Mari kita perhatikan lebih detail kedua ayat ini...
Surat Al Baqarah ayat 125
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ
وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى
اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ
وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
Ingatlah ketika Kami menjadikan rumah itu (Ka'bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. (Ingatlah ketika Aku katakan,) "Jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat," (Ingatlah ketika) Kami wasiatkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang itikaf serta yang ruku' dan sujud (shalat)."
Surat al Hajj ayat 26
وَاِذْ بَوَّأْنَا لِاِبْرٰهِيْمَ مَكَانَ الْبَيْتِ اَنْ لَّا تُشْرِكْ بِيْ شَيْـًٔا وَّطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْقَاۤىِٕمِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
Ingatlah ketika Kami menempatkan Ibrahim di tempat Baitullah (dengan berfirman), "Janganlah engkau mempersekutukan Aku dengan apapun, sucikanlah rumah Ku bagi orang-orang yang tawaf, orang yang beribadah, serta ruku' dan sujud
Pada kedua ayat itu, ada kata berbeda yang digunakan yaitu 'aakifin (الْعٰكِفِيْنَ), sementara pada surat al Hajj menggunakan kata qaaimin (الْقَاۤىِٕمِيْنَ ), padahal kata sebelum dan sesudahnya adalah sama, yaitu sebelumnya dengan kata ath thaifin (الطَّاۤىِٕفِيْنَ) dan setelahnya dengan kata ar ruk'ka'is sujud
(الرُّكَّعِ السُّجُوْدِ). Fenomena ini menarik untuk dibahas karena biasanya ada alasan yang penting dan harus diperhatikan.
Pada surat al Baqarah ayat 125
Konteksnya, ayat ini menjelaskan bahwa Mekah adalah tempat berkumpul dan Kabah adalah tempat yang aman untuk ditempati. Maka kata yang digunakan adalah tepat yaitu itikaf atau berdiam diri. Indikator nya terlihat dari kata "matsabah" yang bermakna tempat berkumpul. Maka Kabah adalah tempat untuk itikaf yang aman dan tempat berkumpul nya seluruh manusia dari berbagai tempat.
Kata "'akifin" digunakan juga di beberapa surat yaitu: al A'raf ayat 138 dan surat Thaha ayat 97, asy Syu'ara ayat 71
Pada surat al Hajj ayat 26
Konteksnya ayat ini menjelaskan larangan untuk berbuat musyrik. Bentuk manifestasi tidak musyrik adalah dengan beribadah, salah satunya dengan thawaf, shalat, sujud dan haji. Maka sangat tepat menggunakan kata alqaimin atau yang beribadah sebagai indikator ibadah yang menunjukkan melawan kemusyrikan dan sebagai simbol tauhid bahwa ibadah itu hanya untuk Allah, tidak boleh menyekutukan-Nya.
Sumber Tulisan:
No comments:
Post a Comment