Pembicaraan
atau kalam dalam bahasa Arab adalah lafadz yang tersusun dari dua buah
kata atau lebih yang memiliki makna. Dalam ilmu balaghah, kalam terbagi dua
yaitu khabari dan insya’i. Khabari adalah kalimat yang mengandung
kemungkinan benar atau bohong, dilihat dari isi pembicaraannya. Sedangkan insya’i
adalah kalimat yang tidak bisa disebut benar atau bohong. Jika seseorang
mengucapkan suatu kalimat, maka pendengarnya tidak bisa menilai apakah
perkataanya benar atau bohong.
Secara
garis besar, kalam insya’i terbagi menjadi dua yaitu thalabi dan ghair
thalabi. Definisi Insya Thalabi adalah yang kalimat yang menghendaki
adanya tuntutan atau permintaan. Sedangkan ghair thalabi adalah kalimat
yang tidak menuntut adanya suatu permintaan. Yang akan dibahas dalam tulisan
ini adalah salah satu contoh dari kalam insya thalabi yaitu terkait
dengan an nahyu (larangan).
Secara
leksikal, arti an nahyu adalah kalimat larangan. Dalam terminologi ilmu
balaghah, an nahyu adalah
tuntutan meninggalkan suatu perbuatan dari mutakallim (pembicara/pihak
yang lebih tinggi) kepada mukhatab (penerima/pihak yang lebih rendah).
Bentuk
lafadz yang digunakan yaitu la nahyi plus fi’il mudhari’. Contohnya
adalah pada surat al-An’am ayat 151 berikut ini
وَلا
تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ مِنْ إِمْلاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
dan janganlah kamu membunuh
anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
Pada
ayat tersebut, fi’il nahy yang dimaksud adalah وَلا تَقْتُلُوا yang artinya dan janganlah kamu membunuh.
Ada
beberapa fungsi dari lafadz an nahyu yaitu sebagai berikut:
v
Doa (الدعاء)
Contohnya terdapat dalam surat
Ali Imran ayat 8 berikut ini:
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا
مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan
hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami,
dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Pada ayat tersebut, yang dimaksud adalah لا تُزِغْ قُلُوبَنَا yang artinya janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan.
v
Iltimas/untuk yang
sederajat (الالتماس)
Contohnya terdapat dalam surat
Thaha ayat 94 berikut ini:
قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلا بِرَأْسِي
إِنِّي خَشِيتُ أَنْ تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ
قَوْلِي
Harun menjawab: "Hai putra ibuku janganlah kamu pegang
janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan
berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israel dan kamu tidak
memelihara amanatku".
Pada ayat tersebut, yang dimaksud adalah لا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي yang artinya janganlah kamu pegang janggutku.
v
Berangan-angan (التمنى)
Contohnya terdapat dalam surat
al Muminun ayat 108 berikut ini:
قَالَ
اخْسَئُوا فِيهَا وَلا تُكَلِّمُونِ
Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan
janganlah kamu berbicara dengan Aku.
Pada ayat tersebut, yang dimaksud adalah لا تُكَلِّمُونِ yang artinya janganlah kamu berbicara dengan Aku.
v
Ancaman (التهديد)
Contohnya terdapat dalam surat
at Taubah ayat 65-66 berikut ini:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ
وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ
عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka
lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah
bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan
Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.
Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya
Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang
yang selalu berbuat dosa.
Pada ayat tersebut, yang dimaksud adalah لا تَعْتَذِرُوا yang artinya Tidak usah kamu minta maaf.
v
Menunjukkan putus harapan
(التيئيس)
Contohnya terdapat dalam surat
at Tahrim ayat 7 berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ كَفَرُوا لا تَعْتَذِرُوا الْيَوْمَ إِنَّمَا
تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari
ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan.
Pada ayat tersebut, yang dimaksud adalah لا تَعْتَذِرُوا الْيَوْمَ yang artinya janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini.
Demikianlah pembahasan an nahyu dalam kalam insya thalabi dan berbagai fungsinya serta contohnya dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
untuk
memudahkan pemahaman, berikut ada video tentang kalam
insya thalabi
sumbernya adalah link youtube dari Arabiyatuna
Semoga Bermanfaat
Wassalam
Referensi
:
·
Al Balaghah
al’Arabiyyah, Haniah,Lc,MA
·
Ilmu Ma’aniy, Basyuni
Abdul fattah fayud, Kairo: Maktabah Wahbah.
Serpong,
Sabtu 2 Mei 2020/9 Ramadhan 1441 H,
06.55
#KolaborasiZaiNovi
#ProyekRamadhanAlZayyan1441H
#AlZayyanHari9
#Karya7TahunPernikahan
#SerunyaBelajarBahasaArab
No comments:
Post a Comment