Saturday, March 8, 2025

KAJIAN KITAB HIKAM, HIKMAH KE-10

 


الْأعْمَالُ صُوْرَةٌ قَائِمَةٌ, وَأرْوَاحُهَا وُجُوْدُ سِرِّ الْإخْلَاصِ فِيْهَا

Amal itu seumpama jasad, sedangkan keikhlasan adalah ruhnya

Actions are lifeless forms, but the presence of an inner reality of sincerity (sirr al ikhlas) within them is what endows them with life giving spirit

Kajian kitab Hikmah yang kesepuluh ini adalah tentang sirr atau rahasia ikhlas sebagai ruh diterimanya amal disisi Allah. Kata sirr  dalam istilah tasawuf merupakan bagian terdalam dari hati seorang hamba, tempat komunikasi spiritual dengan Allah tanpa ada campur tangan nafsu atau ego.

Pada hikmah ke-10 ini, Ibnu Athaillah menekankan bahwa setiap perbuatan manusia memiliki 2 aspek utama yaitu aspek lahiriah dan aspek batiniah/ruh. Aspek lahirian manusia, seperti shalat, puasa dan sedekah serta ibadah lain, memiliki bentuk fisik yang dapat dilihat orang lain. Sedangkan aspek batiniah, adalah terkait hal yang tersembunyi yaitu keikhlasan yang hanya diketahui oleh Allah dan pelakunya. Tanpa keikhlasan, amal hanya menjadi gerakan kosong tanpa makna spiritual yang mendalam.

Ikhlas adalah beribadah semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji manusia atau mendapatkan manfaat duniawi. Jasad tanpa ruh seperti mayat yang tidak berfungsi, begitupun amal tanpa keikhlasan, menjadi kosong dari nilai spiritualnya. Pada redaksi hikmah ke-10 ini, ada istilah sirr yang dikaitkan dengan keikhlasan karena ini adalah amalan batin yang tidak bisa dilihat manusia, hanya Allah yang mengetahuinya, dan keikhlasan ini tidak bisa dipaksakan, tidak bisa diumumkan serta keikhlasan lah yang membedakan amal yang hidup dengan yang mati. Amal yang tampak besar di mata manusia bisa tidak bernilai  jika tidak ikhlas, sebaliknya amal kecil bisa bernilai besar di mata Allah jika dilakukan dengan keikhlasan yang murni.

Ibnu Athaillah menggunakan analogi jasad dan ruh untuk menjelaskan hubungan antara amal dan keikhlasan yaitu pada tabel berikut

JASAD

RUH

Amal lahirian

Keikhlasan dalam niat

Bisa dilihat oleh manusia

Hanya Allah yang mengetahui

Tanpa ruh, tidak bernilai

Ada ruh, menjadi hidup dan bernilai

 

Pada hikmah ke 10 ini, kita bisa menyimpulkan bahwa keikhlasan adalah faktor utama yang menentukan diterima atau tidaknya suatu amal di sisi Allah, maka jangan beribadah untuk mendapatkan pujian manusia atau sisi duniawi. Bentuk lahiriah tetap penting, tapi kita juga harus terus memperbarui niat dari sisi ruh nya, bahwa segala ibadah yang kita lakukan, hendaknya ditujukan untuk Allah semata, bukan karena ingin dipuji atau dilihat manusia.

Wallahu A’lam


Sumber foto : darisini

Semoga bermanfaat

Wassalam
Eva Novita Ungu
Serpong, 080325.10.35

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit