Fonologi adalah ilmu bunyi yang fungsional atau bidang linguistik
yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Fonologi ini memiliki
efek terhadap keserasian yaitu keserasian dalam tata bunyi Al-Qur’an.
Keserasian ini berupa harakat (tanda baca, a, i, u), sukun (tanda baca, “mati”), madd (tanda baca
bunyi panjang), ghunnah (dengung) sehingga asyik untuk didengar dan
diresapkan. Keserasian ini akan dirasakan saat kita membaca Al-Qur’an,
surat apapun, baik kita mengerti bahasa Arab atau tidak, kita akan bisa
merasakan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an itu indah saat dibacakan.
Tidak ada satupun kitab atau buku yang ada di dunia ini yang
mengulas ruang lingkup suatu kajian, sama seperti bobot kajian yang telah
dilakukan oleh al-Qur’an. Kendati kajian al-Qur’an sangat dalam dan luas, al-Qur’an
masih terus memotivasi para peneliti untuk bangkit dalam menambah pembahasan
mereka seputar isu-isu kajian al-Qur’an yang panjang membentang dan tidak akan
habis meskipun terus diselami.
Ada 3 istilah terkait bunyi yaitu fonologi, fonemik dan fonetik.
Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa, sedangkan fonemik dan
fonetik adalah bagian dari fonologi. Fonetik adalah bagian fonologi yang
mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa
diproduksi oleh alat ucap manusia. Sementara fonemik adalah bagian fonologi yang
mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.
Pengaruh fonetik Alquran dalam konsistensi fonetik bahasa
Arab
Bahasa Arab dan Al Qur’an sangat terkait satu sama lain.
Al-Qur’an sangat berpengaruh terhadap keberadaan bahasa Arab. Banyak bahasa
yang telah punah, seiring dengan menghilangnya penuturnya, tapi bahasa Arab
masih dipelajari saat ini, salah satu sebabnya karena ada Al-Qur’an di
tengah-tengah kita. Banyak masyarakat berbondong bondong ingin mempelajari
bahasa Arab karena ingin mendalami makna Al-Qur’an. Pengaruh lain diantaranya
adalah
1. Eksistensi bahasa Arab
Orang yang meneliti dengan seksama
perkembangan bahasa Arab modern, akan menemukan banyak sekali kata-kata bahasa
Arab asli yang tidak digunakan, tetapi eksistensinya masih tetap ada, meskipun
penggunaannya terbatas hanya dalam teks-teks agama yaitu kata-kata yang
berkaitan dengan al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad Saw.
2. Konsistensi Bahasa Arab
Bahasa Arab masih terpelihara pada setiap struktur bahasanya seperti fonetik morfologi sintaksis dan semantik. Memelihara makna asli pada sebuah kata atau lafadz sambil mengikuti perkembangan zaman, bukanlah hal yang sepele. Beberapa ungkapan bahasa Inggris dalam teks-teks kuno menjadi bahasa yang sulit difahami dibandingkan bahasa Inggris modern sekarang ini. Sementara orang arab sekarang ketika membaca ayat-ayat suci al-Qur’an tidak merasa bahasa itu asing baginya. Ia cukup melihatnya dan langsung memahaminya.
Meskipun sudah lewat 14 abad yang lalu, seorang muslim hampir tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam memahami teks al-Qur’an. Kata-katanya tidak ada yang asing. Jika ditemui kata-kata yang sulit maka kita bisa melihat kamus-kamus yang siap mengupas dan memberi penjelasan atas kesulitan tersebut. Demikianlah keistimewaan bahasa Arab dapat eksis dengan semua struktur bahasanya.
Apakah faktor yang menyebabkan
adanya keistimewaan tersebut?
Apakah dikembalikan pada
keunggulan bahasa Arab itu sendiri sebagai bahasa internasional yang mencakup
semua perbendaharaan kata yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa di segala penjuru
sepanjang masa, di mana di dalamnya terdapat apa yang mereka butuhkan sehingga
merekapun konsisten untuk memeliharanya?
Hal ini tidak tepat sama sekali
karena tidak hanya bahasa Arab yang seperti itu, bahasa bahasa yang lain pun
sama demikian.
Atau, mungkin keistimewaan
konsistensi bahasa Arab tersebut dikarenakan oleh posisi dan kedudukan
orang-orang yang menggunakannya, dalam bidang sosial kemasyarakatan, politik,
maupun ilmu pengetahuan? ternyata faktanya tidak demikian. Karena peradaban
bangsa Arab dahulu jauh tertinggal dari dua peradaban besar di dunia yaitu
Persia dan Romawi. Ternyata keistimewaan dalam bahasa Arab adalah karena
pengaruh dari al-Qur’an.
3. Pembersihan Bahasa Arab
Al-Qur’an menjauhi ungkapan bahasa
yang rumit bertele-tele, asing dan kata-kata yang aneh dan berat saat
didengarkan. Al-Qur’an juga menjauhi kata-kata atau istilah yang kandungan
maknanya tidak diakui Islam.
4. Luasnya penyebaran bahasa Arab
Dengan diturunkannya al-Qur’an
banyak manusia yang berbondong-bondong masuk agama Islam dari berbagai penjuru
bumi. Kaum muslimin yang berasal dari kalangan non Arab pun berminat sekali
untuk mempelajari bahasa Arab. Mereka termotivasi untuk memahami ibadah dan
syiar syiar agama yang disebarluaskan dengan bahasa Arab. Mereka juga gemar membaca
al-Qur’an yang berbahasa Arab karena membaca al-Qur’an merupakan bentuk ibadah
kepada Allah. Berikutnya bahasa Arab pun tersebar luas dan terpelihara sampai
sekarang yang tidak mungkin diwujudkan tanpa adanya pengaruh dari al-Qur’an.
