Tuesday, April 25, 2017

Hari Ke-10 : Program Hamil 40 Hari: Taziah ke Rumah Siswa yang Wafat



Hari kesepuluh program hamil ini, alhamdulillah semuanya lancar-lancar saja. Allah masih membantu saya untuk beribadah dengan mudah, jika bukan tanpa pertolongan-Nya, sepertinya akan berat sekali bagi saya untuk melewati semua ini. Kemarin dalam perjalanan pulang Cimone ke Serpong, saya memberitahu suami tentang riyadhah program hamil 40 hari ini. Berharap bahwa dia juga turut mendukung saya, minimal ikut mendoakan walau saya juga tidak berharap dia akan mengikuti riyadhah ini bersama-sama. Ekspresinya datar seperti biasa, saya fikir dia tidak memperhatikan, tapi saya dikagetkan saat dia bangun tahajud tadi malam. Semoga kekuatan ibadah kami mampu menembus langit arsy.

Hari ini kantor dan sekolah tempat saya bekerja, dikejutkan dengan berita duka wafatnya siswa kami kelas X yang bernama Farih Shilah yang berusia 16 tahun. Memang sejak bulan Februari, Farih dirawat di rumah sakit dengan diagnosa yang mengejutkan, stadium akut leukemia. Tapi sejak bulan Maret lalu, ananda Farih sudah dipindahkan dari ICU ke kamar perawatan, sudah bisa berkomunikasi dengan orang tuanya, sempat dibelikan handphone baru, teman-temannya sempat menjenguk juga dan bisa mengobrol. Kami fikir semuanya baik-baik saja, ternyata berita duka itu datang, tepat jam 8 pagi ananda Farih wafat dan kembali pada Sang Pencipta.

Saya dan beberapa rekan guru serta perwakilan siswa kelas X pun langsung taziah ke rumah sakit Islam. Kami pergi dari Serpong pukul 08.30 dan tiba disana pukul 10.30, alhamdulillah masih bisa ketemu jenazah almarhum, sempat diperlihatkan mukanya oleh ayahanda almarhum. Subhanallah wajahnya bersih dan bibirnya seperti sedang tersenyum. Berikut adalah foto saat jenazah akan dimandikan.


Saya dan beberapa ibu guru lain, tak kuat melihatnya, langsung menitikkan air mata, apalagi ayahnya juga tak kuasa menahan tangis. Setelah itu, jenazah akan dimandikan. Kami harus menunggu lama sang petugas rumah sakitnya, kira-kira sekitar satu jam kami menantikan petugas untuk memandikan jenazah almarhum. Setelah itu, kami shalat dhuhur berjamaah di masjid dan dilanjutkan dengan shalat jenazah. Alhamdulillah shalat jenazah ini dihadiri banyak jamaah. Beginilah detik-detik menjelang jenazah disholatkan.



Setelah itu, jenazah diberangkatkan ke Cilacap menuju tempat mbahnya. Beberapa siswa menahan tangis saat melepas jenazah pergi seperti terlihat dalam foto berikut :


Farih adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Kakak dan adiknya laki-laki, ayahnya bekerja di Lampung. Menurut cerita salah satu pengurus komite sekolah, sejak hari Jumat ananda Farih sudah tak sadarkan diri dan dibawa ke ICU. Sebelumnya empat dibawa ke rumah sakit Dharmais Jakarta, tapi pelayanannya kurang memuaskan, dan almarhum minta dirawat kembali di rumah sakit Islam Jakarta. Sejak koma hari Jumat lalu, hingga akhirnya meninggal dunia di hari Senin pagi. Ini adalah kali kedua siswa kami meninggal dunia. Yang pertama adalah atas nama Faiq antara tahun 2010 atau 2011.  Semoga almarhum diterima amal ibadahnya dan diampuni dosa-dosanya.

