Pada hari ketiga ini, saatnya pake kaos seragam berwarna hijau untuk kegiatan Capacity Building. Sebelum bertolak ke lembah Harau, kami mampir dulu di pusat oleh oleh Padang Ummi Aufa. Begini suasana pembelian oleh oleh nya
Sebenarnya agenda awal hari kedua ini, berfoto bersama di jam gadang, tapi berhubung cuaca sedang hujan, jadi sementara agenda foto di depan jam gadang diskip dulu, untung saja kemarin kami sudah mengeksplorasi dan berfoto ria di area sekitar jam gadang.
Untuk menuju lokasi lembah Harau, ternyata perjalanannya lumayan lama, kurang lebih sekitar 1,5 jam perjalanan dari Bukittinggi. Kata Harau dalam nama Lembaha Harau, konon berasal dari kata "parau" yang artinya suara serak. Ini disebabkan karena penduduk lokal yang tinggal di Bukit Jambu sering menghadapi banjir dan longsor yang menimbulkan kegaduhan dan kepanikan. Setiap banjir dan longsor terjadi, penduduk akan berteriak histeris sehingga menimbulkan suara parau. Karena penduduknya banyak yang bersuara parau, maka daerah itu kemudian dikenal dengan "arau" lalu berkembang menjadi Harau.
Tempatnya lumayan asik, sangat cocok untuk dijadikan latar foto, hehe foto lagi foto lagi. Disini kami mengadakan kegiatan Capacity Building, bersenang-senang dan bermain seru yang dipandu oleh tim trainer dari Crystal Travel. Lucunya, yang kalah atau yang tidak sesuai dengan tujuan permainan, dibedakin. Wah itu bapak-bapak rusuh banget deh kalau ada sesi menaburi bedak untuk yang kalah. Begini nih penampakan rusunya yang dibedaki, lucu dan seru.
Setelah kegiatan Capacity building, kami langsung menuju istana Pagaruyung yang merupakan rumah adat khas Padang, beserta penyewaan baju pengantin nya yang unik. Saya dan suami pun memutuskan untuk meramaikan suasanan dengan ikut menyewa baju pengantin berwarna merah. Kami memilih yang harganya 35.000 jadi berdua hanya 70.000. Ternyata banyak juga teman teman yang menyewa baju pengantin Berikut beberap dokumentasi di tempat ini. Kami disini hingga menjelang jam 6 sore.
Seru banget ternyata memakai pakaian adat minang itu, terasa banget sensasi beratnya kepala atau tingkuluak ini. Sebenarnya kami hanya diberi waktu setengah jam di tempat ini, karena setelah ini kami dijadwalkan makan malam di Nasi Kapau Uni Cah. Tapi namanya rombongan, yang sewa baju adat banyak pula, jadilah tetap molor waktunya. Menunggu hingga yang terakhir beres mengembalikan sewaan pakaian adatnya.
Kami pun melanjutkan perjalanan untuk makan malam di Nasi Kapau Uni Cah. Tempatnya unik dan konon, kita bebas mengambil berapapun lauk disini, sepuasnya, dengan syarat harus habis. Jika tidak habis, maka akan dikenakan denda. Sepertinya hal ini cukup efektif, karena biasanya saat mau makan kita bernafsu untuk mengambil sebanyak mungkin lauk, tapi ternyata perut kita tak cukup menampung banyak makanan. Alhamdulillah saya hanya mengambil 2 lauk dan habis.
Setelah perut terisi, barulah kami menuju hotel untuk beristirahat dan menikmati malam terakhir di Kota Bukittinggi.
Selamat beristirahat
Wassalam
Eva Novita Ungu
11.07.23.04.55
No comments:
Post a Comment