Keistimewaan Fonetik Al Qur’an
Keteraturan bunyi
Al-Qur’an bersih dari
ketidakselarasan kalimat yang diungkapkannya. Bunyi huruf-hurufnya tertata
secara rapi. Ini dari satu sisi, dari sisi yang lain kalimat-kalimat al-Qur;an
tertata dengan sangat teratur di antara fonetiknya dan makna-makna yang
dikehendakinya. Kata-katanya tersusun dari huruf-huruf yang bila dibuang salah
satunya, diganti dengan yang lain, atau disisipi dengan huruf lain, maka akan
menimbulkan cacat yang kentara atau kelemahan yang jelas seperti tak enak
didengar, dan maknanya tidak mendalam. Bahkan jika beberapa ayat dibaca
berulang-ulang pun, tidak akan membosankan. Kita sudah sering khatam membaca
Al-Qur’an, tapi kita tak pernah bosan untuk kembali membacanya, lagi dan lagi.
Beberapa contoh keteraturan bunyi
Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian antara sifat-sifat
bunyi dan makna kalimat
Salah satu contoh kesesuaian antar
sifat bunyi dan maknanya adalah tanda tasydid (tanda untuk mendobelkan
huruf) setelah menukarkan huruf ta dari jenis huruf setelahnya, untuk
menunjukkan kejatuhan secara bersama-sama atau berarti sangat atau bombastis
dalam menanggung berat bebannya atau sulit mendapat petunjuk karena kemaksiatannya
Contohnya dalam surat al-A'raf
ayat 38
حَتَّى
إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا
“sehingga apabila mereka
masuk semuanya”
bentuk asal dari kata kerja di atas adalah تداركوا
huruf ta ditukar dengan
huruf dal, kemudian huruf tersebut dimasukkan ke dalam huruf dal.
Setelah huruf dal ini mati lalu dibenturkan huruf hamzah washal
atau dibaca sambung dan tanda tasydid (konsonan ganda) diatasnya
sehingga menjadi ادَّارَكُوا.
Pengertiannya disini
mengisyaratkan kebersamaan mereka di neraka, berdesak-desakan tidak beraturan. Bahkan
adanya tanda tasydid yang mencakup huruf mati dan huruf hidup menunjukkan bahwa
mereka berkerumun dan berdesak-desakan di neraka saling memperlambat jalannya
antara yang satu dengan yang lain, sebelum mereka secara bersama-sama akhirnya
jatuh terperosok ke dalam neraka. Titik pangkal yang mereka kerumurni seolah-olah
seperti leher botol.
2. Kesesuaian antara isyarat bunyi
dan makna kalimat
Salah satu contoh kesesuaian
antara sandi bunyi dan makna yang dimaksud dalam sebuah kalimat adalah Firman
Allah dalam surat al-Insan ayat 18
عَيْنًا
فِيهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيلا
(Yang didatangkan dari)
sebuah mata air surga yang dinamakan salsabil.
Bunyi kata Salsabil (سَلْسَبِيلا) mengisyaratkan pengertian salasah (سلاسة) (kelunakan kehalusan dan
kemudahan serta lezat untuk ditelan). Pengertian ini muncul karena antara 2
kata tersebut (Salsabil dan salasah) memiliki kesamaan dalam beberapa
unsur hurufnya.
Isyarat lainnya menunjukkan makna
yang berlawanan dari makna di atas,
إِلا
حَمِيمًا وَغَسَّاقًا
“selain air yang mendidih dan
nanah” (QS an Naba)
kata gh-s-q dalam Alquran
disebutkan dengan ghasaqa-ghasdiq-ghassaq.
Masing-masing dari derivasi kata
tersebut mengisyaratkan pengertian akan hal-hal yang tidak diinginkan. Arti
kata ghasaqa kegelapan, arti kata ghasiq “malam yang sangat gelap
gulita” dan arti kata ghassaq “sesuatu yang jijik dan tidak layak
diminum”
Para ulama menafsirkan ghassaq dengan
nanah. Secara bahasa arti kata ini diambil dari isyarat bunyi huruf ghoin
dan huruf qaf.
Dalam buku Al-Qur’an yang menakjubkan, salah satu prinsip dasar dalam struktur Al-Qur’an adalah dipertimbangkannya huruf sesuai dengan bunyi, harakat dan kedudukannya terhadap makna. Jika salah satunya dibuang, atau digeser kemudian dicarikan penggantinya yang lebih baik dari seluruh perbendaharaan kata bahasa Arab, maka tidak akan ditemukan. Demikian sebagian kecil kemujizatan fonetik Al-Qur'an.
Semoga
Bermanfaat
Wassalam
Referensi
·
Harimurti Kridalaksana,
Kamus Linguistik, Jakarta: PT Gramedia, 1983.
·
Muhammad Abd al-Azhim
al Zarqani, Manahil al ;Irfan fi Ulum al Qur’an, Juz II, Kairo.
·
Ensiklopedia Mujizat Al
Qur’an dan Hadits, Kemujizatan Sastra dan Bahasa Al Qur’an, Hisham Thalbah dkk.
·
Al-Qur’an yang
Menakjubkan, Bacaan Terpilih dalam Tafsir Klasik hingga Modern dari seorang
Ilmuwan Katolik, Prof. DR. Issa J. Boulatta.
Serpong,
Jumat, 24 April 2020/1 Ramadhan 1441 H, 06.55
#KolaborasiZaiNovi
#ProyekRamadhanAlZayyan1441H
#AlZayyanHari1
#Karya7TahunPernikahan
#SerunyaBelajarBahasaArab
No comments:
Post a Comment