Sungguh, ini pengalaman berharga bagi saya bisa melihat langsung jenazah, menyaksikan dari dekat saat jenazah akan dimandikan, ikut menyolatkan jenazah di masjid rumah sakit islam, dan menyaksikan saat jenazah akan dibawa ke rumah mbah nya di Cilacap. Apalagi saya juga sudah menjadi orangtua, saya cukup bisa merasakan kesedihan orangtuanya. Maka program hamil ini mengajarkan saya juga untuk pasrah, tidak ngoyo untuk punya anak lagi, percaya saja bahwa Allah adalah Pemilik Skenario terbaik. Bahwa anak adalah bukan milik kita, tapi milik Penciptanya. Terima kasih Rab untuk hikmah hari ini.

Semoga Bermanfaat

Selasa, 250417.14.30
#odopfor99days#part2#day75
#ProgramHamil40Hari#part1#day10

Day 2 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Dari tabel diatas, yang visual ditandai dengan kotak warna merah, hanya satu dari tiga yang baru bisa teramati yaitu menyukai hal-hal yang bersifat detail dan rapi. Saat saya atau mba nya beberes rumah, Eza suka pengen ikut nyapu atau ngepel. Saat saya di ruang atm,  Eza suka mengambil kertas-kertas yang berserakan di lantai untuk dimasukkan ke tempat sampah. Keren ga sih hehe.

Sementara untuk auditori yang ditandai dengan kotak berwarna biru, tiga-tiganya masih belum ok, karena masih tiga tahun jadi belum tereksplorasi semua. Sementara yang kinestetik pada kotak berwarna ungu, hampir semua kotak itu sepertinya cocok dengan Eza. Saat belajar shalat, Eza cukup melihat papa bundanya shalat, ia sudah bisa gerak gerak ngikutin. Kalau diajak bermain outdoor seperti perosotan, ayunan dan lain-lain, itu matanya berbinar binar sekali. Memang belum bisa disimpulkan juga kalau Eza itu dominan kinestetik nya, saya masih harus memberikan stimulus sebanyak banyaknya untuk merangsang potensi belajar Eza.

Mengamati gaya belajar Eza memasuki hari kedua ini, membuat saya kembali pada masa lalu, stimulus apa saja yang sudah saya lakukan untuk memberikan rangsangan pada seluruh potensi belajar Eza. Sepertinya saya sudah berusaha memberikan stimulus pada semua jenis gaya belajar, baik visual, auditori maupun kinestetik.

Monday, April 24, 2017

Hari Ke-9 : Program Hamil 40 Hari: Pulang ke BSD, Terima Setoran Hafalan



Hari Ahad kemarin adalah memasuki hari ke-9 program hamil 40 hari. Hari ini, kami putuskan pulang ke BSD, walau Senin nya masih hari libur nasional peringatan isra miraj. Alasan utamanya adalah karena suami akan dinas ke Jambi hari Selasa besok dan belum menyiapkan materi presentasi nya. Alasan lainnya adalah menghindari kemacetan karena long weekend. Walau mamah masih kangen dan meminta kami pulang di hari Senin, kami coba menyampaikan alasannya, akhirnya dengan berat hati pun mengijinkan.

Kami berangkat dari tasik setelah subuh, pukul 05.30. Alhamdulillah lalu lintas lancar jaya, kami istirahat di Bandung pukul 07.15 untuk sarapan dan mengisi bensin, saya sempatkan pula shalat dhuha sebagai program ibadah untuk mendukung program hamil 40 hari. Walau tanpa program ini pun, insya allah dhuha nya jalan terus. Kami istirahat di pembensin Al-Mashoem sebelum tol Cileunyi. Saat saya mau beli kopi, ternyata tak dikenakan bayaran alias gratis, hanya disediakan kotak amal bagi yang ingin berinfak. Tidak membayar pun tak apa-apa. Saya amati spanduk kecil di depan meja kopi, ternyata ini adalah program penyaluran zakat dari Al-Mashoem. Keren banget dan ini pasti membahagiakan para musafir yang bisa menikmati kopi atau teh hangat untuk sekedar melepas lelah. Semoga makin berkah rejekinya.

Postingan Favorit