Seluruh negara di dunia selama
beberapa bulan terakhir ini sedang berjuang bersama menghadapi virus Corona. Virus
corona disebut juga COVID 19 (COrona VIrus Disease/penyakit) tahun 2019, karena
pertama kali ditemukan di Wuhan Cina pada tanggal 17 November 2019, ada juga
yang menyebutkan di bulan Desember 2019. Bahkan penelitian terbaru yang
dipimpin ahli genetika dari Universitas Cambridge di Inggris, Peter Foster,
mengungkapkan bahwa wabah corona sudah terjadi sebelum pertengahan September
2019, dan lokasi pertama ditemukannya virus ini juga bukan di Wuhan Cina, bisa
saja di Amerika atau tempat lain, lokasi tepatnya dimana masih dalam tahap
penelitian.
Siapakah penemu virus corona?
Virus corona pertama kali
ditemukan oleh seorang perempuan bernama June Almeida yang lahir pada tahun
1930 di June Hart, dibesarkan di rumah petak dekat Alexandra Park di timur laut
Slasgow. Almeida adalah putri seorang bis asal Skotlandia yang meninggalkan
bangku sekolah pada usia 16 tahun tetapi mendapat pekerjaan sebagai teknisi
laboratorium histopatologi di Glasgow Royal Infirmary. Kemudian ia pindah ke
London untuk melanjutkan karirnya dan menikah dengan Enriques Almeida, seorang
seniman Venezuela, pada tahun 1954.
Setelah memiliki seorang
putri, mereka pindah ke Toronto di Kanada dan menurut penulis medis, George
Winter, di Ontario Cancer Institute lah, ia mengembangkan keterampilannya yang
luar biasa dengan mikroskop elektron. Ia menjadi pelopor metode yang
memvisualisasikan virus dengan lebih baik dengan menggunakan antibodi untuk
menggabungkannya. Bakatnya diakui di Inggris dan ia dibujuk kembali pada tahun
1964 untuk bekerja di sekolah medis Rumah Sakit St Thomas di London, rumah
sakit yang merupakan tempat merawat perdana menteri Boris Johnson ketika
menderita Covid 19. Saat kembali ke rumah sakit tersebut, ia mulai bekerja sama
dengan Dr David Tyrrell, yang menjalankan penelitian di unit flu biasa di
Salisbury di Wiltshire.