
tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasarnya Zuhud adalah
mengosongkan hati selain Allah.
4.
Tidak
ada halangan untuk menjadi miliuner yang kaya raya, asal tidak bergantung pada
harta yang dimilikinya.
5.
Berusaha
merespons apa yang sedang mengancam kehidupan umat, berusaha mengisi kekeringan
spiritual yang dialami banyak orang.
6.
Tasawwuf
adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri sesuai
dengan ketentuan Allah. Ada 4 aspek penting dalam tasawwuf yaitu berakhlak
dengan akhlak Allah, senantiasa melaksanakan perintah-Nya, dapat menguasai hawa
nafsunya serta berupaya selalu bersama dengan-Nya secara sungguh-sungguh.
7.
Ma’rifat
adalah salah satu tujuan dari tasawwuf yang diperoleh dengan 2 jalan yaitu mawahib
(Tuhan memberikannya secara langsung) dan makasib (melalui usaha / berbagai
latihan seperti dzikir, wudhu, puasa dll).
Demikian pengantar tentang profil pengarang
Kitab al Hikam dan sekilas mengenal pemikiran utama dalam kitab yang masyhur
ini.
Bagi yang ingin download kitab nya yang ada terjemah bahasa Indonesianya, klik disini.
Insya Allah mulai minggu depan kita
akan kaji penjelasan kitab Al Hikam ini dari berbagai narasumber.
Ahad, 30 Januari 2022, 08.30 (rumah dinas)
No comments:
Post a Comment