Saat kita membaca Al-Qur’an
yang berbahasa Arab, sebagian dari kita mungkin tidak mengerti isinya, sebagian
lainnya membaca terjemah untuk memahami isinya dan bagi yang sudah bisa
berbahasa Arab, akan terasa bahwa bahasa Arab dalam Al-Qur’an itu indah, mudah
dan menarik. Indah karena susunan kalimatnya luar biasa, sehingga membuat para
ahli bahasa Arab berdecak kagum, mudah karena kata-katanya sederhana tapi
mengandung makna yang berlapis lapis, menarik karena kadang sesuai dengan
kaidah bahasa yang berlaku, seringkali juga malah menyimpang dari tata bahasa
baku tapi tetap bermakna.
Hal lain yang merupakan keunikan
Al-Qur’an yang membuatnya berbeda dengan yang lain adalah bahwa ia tidak pernah
usang meski sering diulang-ulang dan tidak membosankan meski sering dibaca oleh
jutaan orang.(Al Quran yang Menakjubkan, Prof DR. Issa, hal, 272) Padahal jika
saya membaca novel, sekali baca biasanya cukup dan tidak mau mengulanginya
lagi, tapi berbeda dengan Al-Qur’an, puluhan kali kita khatam membacanya, ada
kerinduan lagi untuk membacanya lagi dan lagi. Apa yang membuatnya menarik?
Ternyata faktor bahasa Arab yang ada dalam Al-Qur’an lah yang menjadikannya
indah dan membuat para ahli bahasa tak henti mengkajinya hingga saat ini.
Hingga lahirlah berbagai ilmu, diantaranya ilmu balaghah.
Secara
bahasa, arti balaghah adalah sampai, contohnya kalimat بلغ فلان مراده
Artinya:
telah sampai cita-cita/maksud Fulan
Secara istilah, Balaghah
adalah ilmu yang mengkaji bagaimana menggunakan bahasa secara efektif, sehingga
pembicaraan pihak pertama (متكلم) mudah difahami oleh pihak kedua (مخاطب), tidak menimbulkan salah paham, tidak
menyinggung perasaan, melainkan terasa santun, menarik bahkan dapat menimbulkan
rasa keindahan, sehingga pembicaraan (كلام) tersebut memperoleh respon positif berupa
perkataan atau perbuatan dari pihak kedua, sesuai dengan yang diinginkan oleh
pihak pertama. (Balaghah untuk Semua, Prof. Hidayat, halaman 1)
Objek kajian bahasa atau
linguistik, pada bahasa apapun, meliputi 3 tema besar yaitu
1. Kajian
tentang struktur internal bahasa yaitu fonetik (bunyi bahasa/ الاصوات),
morfologi (bentuk kata/الصرف), sintaksis (tata kalimat/النحو), dan semantik (makna/الدلالة).
2. Kajian
tentang penggunaan bahasa yang mencakup kajian sosiolinguistik, psikolinguistik
dan antropolinguistik
3. Kajian
tentang pengajaran bahasa, termasuk metodologi pengajaran bahasa.
Dimanakah
posisi balaghah dalam kajian bahasa tersebut diatas? Ternyata bisa
dimasukkan dalam kategori nomor dua yaitu penggunaan bahasa. Jadi balaghah
Al-Qur’an mengkaji bagaimana Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab sebagai alat
komunikasi mutakallim (Allah) dengan mukhatab yaitu makhluk-Nya.
Khususnya manusia. Untuk itu, balaghah Al-Qur’an memanfaatkan hasil
kajian pertama tentang struktur internal bahasa. (Balaghah untuk Semua, Prof.
Hidayat, halaman 1)
Apa
sih menariknya sisi balaghah Al-Qur’an?
