Pernahkah anda merasa....
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا أبِي، أَخْبَرَنَا هَاشِمٌ، أَخْبَرَنَا صَالِحٌ، عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ، عَنْ أَبِي الْجَلْدِ قَالَ: قَالَ مُوسَى: إِلَهِي، كَيْفَ أَشْكُرُكَ وَأَصْغَرُ نِعْمَةٍ وَضَعْتَهَا عِنْدِي مِنْ نِعَمِكَ لَا يُجَازِي بِهَا عَمَلِي كُلُّهُ؟ قَالَ: فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ أَنْ يَا مُوسَى، الْآنَ شَكَرْتَنِي
Abdullah bercerita, ayahku mengabarkan, Hasyim mengabarkan, Shalih mengabarkan dari Abu Imran, dari Abu al Jald, ia berkata: “Musa berkata: “Tuhanku, bagaimana cara(ku) bersyukur kepada-Mu, sedangkan nikmat terkecil yang Kau letakkan di sisiku, termasuk nikmat-nikmat Mu yang tidak mungkin berbalas dengan semua amalku?” Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa, (Allah berfirman): “Wahai Musa, sekarang ini kau sudah bersyukur kepada-Ku,”
(Imam Ahmad bin Hanbal, al Zuhd, Kairo)
Maka saat kita tidak percaya diri untuk berdoa dan meminta pada Allah, tetaplah berdoa dan memuji Allah, jangan berhenti... Mulailah dengan bersyukur dan memuji nama Nya...
اللهمّ إِنَّكَ تَعْمَلُ عَجْزِي عَنْ مَوَاضِعِ شُكْرِكَ، فَاشْكُرْ نَفْسَكَ عَنِّي
“Ya Allah, sungguh Kau mengetahui ketidak mampuanku
bersyukur sesuai dengan (semua karunia)-Mu, maka bersyukurlah pada DiriMu
sendiri sebab (ketidak mampuan)ku (itu).
(Imam Abu Bakr Muhammad al Kalabadzi, Kitab al Ta’arruf
li madzhab ahl al Tasawwuf)
Ketidakpercayaan diri dalam berdoa, ternyata juga dirasakan suami saat kita ngobrol. Apakah ini terkait dengan kepribadian juga yang cenderung merasa tidak pede dalam beberapa hal? wallahu alam. Hikmahnya adalah bahwa kita tidak boleh berhenti belajar dan bersyukur. Salah satu cara bersyukur adalah dengan berdoa, doa bukanlah meminta supaya keinginan kita dikabulkan Allah, tapi bentuk penghambaan bahwa kita sangat lah lemah dan membutuhkan Allah sebagai Dzat yang Maha Kuasa.
No comments:
Post a Comment