Setelah melepas anaknya untuk sekolah di madrasah aliyah yang berasrama, para orang tua tidak diperbolehkan menjenguk anaknya sekitar 2-3 bulan untuk memberikan kesempatan pada anaknya dalam bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan barunya. Hal ini juga bertujuan untuk meminimalisir anak yang tidak betah dan ingin keluar dari sekolah ini. Biasanya jika orang tuanya sering menjenguk, lalu anaknya curhat ga betah dan lain-lain, orang tua ga tega melihat anaknya menangis, akhirnya wassalam anak itu pun keluar dari sekolah ini.
Saturday, October 29, 2016
Open House yang Mengharukan
Setelah melepas anaknya untuk sekolah di madrasah aliyah yang berasrama, para orang tua tidak diperbolehkan menjenguk anaknya sekitar 2-3 bulan untuk memberikan kesempatan pada anaknya dalam bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan barunya. Hal ini juga bertujuan untuk meminimalisir anak yang tidak betah dan ingin keluar dari sekolah ini. Biasanya jika orang tuanya sering menjenguk, lalu anaknya curhat ga betah dan lain-lain, orang tua ga tega melihat anaknya menangis, akhirnya wassalam anak itu pun keluar dari sekolah ini.
Menjadi Wanita itu harus Super Kuat
Memasuki bulan september, saya fikir siklus haid akan kembali normal, ternyata malah makin menjadi. Baru bersih tanggal 5 September, hari Senin kemarin yang bertepatan dengan hari Idul Adha saya kembali haid di sore harinya. Ini baru pertama terjadi dalam hidup saya, baru bersih seminggu sudah haid kembali. Saya pun langsung periksa ke bidan di sebuah rumah sakit. Setelah usg, betapa kagetnya saya saat bidan tersebut menyebutkan ada kista dalam rahim saya dengan diameter 1,4 cm. Pikiran saya makin tak beraturan, berbagai bayangan ketakutan tentang bahaya kista pun memenuhi pikiran saya.
Ngebolang ke Taman Kota 1 BSD Bareng Komunitas Pancar
Komunitas Pancar ini adalah komunitas playdate anak-anak yang mayoritas homechooling. Kegiatannya tiap hari Kamis, tempatnya pindah-pindah, kadang di rumah salah satu member, sering juga berkegiatan di tempat wisata seperti renang bareng, kemping, ke pameran buku bareng, dan lain-lain.
Sunday, September 25, 2016
Aspek Perkembangan Masa Kanak-Kanak dan Remaja
Aspek yang dibahas adalah kematangan sosial, kekuasaan keluarga, kematangan akal, kematangan emosi, profesi, penggunaan waktu luang dan falsafah hidup. Dari aspek-aspek tersebut, terlihat perbedaan mencolok antara masa kanak-kanak dan masa remaja yang berefek pada penggunaan metode yang berbeda dalam pendidikan dan pembinaannya.
Berikut adalah paparannya :
Rahasia Pengurangan atau Penambahan Huruf dalam Al-Qur’an (Bagian Pertama)
Saat kita
membaca Al-Qur’an, kita sering dibuat bertanya-tanya tentang penulisan beberapa
kata yang berbeda dengan cara membacanya. Bahkan ada beberapa kata yang
berkurang atau bertambah hurufnya. Semua fenomena tersebut membuat para ulama
dan ahli bahasa berrjuang keras untuk menemukan jawabannya. Didasari rasa
kepenasaranan intelektual yang tinggi, mereka meyakini bahwa semua huruf dan
semua kata dalam Al-Quran itu mengandung makna dan misteri yang harus kita
temukan jawabannya.
Dalam buku
Ensiklopedi Mujizat Al-Qur’an dan hadits, disebutkan bahwa Ibnu Al-Mubarak
mengutip ucapan gurunya Syaikh Abdul Aziz al-Dibagh yang berkata. “Tulisan
Al-Qur’an merupakan salah satu rahasia Allah yang bisa disaksikan dan
kesempurnaan yang bernilai tinggi. Tulisan tersebut bersumber dari Rasulullah
Saw yang beliau perintahkan kepada juru tulis wahyu dari kalangan sahabat. Mereka
menulisnya berdasarkan model tersebut tanpa menambah atau mengurangi ayat
Al-Qur’an yang mereka dengar dari Rasulullah Saw. Sahabat tidaklah bisa
menentukan penulisan Al-Qur’an. Ia bersifat tauqifi pada masa Nabi
Muhammad Saw. Beliau lah yang menyuruh sahabat untuk menulis mushaf Al-Qur’an
dengan cara seperti itu, baik dengan menambahkan huruf alif maupun
menguranginya karena sejumlah rahasia yang tak bisa dijangkau akal pikiran”. Tapi
menurut Al-Razi, setiap huruf, kata dan harakat dalam Al-Qur’an itu sangat
bermakna dan mengandung hikmah. Maka kita akan membahas beberapa hikmah yang
terkandung di dalamnya.
a.
Penghilangan huruf alif
pada kata باسم dan بسم
Hal ini sudah dibahas disini
b.