Ada
riwayat menarik saat menafsirkan surat Al-Muddatsir ayat 24 berikut
فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلا
سِحْرٌ يُؤْثَرُ
lalu dia berkata: "(Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir
yang dipelajari (dari orang-orang dahulu),
dalam
kitab mustadrak, dijelaskan riwayatnya adalah
أن الوليد بن
المغيرة جاء إلى النبي صلى الله
عليه وسلم ، فقرأ عليه القرآن ، فكأنه رق له ، فبلغ ذلك أبا جهل ، فقال : أي عم إن قومك يريدون أن يجمعوا
لك مالا قال : لم ؟ قال : يعطونكه فإنك أتيت محمداتتعرض
لما قبله ، قال : قد علمت قريش أني أكثرها مالا قال : فقل فيه قولا
يعلم قومك أنك منكر لما قال ، وأنك كاره له; قال : فما أقول فيه ، فوالله ما منكم
رجل أعلم بالأشعار مني ، ولا أعلم برجزه مني ، ولا بقصيده ، ولا بأشعار الجن ،
والله ما يشبه الذي يقول شيئا من هذا ، ووالله إن لقوله لحلاوة ، وإنه ليحطم ما
تحته ، وإنه ليعلو ولا يعلى ، قال : والله لا يرضى قومك حتى تقول فيه ، قال :
فدعني حتى أفكر فيه; فلما فكر قال : هذا سحر يأثره عن غيره
Al
Walid bin al-Mughirah pernah datang menemui Nabi Muhammad Saw, lalu Beliau
membacakan Al-Qur’an kepadanya, dan seakan akan hati al-Walid trenyuh. Ketika
kabar itu sampai ke telinga Abu Jahal, dia segera mendatanginya dan mengatakan,
“Paman,
kaummu ingin mengumpulkan harta untuk diberikan kepadamu, karena anda telah
mendatangi Muhammad untuk menyimak apa yang dikatakannya”
Al-Walid
menjawab, “Orang-orang Quraisy tahu bahwa aku adalah salah seorang diantara
mereka yang paling banyak hartanya.”
Abu
Jahal menyela, ‘Katakan sesuatu tentang Muhammad yang membuat kaummu terkesan
bahwa kamu membencinya!’
Al-Walid
mengatakan, “Apa yang harus kukatakan? Demi Allah tidak ada seorang pun
diantara kalian yang lebih tahu tentang seluk beluk syair dariku. Tidak ada
yang lebih memahami apa itu rajaz (syair pendek), qashidah (syair
panjang) dan bahkan syair-syair bangsa jin daripada aku. Demi Allah, apa yang
diucapkan Muhammad tidak menyerupai itu semua! Demi Allah, kata-kata yang
diucapkannya benar-benar manis, enak, berbuah pada bagian lapisan atasnya,
subur di bagian bawahnya, tinggi tak terungguli, mengalahkan semua yang ada di
bawahnya. Abu Jahal menyela lagi, “Kaummu tidak akan puas sebelum kamu
mengatakan sesuatu tentang dirinya!” Al Walid mengatakan, ‘Biarkan aku berfikir
dulu!’. Setelah berfikir beberapa saat, dia mengatakan, “ini adalah sihir yang
dipelajari. Dipelajarinya dari orang lain.
(Al-Qur’an
yang Menakjubkan, Prof. DR. Issa J. Boullata, h. 227-228, terjemahan kitab al-Itqan
fi Ulum Al-Qur’an buah karya Jalaluddin as-Suyuthi)
Sihir
disitu artinya bacaan Al-Qur’an itu bisa menghipnotis siapapun yang membacanya.
Orang Arab sudah mengetahui apa yang membedakan perkataan biasa dengan
perkataan fasih berdasarkan kebiasaan dan pengalaman. Oleh karena itu, saat
mendengarkan Al-Qur’an kemudian mengetahui kelebihannya, maka tidak diperlukan
lagi pengalaman baru. Jadi secara otomatis mereka mengetahui keadaannya yang
keluar dari ukuran kebiasaan. Dan Al-Qur’an memiliki tingkat kefasihan
tertinggi, mulai dari bentuk fonem, struktur huruf, struktur bunyi, pemilihan
kata, struktur kalimat, kedalaman makna hingga pengaruhnya terhadap jiwa
manusia. Hal ini diantaranya bisa kita ketahui melalui ilmu balaghah.
