Tuesday, May 16, 2017

Hari 2 Program Hamil 40 Hari: Gagal Tahajud



Hari kedua program hamil 40 hari ini membuat saya sedih karena saya gagal bangun untuk shalat tahajud, bahkan shalat shubuh pun kesiangan, untungnya suami juga gitu jadi masih bisa shalat shubuh berjamaah bersamanya. Penyebabnya adalah karena amal sosial. Mudah-mudahan alasannya masih bisa diterima, maka saya tetap lanjutkan program ini. Kemarin sesudah membelikan keramik untuk sepupu suami, semalam kami antarkan keramik ini ke rumahnya di daerah Kebagusan Raya Jakarta Selatan. Salut juga sih sama suami karena allout membantu sepupunya. Sudah mah minta dibelikan keramik, diantarkan pula. Service excellent deh.

Inilah yang saya kagumi dari suami, ibadah ritual kadang memang dia tidak selalu konsisten, tapi kalau sudah ibadah sosial, urusan membantu dan melayani orang lain, dia tidak pernah itung-itungan. Dia berprinsip bahwa urusan hablum minannas itu harus didahulukan. Dia jarang marah, sering mengalah dan senang melayani orang lain. Saat siswa datang ke rumah malam-malam pun, dia layani sepenuh hati. Dia sering mengingatkan saya untuk lebih ramah melayani siswa, biasa perempuan kan suka jutek gitu haha mencari pembenaran.

Setelah mengantarkan keramik ke rumah sepupu, kami baru tiba pukul 10 malam lewat, itupun tak bisa langsung tidur. Biasa emak emak, beberes dulu. Ternyata bangunnya kesiangan, tak sempat shalat shubuh berjamaah di masjid.

Paginya setelah apel bareng siswa, saya mengajak Eza main. Tempat favorit main kami ya di taman bermain dekat taman jajan BSD. Disitulah saya sering mengajak Eza main, ada perosotan, ayunan dan lain-lain. Bahagia itu saat melihat Eza menikmati waktu bermainnya, tertawa lebar dan bergerak bebas. Setelah itu, saya mengurus urusan koperasi mulai dari ke bank, ke pegadaian untuk membayar cicilan haji dan lain-lain. Sambil mengajak Eza jalan, saya sempatkan juga mengurus titipan siswa seperti membeli keperluan sehari-hari, selain tentu saja urusan koperasi. Saya berharap, amalan kecil seperti ini bisa menutup kekurangan ibadah saya dan menjadi tabungan amal saya di hari akhirat nanti.  Dan turut melancarkan hajat dan keinginan keluarga kecil kami dalam segala hal. Aamin

Semoga Bermanfaat

Selasa, 160517.06.00
#odopfor99days#semester2#day4

#ProgramHamil40Hari#part2#day2

Monday, May 15, 2017

Hari 1 Program Hamil 40 Hari: Meluruskan Niat



Setelah program hamil 40 hari bagian pertama, “gagal” di hari ke-20, saya mengevaluasi dan merenung apa yang harus saya lakukan berikutnya. Apa saya akan menyerah dan tidak melanjutkan program ini lagi? Ataukah saya akan tetap melanjutkan apapun hasilnya?

Sedih pasti, kecewa mah manusiawi ya saat mendapati harapan tak sesuai kenyataan. Tapi saya merasakan efek positifnya dari program 40 hari ini, ibadah saya menjadi lebih intens dari sisi kuantitas, walaupun kualitasnya masih diragukan karena masih berharap sesuatu dari ibadah yang dilakukan, tidak murni karena mengharap ridha Allah. Yah saya hanyalah manusia biasa yang sedang belajar untuk ikhlas dalam melakukan segala sesuatu.

Jadi program hamil 40 hari ini adalah Program memperbanyak ibadah wajib dan sunnah selama 40 hari berturut turut sebagai “riyadhah/latihan” dan sarana mengajukan “proposal permintaan” pada Allah yang Maha mengabulkan doa agar permohonan kita dikabulkan dan permohonan saya kali ini adalah agar hamil anak kedua.

Apa saja ibadah yang dilakukan? Apapun, mulai dari yang wajib seperti shalat 5 waktu, diutamakan secara berjamaah di masjid, shalat dhuha, shalat tahajud, dzikir, tadarus dan lain-lain. Ternyata untuk bisa konsisten melaksanakan ibadah tersebut selama 40 hari berturut-turut, itu tak mudah.

Tuesday, May 9, 2017

Aliran Rasa Tantangan Gaya Belajar



Setelah mendapatkan materi tentang Gaya Belajar dan mengaplikasikannya melalui tantangan 10 hari Mengamati Gaya Belajar Eza, saya sebagai orangtua cenderung terlalu cepat menyimpulkan bahwa gaya belajar Eza adalah kinestetik, karena dia senang bergerak dan cepat belajar melalui praktek. Sehingga akhirnya stimulus yang dilakukan dominan dengan kesimpulan yang kita ambil. Padahal untuk seusia Eza, yang harus dilakukan adalah memberikan stimulus sebanyak banyaknya untuk semua jenis gaya belajar Eza agar semua potensinya berkembang.

Saya berusaha juga memberikan stimulus untuk merangsang potensi visual dan auditorinya, tapi memang tidak sebanyak kinestetik. Visual Eza dirangsang melalui tontonan film anak seperti Diva the Series, itu juga Eza belajar banyak tentang huruf hijaiyah dan lumayan cepat menyerap, saat teman-teman seusianya belum mengenal sepenuhnya huruf hijaiyah, Eza mampu menyebutkan seluruh huruf hijaiyah dan bisa menjawab saat sebuah huruf ditunjukkan. Auditorinya Eza, saya perkenalkan saat di motor dengan memperdengarkan berbagai hal seperti angka, surat surat pilihan dan doa-doa.

Berbagai kesibukan sebagai pengurus koperasi dan Manager Keuangan IIP saat proses matrikulasi berlangsung, membuat saya tak maksimal membuat list pengamatan gaya belajar Eza. Rencana-rencana spontan saja yang dijalankan, semoga tak mengurangi semangat saya untuk membuat tantangan di kelas Bunda Sayang ini terus berjalan. Rasanya sudah ngos ngosan untuk mengejar setoran tantangan game di kelas bunda sayang, sambil juga harus berperan sebagai fasilitator kelas bunda sayang di kelas Bogor 2. Tapi alhamdulillah walau tertatih-tatih, berusaha menjalani semua peran ini dengan optimal.

Semangatttt...

Semoga Bermanfaat

Ahad, 080517.06.00

#odopfor99days#semester2#day2

Postingan Favorit