Penghilangan huruf alif
pada kata سموات
dan سموت
Kata سموت yang ditulis tanpa huruf alif
yang jelas, terulang sebanyak 189
kali dalam Al-Qur’an. Sementara kata سموات yang ditulis dengan tambahan huruf alif
terdapat hanya satu kali yaitu pada ayat 12 dalam surat Fushilat yang berbunyi
:
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ
سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا
ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Maka Dia menjadikannya
tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.
Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui.
Ayat tersebut membahas tentang penciptaan
langit dan bumi. Kata yang ditulis dengan model yang tidak seperti biasanya ini
untuk menunjukkan pentingnya mentadabburi makna-makna agung yang terkandung dalam
ayat tersebut dan yang sulit dipahami oleh sebagian orang.
Apalagi tentang
hitungan 6 hari, 2 hari (masa), tidak ada kepastian makna dari frasa tersebut,
hari-hari yang dimaksud bisa mengacu pada 2 hari penciptaan bumi seperti dalam
ayat diatas. Artinya penambahan huruf alif dalam kata سموات menuntut adanya perhatian lebih untuk
memikirkan fenomena menarik dalam ayat tersebut yaitu tentang penciptaan langit
dan bumi.
c.
Penghilangan huruf alif
pada kata الميعاد dan الميعد
Dalam Al-Qur’an, kata الميعاد yang ditulis dengan huruf alif settelah ain
disebutkan sebanyak 5 kali yaitu dalam surat Ali Imran ayat 9 dan 194, surat
Al-Ra’d ayat 31, surat Saba ayat 30 dan Al-Zumar ayat 20. Semua maknanya
terkait hari perjanjian (kiamat) yang memang dijanjikan Allah. Oleh karena itu,
kata tersebur ditulis dengan jelas dan tegas, tanpa ada penambahan atau
pengurangan huruf apapun. Sementara kata الميعد yang ditulis dengan mengurangi huruf alif
setelah nun, terdapat hanya satu kali dalam Al-Qur’an yaitu di surat Al-Anfal
ayat 42 yang berbunyi sebagai berikut :
إِذْ أَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ
الْقُصْوَى وَالرَّكْبُ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَوْ تَوَاعَدْتُمْ لاخْتَلَفْتُمْ
فِي الْمِيعَادِ وَلَكِنْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولا لِيَهْلِكَ
مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَيَحْيَا مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ وَإِنَّ اللَّهَ
لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ
(Yaitu di
hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di
pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya
kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu
tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah
mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti
dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang
nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata
(pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,
Kata ini ditulis berbeda karena dinisbahkan
kepada manusia.
d.
Penghilangan huruf alif
pada kata سعوا
dan سعو
Kata yang ditulis dengan bentuk biasa yaitu denngan
huruf alif di ujungnya, disebutkan sekali dalam Al-Qur’an yaitu dalam surat
Al-Hajj ayat 51 yang berbunyi :
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ أَصْحَابُ
الْجَحِيمِ
Dan
orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan
melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka.
Demikian juga dengan kata yang ditulis dengan menghilangkan huruf alif
di akhir, hanya terdapat sekali dalam Al-Qur’an yaitu di surat Saba ayat 5 yang
berbunyi :
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ
عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ
Dan
orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan
mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu memperoleh azab,
yaitu (jenis) azab yang pedih.
Kata ini menunjukkan usaha yang cepat sekali. Hal
ini berkaitan dengan suatu aktivitas yang mengingkari ayat-ayat Allah. Perbuatan
itulah yang menyebabkan orang-orang kafir mendapatkan siksaan yang pedih di
dunia, di samping siksaan neraka Jahannam yang akan mereka rasakan di akhirat.
bersambung
#ODOPfor99days
#day128
Resensi Buku : 10 Prinsip Spiritual Parenting
Judul : 10 Prinsip Spiritual Parenting
Penulis : Mimi Doe & Marsha Walch
Penerjemah : Rahmani Astuti
Penerbit : Media Pustaka Sentra
Terbit : 2001, cet 1
Tebal : 322 halaman
Saya menemukan buku ini di dalam rak lemari saya, sudah bertengger bertahun-tahun dalam lemari saya tapi entah kenapa saya tergerak kembali untuk membaca buku ini, kali ini saya buka bersamaan dengan buku parenting islami seperti Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah Saw karya Jamaal Abdur Rahman dan Mendidik Cara Nabi Saw karya Najib Khalid.
Sengaja saya buka bersamaan antara buku barat dengan buku islami untuk membandingkan metodologi dan isi buku-buku tersebut. Walau saya belum membaca keseluruhan buku tersebut, tapi secara umum saya sudah bisa menyimpulkan bahwa secara isi, buku-buku parenting islami tidak kalah, lebih berbobot dan kuat dari sisi referensi. Sementara buku barat yang diwakili buku ini, isinya sederhana bahkan disimpulkan dengan poin-poin dan disertakan beberapa kisah dan pengalaman dari beberapa anak dan orang tua untuk memperkuat poin-poin tersebut.
