Saat perjalanan pulang mudik dari
Tasik dan Kudus, saya iseng bertanya pada Eza,
“Mas, enakan mana, pulang ke Tasik
atau ke Kudus?”
Eza bilang, “Dua duanya. Tasik dan
Kudus”
Suami langsung memuji jawabannya
yang tak kita duga. Saya fikir dia akan memilih salah satunya, ternyata
jawabannya sangat cerdas, memuaskan dan sesuai harapan kami, yaitu dia nyaman
dan dekat kepada dua kakek neneknya..
Yang harus saya syukuri saat Eza
lahir adalah dia masih memiliki kakek neneknya lengkap dari kedua belah pihak
yaitu mbah ti dan mbah kus dari pihak suami dan mamah abah dari pihak saya. Eza
memiliki keluarga lengkap adalah merupakan anugerah terindah yang akan dikenang
sepanjang hidupnya.
Sejak awal, saya dan suami sepakat,
kalau kami punya anak, maka ia harus memiliki kesempatan yang sama untuk dekat
dengan kedua kakek neneknya. Tidak diberikan kesempatan yang lebih banyak untuk
dekat pada salah satunya. Konsekuensinya memang biaya yang harus disiapkan
untuk mudik, itu sangat banyak karena harus melintasi 4 provinsi yaitu Banten,
DKI, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Perjalanan BSD Tangsel, Tasik dan Kudus
bukanlah perjalanan dekat, tapi harus ditempuh dengan ratusan kilometer yang
juga menuntut stamina prima, baik kami sebagai penumpang, apalagi suami sebagai
supir.
Awalnya saya takut, Eza jadi
kecapean dan sering sakit, tapi ternyata sebaliknya, niat silaturahmi yang kuat
dibayar Allah dengan kuatnya badan Eza dan kami orang tuanya, hingga setiap
tahun kami bisa meluangkan waktu untuk mudik ke Tasik dan Kudus secara
bergantian. Kami memutuskan untuk bergiliran lebaran, tahun kemarin lebarran
hari pertama di Kudus, maka tahun ini lebaran hari pertama nya di Tasik. Ini
menggembirakan kakek neneknya karena punya kesempatan untuk dekat dengan
cucunya dan silaturahmi ke saudara dan tetangga pada hari pertama dan kedua
lebaran.
Kadangkala, sebagai pihak istri kita
pengen anak kita lebih dekat pada keluarga kita, begitupun suami. Jika tidak
bijak, ini akan memicu konflik yang melelahkan. Apalagi jika kampung orang tua
dan mertua berjauhan seperti kami, harus melintasi beberapa provinsi. Syukur kalau
orangtua dan mertua berdekatan jadi bisa memiliki kesempatan yang lebih banyak
untuk kedua kakek neneknya.
Mengapa kita harus memberikan
kesempatan yang sama pada anak untuk mengenal kedua kakek neneknya? Ini akan
berpengaruh positif pada perkembangan jiwanya. Semakin anak kita mendapatkan
kasih sayang positif dan berlimpah dari lingkungannya, maka anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang percaya diri dan penyayang pada sesamanya.
Suami kita juga masih punya
kewajiban untuk berbakti pada orangtua dan keluarganya. Jika suami dekat dengan
keluarganya dan bahagia, ini juga akan berpengaruh positif pada kita,
keluarganya. Kadang ada beberapa istri
yang tak memberikan ruang yang sama untuk suaminya agar dekat dengan
keluarganya dengan berbagai alasan. Ini akan menjadi beban pikiran sendiri buat
suami.
Semoga niat silaturahmi setiap mudik
kita, berbuah keberkahan dalam keluarga kita. Semua biaya yang sudah
dikeluarkan setiap perjalanan mudik, diniatkan sedekah dan tabungan kebaikan
kita yang semoga mengundang rejeki yang lebih banyak lagi. Yakin saja bahwa
setiap kebaikan itu takkan pernah disia siakan Allah dan ridha kedua orang tua
akan mengundang keberkahan hidup yang luar biasa. Ini saya rasakan sekali
berkah doa orang tua dalam kehidupan keluarga saya. Alhamdulillah jarang sakit
dan tak ada masalah serius yang mengundang konflik berkepanjangan. Rasanya tenang,
tentram dan alhamdulillah bahagia. Semoga kami masih punya waktu lebih banyak
untuk berbakti kepada orang tua dan memberi ruang kebahagiaan untuk Eza dan
kakek neneknya.
Semoga Bermanfaat
Sabtu, 080717.06.30
#odopfor99days#semester2#day38
No comments:
Post a Comment