Materi kelima dari kelas bunda
sayang adalah tentang literasi dan menstimulasi anak suka membaca. Tantangannya
seru, membuat pohon literasi yang di dalamnya berisi buku-buku hasil bacaan Eza
dan saya serta suami sebagai orang tuanya yang harus memberikan contoh agar
tumbuh kebiasaan membaca pada Eza.
Tantangan pohon literasi ini
bertepatan dengan puasa Ramadhan, lumayan kondusif dan berhasil hingga
menjelang Ramadhan. Tetapi saat lebaran, tantangannya semakin besar. Berkumpulnya
semua anggota keluarga membuat Eza lebih senang bermain bersama saudara
sepupunya saat liburan dan lebaran. Bekal mudik yang saya bawa yaitu buku dan
mainan, hanya disentuh sedikit sama Eza. Di mobil, Eza lebih senang
melihat-lihat jalan dan tidur saking capenya karena harus menempuh perjalanan 4
provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Saat di Tasik, Eza bermain dengan
kakak-kakak sepupunya, mulai main petak umpet, main lego, main balok, nonton,
hingga bergulung-gulung di kasur dan seru-seruan. Nyaris buku tidak tersentuh
sama sekali. Sementara di Kudus, mbah nya mengajak Eza jalan-jalan ke sawah
untuk melihat kambing, sapi dan berbagai pemandangan. Juga memanjakannya dengan
membelikan berbagai jenis mainan yang membuatnya anteng berjam jam bermain. Adik
sepupunya yang usianya tak jauh beda, membuat Eza senang bermain mulai dari
main sepeda, mengisi truk pasir, dan segala jenis permainan yang membuatnya
anteng dan tak ingat dengan buku.
Berbagai agenda silaturahmi lebaran
juga membuat kami sibuk dan lupa mengingatkan Eza untuk membaca buku. Target pun
sedikit berubah, kami memanfaatkan momen ini untuk mengajarkan Eza tentang adab
bertamu, etika bersilaturahmi, menghadapi orang baru dan mengenalkan Eza dengan
beberapa saudara dan teman serta sahabat yang bisa jadi baru ketemu. Alhamdulillah
sejauh ini, saya dan suami puas dengan kemampuan Eza bersosialisasi, ia tak tak
takut menghadapi orang baru, cepat akrab dengan keluarga bahkan anaknya
teman-teman saya dan suami yang baru bertemu pun Eza tak segan segan, langsung bermain
bersama. Setiap kali kami pergi bersilaturahmi, Eza selalu bertanya, “Ada temen
aku ngga?” itu artinya ada temen seusia dia ngga yang bisa diajak bermain. Rasanya
menyenangkan mengajak Eza berjalan-jalan, tak rewel dan tak susah makan. Peer saya
dalam menstimulus anak membaca adalah saat dalam kondisi perjalanan dan
berkumpul bersama orang lain.
Peer saya berikutnya terkait
stimulus membaca ini adalah mengajak papanya Eza untuk menumbuhkan kebiasaan
membaca di keluarga. Ia lebih senang mendengarkan kajian lewat laptop atau
menonton televisi terkait berita, pertandingan olahraga dan lain-lain. Hal ini
berpengaruh pada kondisi Eza yang akhirnya lebih senang menonton dibanding
membaca. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri karena saya tak bisa berjuang
sendirian dalam menumbuhkan kebiasaan membaca Eza. Semoga ke depannya, saya
bisa menularkan semangat membaca dan suami mendukung dalam menumbuhkan budaya
literasi di keluarga.
Semoga Bermanfaat
Sabtu, 150717.09.10
#odopfor99days#semester2#day40
No comments:
Post a Comment