Belajar Nyetir Mobil, Menabrak dan Asuransi (Bagian Pertama)
Beberapa bulan ini saya menumbuhkan keberanian kembali untuk menyetir mobil, dimulai dengan membawa supir kantor untuk mengawal belajar, hingga minta didampingi suami dalam melancarkan proses menyetir. Tapi suami belum memberikan ‘restu” kepada saya untuk menyetir ke jalan raya. Katanya saya masih belum layak karena belum dapet feel nya dan masih srudukan dalam menyetir. Tambahlah saya menjadi semakin tidak pede.
Tapi saya tetap harus belajar menghadapi dan melawan rasa takut. Pengen banget gitu bisa berani menyetir mobil sendiri, mengajak Eza jalan bareng temen-temen tanpa harus mengganggu waktu suami. Akhirnya saya mulai berani menyetir sendiri di tempat kerja, keliling keluar trus balik lagi ke dalam kantor. Beberapa minggu sukses membuat saya berani sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya beberapa minggu lalu saat saya saya belajar mundur dari tempat parkiran, karena saya menghindari mobil tetangga agar tidak tertabrak, karena kurang memperhitungkan posisi mobil dan lingkungan sekitar, ternyata saya malah menabrak tembok. Kagetlah saya karena bunyinya cukup keras dan membuat saya semakin takut. Suami sedang mengetik di rumah, tampaknya tidak mendengar suara benturan mobil. Akhirnya saya menenangkan diri saya dan kembali memparkirkan mobil di tempatnya. Sukses Alhamdulillah.
Monday, September 19, 2016
The Traveller Eza : Mengenal Perpustakaan
Awalnya saya dan suami berencana menengok bayi dari teman kami di Jakarta tapi karena sepulang dari sana masih belum terlalu siang, akhirnya suami malah mengajak ke tempat ini. Wuah saya senang banget dong, karena udah lama banget pengen main ke tempat ini. Sudah berkali-kali saya lihat fotonya di facebook, dan mupeng banget dengan testimoni dari pengunjungnya bahwa perpustakaan ini selain memang punya banyak koleksi buku, juga punya arena bermain yang sangat menarik buat anak-anak.
Metode Pendidikan Remaja ala Rasulullah
Diantara buku yang saya baca adalah Mendidik Cara Nabi Muhammad Saw karya Najib Khalid. Ada beberapa tema yang dibahas dalam buku ini, diantaranya tentang metode Rasulullah dalam mendidik remaja. Pada bagian yang membahas tema ini, diawali dengan kisah seorang pemuda yang meminta ijin pada Rasulullah untuk berzina. Kita pun mengetahui bahwa Rasulullah tidak langsung melarangnya tapi mengajak pemuda itu berdialog dan memberikan analogi jika itu terjadi pada ibunya, saudara perempuannya dan lain lain. Di akhir cerita ternyata Rasulullah malah mendoakan kebaikan bagi pemuda ini. Begitulah salah satu metode yang digunakan Rasulullah dalam mendidik remaja.
Monday, September 5, 2016
Antara Niat, Passion dan Tuntutan Hidup
Resensi Buku : Pendidikan Karakter dengan Metode Sentra (Bagian Kedua)
Judul : Pendidikan Karakter dengan Metode Sentra, Revolusi Pendidikan Anak Usia Dini
Penulis : Yudhistira dan Siska Y. Massardi
Penerbit : Media Pustaka Sentra
Terbit : 2012
Tebal : 348 halaman
Pada , sudah dibahas tentang sistematika buku ini. Pada bagian kedua ini akan membahas kecerdasan jamak yang dibahas di bab III buku ini. Adalah Howard Garner sang pencetus kecerdasan jamak atau yang lebih dikenal dengan istilah MI (Multiple Intelligences). Pada tahun 1983, Gardner mengumumkan ada 7 kecerdasan yaitu Kinestetik, Verbal linguistik, Musikal, Logik Matematik, Spasial, Interpersonal dan Intrapersonal. Lalu akhir-akhir ini Gardner menambahkan ada 3 kecerdasan lagi yang ditambahkan yaitu Naturalistik, Ekstensional dan Spiritual. Berikut akan dibahas sekilas tentang kecerdasan jamak tersebut dan cara membangun kecerdasan jamak tersebut sejak dini.
Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan seseorang dalam mengolah gerak tubuh yang mencakup kemampuan mengatur waktu, kemampuan menyadari tujuan dari tindakan fisik juga kemampulan melatih respons agar menjadi seperti gerak refleks. Penari dan atlet adalah contoh dari keahlian dari kecerdasan kinestetik. Cara membangun kecerdasan ini sejak dini adalah dengan cara main sensorimotor dan sering bermain fisik seperti main perosotan, kejar-kejaran dan lain-lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Postingan Favorit
-
Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi se...
-
Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki banyak fungsi. Selain sebagai petunjuk, obat, ia juga adalah sumber ilmu, terutama terkait ...
-
Untuk memahami makna La’allakum Tattaqun, kita harus mengamati penggunaan kata tersebut dalam Al-Qur’an. Kata la’alla dipergunakan da...