Balaghah
mencakup 3 tema besar, yaitu pertama, ilmu ma’ani, yang mempelajari
susunan bahasa dari sisi penunjukkan maknanya dan mempelajari cara menyusun
kalimat agar sesuai dengan konteks. Kedua, ilmu bayan, yang mempelajari
cara-cara penggambaran imajinatif. Ketiga, ilmu badi’, yang mempelajari
karakter lafazh dari sisi kesesuaian bunyi atau kesesuaian makna.
Sebagian
tema-tema tersebut akan kita bahas lebih lanjut beserta contoh-contoh
aplikasinya dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Insya Allah.
Selain
dari aspek bahasa, kemujizatan teks Al-Qur’an juga terbukti keakuratannya dalam
bidang-bidang lain, baik dari bidang kedokteran, sejarah dan lain-lain. Dari aspek
kedokteran, misalnya terlihat dari fase-fase perkembangan janin di dalam rahim,
seperti yang terdapat dalam surat Al-Hajj ayat 5 berikut ini
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ
مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي
الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ
لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ
إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى
الأرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ
وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami
telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada
pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah
bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
indah.
Istilah ‘alaqah (segumpal
darah) dan mudhghah (segumpal daging) yang dipilih Al-Qur’an adalah
hasil pilihan yang sarat makna dan petunjuk. Dari ayat tersebut fase janin
dalam rahim berasal dari setetes mani, yang berkembang menjadi alaqah lalu
menjadi mudhghah.
Seorang makhluk pada fase yang
sangat mirip dengan segumpal darah yaitu embrio mungil disebut dengan alaqah,
lalu berkembang menjadi mudhghah yang berarti potongan daging yanag
dikunyah dan dilembutkan oleh gigi. Ternyata janin pada fase setelah alaqah
tidak berbentuk segumpal daging biasa, tapi berbentuk seperti segumpal daging
yang dikunyah oleh gigi.
Contoh lain dari bidang ilmu
sejarah. Ada beberapa diksi yang dipilih Al-Qur’an ketika mengungkapkan
beberapa kata dalam alur sejarah yang dibawakannya. Misalnya ungkapan kata al-Aziz
dalam cerita NabiYusuf, kata al-Malik dalam cerita yang sama, dan ungkapan kata Firaun
dalam cerita Nabi Musa. Belakangan baru diketahui bahwa ungkapan dari kata-kata
tersebut merupakan istilah-istilah yang sangat tepat digunakan pada zaman
dahulu.
Kata al-Aziz adalah
istilah yang tepat untuk orang yang memiliki jabatan tersebut pada masanya. Bangsa
Mesir kuno membedakan raja-raja yang memerintah mereka antara yang berasal dari
kalangan bangsa Mesir dan yang bukan berasal dari kalangan bangsa Mesir. Raja yang
berasal dari Mesir, diberi gelar Fir’aun, sedangkan yang bukan berasal
dari Mesir, disebut “Al Malik”.
Raja yang memerintah Mesir
pada masa Nabi Yusuf berasal dari kalangan non-Mesir, karena dia berasal dari
Haksus, maka disebut Al Malik. Adapun yang memerintah pada masa Nabi
Musa berasal dari bangsa Mesir asli, karena itu diberi gelar Firaun. Istilah-istilah
tersebut digunakan secara tepat sesuai dengan fungsinya pada masa yang telah
lalu.
Demikian sebagian kecil dari
kemujizatan teks Al-Qur’an baik dari sisi bahasa maupun dari keilmuan terkini yang
terbukti di zaman modern ini.
Semoga
Bermanfaat
Wassalam
Referensi
- · Balaghah untuk semua, Prof. Hidayat
- · Ensiklopedia Mujizat Al Qur’an dan Hadits, Kemujizatan Sastra dan Bahasa Al Qur’an, Hisham Thalbah dkk.
- · Al-Qur’an yang Menakjubkan, Bacaan Terpilih dalam Tafsir Klasik hingga Modern dari seorang Ilmuwan Katolik, Prof. DR. Issa J. Boulatta.
Serpong, Sabtu 25 April 2020/2 Ramadhan 1441 H, 06.55
- #KolaborasiZaiNovi
- #ProyekRamadhanAlZayyan1441H
- #AlZayyanHari2
- #Karya7TahunPernikahan
- #SerunyaBelajarBahasaArab
No comments:
Post a Comment