Hari Rabu kemarin adalah hari
peringatan berdirinya koperasi. Saya nyaris lupa jika saja tak bergabung dengan
grup wa koperasi, yaitu grup para manajer dan pejuang koperasi yang
mendiskusikan berbagai hal terkait koperasi. Tahun ini peringatan hari koperasi
yang ke-70 sudah dilaksanakan pada tanggal 12-15 Juli 2017 di Makasar dengan
tema “Koperasi Menuju Pemerataan
Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan untuk Memperkokoh NKRI."
Saya jadi terkenang kembali
perjalanan saya hingga akhirnya “dipaksa” berkecimpung di dunia koperasi.
Awalnya saya mengenal koperasi saat saya mesantren di MTs sebuah pesantren di
Balaraja Tangerang puluhan tahun lalu (jadi berasa tua hehe). Saat itu hanya
menjadi anggota saja sebagai pengguna jasa koperasi di sekolah. Menginjak SMA,
saya ga berkecimpung dunia perkoperasian, menikmati masa remaja yang sering
galau haha.
Saat kuliah, juga saya mengenal
koperasi saat menjadi anggota koperasi mahasiswa di kampus tempat saya belajar.
Tak banyak aktivitas koperasi yang saya ikuti. Saat bekerja setelah lulus
kuliah lah, saya mangenal lebih dekat seluk beluk koperasi ini. Awalnya saya
menjadi anggota koperasi pegawai di tempat saya bekerja sejak tahun 2004.
Bahkan, saya “dipaksa”menjadi
pengurus koperasi di tahun 2007, walau sudah berusaha menghindar dengan cara
mudik ke Tasik supaya tak tersentuh hiruk pikuk pemilihan pengurus. Saya juga tak berminat
sama sekali menjadi pengurus. Ternyata takdir berkata lain, anggota sepakat
membolehkan memilih pengurus walau tak hadir di tempat. Ya sudah saat amanah
tertancap di pundak, saya harus mencoba menunaikannya. Pasti ada rencana terbaik Allah di baliknya.
Saya mulai belajar otodidik tentang
perkoperasian, terutama masalah akuntansi. Saya mulai membaca buku tentang
asset, neraca, penyusutan dan istilah istilah lain yang baru saya dengar dan
harus saya fahami dalam waktu singkat. Belum lagi kejadian traumatik menimpa
terkait kinerja saya di koperasi. Saya mengalami tekanan psikologis yang
melelahkan dan menyakitkan. Mental saya ternyata belum siap menghadapi tekanan
pekerjaan dan psikologis sekaligus.
Selama dua tahun kepengurusan dari tahun 2007 hingga 2009,
katanya anggota puas karena SHU (Sisa Hasil Usaha) meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya, ini berkat kerja tim pengurus yang kompak dan mau berjuang keras
untuk kesejahteraan anggotanya. Tapi saat anggota meminta saya kembali menjadi
pengurus, saya menolak. Saya ingin menyembuhkan luka psikologis dulu demi
kesehatan mental saya. Saya pun memohon ijin untuk tak menjadi pengurus kembali
dengan alasan mau melanjutkan kuliah ke S2.
Waktu pun berlalu, 7 tahun saya tak
terlibat di kepengurusan, ternyata berita menghebohkan datang. Koperasi dilanda
masalah mis manajemen keuangan yang merugikan anggota. Saya pun terpanggil
kembali. Saya kembali terpilih menjadi pengurus di tahun 2016, semoga mental saya sudah siap
menghadapi segala kondisi terburuk. Hanya saja kondisi saya yang sudah punya
suami dan anak, tentu berbeda dengan kondisi sebelumnya yang full tenaga. Sekarang
saya harus membagi pikiran dan tenaga untuk berbagai hal.
Alhamdulillah 6 bulan menjadi
pengurus, saat pembagian SHU anggota pun senang karena nominalnya meningkat
dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dua tahun kepengurusan masih tersisa, saya
mulai kenal berbagai komunitas koperasi, mengikuti berbagai pelatihan, bahkan
program koperasi ini menjadi program unggulan saat saya melamar menjadi Manager
Keuangan IIP (Institut Ibu Profesional).
Semoga berbagai amanah ini membuat
saya lebih menebar manfaat dan berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat. Saya mengikuti saja skenario Allah dalam hidup saya. Koperasi mengajarkan
saya banyak hal dan membuat saya bertumbuh. Ternyata saya harus dipaksa untuk
belajar. Dipaksa sambil praktek. Belajar keuangan setelah menjadi bendahara,
lebih terasa sensasinya karena harus langsung diaplikasikan.
Jayalah koperasi, semoga semakin
berkibar dalam memberikan kesejahteraan pada anggota dan rakyat Indonesia. Salam
koperasi.
Semoga Bermanfaat
Sabtu, 150717.08.25
#odopfor99days#semester2#day39
No comments:
Post a Comment