Monday, April 24, 2017

Hari Ke-8 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : Jalan-Jalan Bareng Keluarga



Setelah tiba di Tasik, menikmati sarapan khas masakan Mamah yang enak, suami dan Abah yang nyaris ga tidur selama perjalanan, langsung tepar di kasur. Sementara emak emak yang masih bisa tidur di tengah kemacetan selama perjalanan, menikmati liburan pagi di Tasik dengan ngobrol sambil meliht anak-anak main. Rasanya nikmat sekali bisa menghabiskan liburan bareng keluarga. Ada kebahagiaan yang tak terkatakan, hanya bisa bersyukur dengan banyak mengucapkan hamdalah.

Setelah shalat Jumat, kami sekeluarga jalan-jalan ke kota Tasik. Suami sebenarnya masih cape dan saya minta istirahat saja di rumah, karena oleh-oleh nyetirnya adalah batuk dan pilek, tapi karena ada kakak ipar saya yang nyetir, jadi suami pun ikut karena bisa menikmati jalan-jalan sebagai penumpang. Akhirnya kami pun jalan dengan tujuan utama adalah ke BCA Tasikmalaya untuk mensurvei pameran mobil yang sedang promo dalam rangka Ulang tahun BCA dan hari ini adalah hari terakhir.

Tiba disana, kami langsung disambut petugas BCA yang sudah siap dengan penawaran menariknya, pilihan kami langsung pada mobil BRV dari Honda. Entah siapa yang bernafsu ingin beli mobil ini, mamah dengan diprovokatorin kakak-kakak saya, akhirnya luluh juga mengambil mobil BRV warna merah, dengan DP 60 juta dan cicilan Rp 6.079.000 selama 3 tahun. Saya sih hanya membantu mengantarkan saja, membantu transfr sebagai tanda jadi dan yang paling penting bisa berselfie ria dalam mobil baru yang sedang dipajang. Kapan lagi bisa begaya di dalam mobil merah haha.

Day 1 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Pada minggu keempat materi kuliah Bunda Sayang IIP ini, pembahasannya adalah tentang gaya belajar anak. Tantangan game level 4 ini pun seputar gaya belajar anak. Sebenarnya dari kemarin kemarin sudah ingin memulai tantangan game level 4 ini tapi berbagai kesibukan dan mudik liburan, jadi alasan klasik sebagai pembenaran tertundanya tulisan hehe.

Berdasarkan materi yang disampaikan Bu Septi tentang gaya belajar anak, ada 3 macam modalitas belajar anak yaitu :
      1.      Auditory, modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair dan hal-hal lain yang terkait.

      2.      Visual, modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait.

      3.      Kinestetik, modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktifitas tubuh, emosi, koordinasi dan hal-hal lain yang terkait.

Dan menurut Euis Yulianti dalam kulwap di Sulawesi Selatan, gaya belajar tidak bisa diputuskan atau ditetapkan ketika anak masih dalam masa eksplorasi, usia 2-3 tahun adalah masa-masa eksplorasi dan ingin tahu yang tinggi. Tipe auditory, visual, kinestetik semuanya masih dalam proses perkembangan. Semua itu bisa muncul pada setiap anak dan bisa berubah karena mudah bosan.

Maka yang saya lakukan adalah memberikan stimulus sebanyak-banyaknya pada Eza agar potensi belajarnya berkembang. Selama ini lebih sering mengajak Eza untuk main outdoor, dan ternyata dia memang senang bergerak. Sepertinya emang mayoritas anak lak-laki senang bergerak ya, ga bisa diam dan terus saja bereksplorasi. Seperti saat saya ajak Eza belanja ke mall, saya berikan keranjang belanja, dan dia malah dorong-dorong haha. Nikmati saja duniamu ya Za...

Semoga Bermanfaat

Senin, 240417.06.00
#odopfor99days#part2#day71
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#Day1

#KuliahBunsayIIP

Hari Ke-7 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : Silaturahmi pada Orang Tua



Hari Kamis tanggal 20 April 2017, saya dan keluarga memutuskan untuk mudik pada rumah orangtua saya di Tasik. Banyak orang berfikir, saat liburan long weekend seperti minggu ini dimana hari Senin adalah libur nasional peringatan isra miraj, itu adalah saatnya liburan jalan-jalan ke berbagai tempat wisata, menikmati kuliner berbagai kota dan berfoto ria di bergai kota atau bahkan negara. Tapi yang sering terlupakan adalah bahwa orangtua kita juga punya hak atas waktu kita. Orangtua merindukan kehadiran anak dan cucunya, walau harus repot menyiapkan segala makanan dan segala tetek bengeknya, tapi justru disitulah letak kebahagiaan orangtua yaitu saat merasa dibutuhkan anak dan cucunya.

Saya baru menyadarinya beberapa minggu sebelumnya, saat ada tanggal merah di bulan Maret dan saya menelpon orangtua, keluarlah dari mulut ibu saya, “kirain mau pada ke Tasik”. Barulah saya sadar, bahwa ternyata kehadiran saya dan keluarga masih dirindukan. Memang saya sempat hunting tiket untuk menikmati long weekend di bulan April ini, apalagi hari ini adalah ulang tahun pernikahan saya yang keempat, pengen gitu sekali-kali menikmati liburan ke kota atau negara mana gitu bareng suami dan Eza. Tapi setelah mendengar harapan mamah itu, saya langsung diskusi ma suami, alhamdulillah disetujui. Apalagi pas mengajak abah saya, dia senang banget saat tahu akan mudik ke Tasik. Maklum sudah beberapa bulan dia tidak bertemu istrinya, karena abah “bekerja” di Tangerang, sementara mamah di Tasik. Abah mengajar anak-anak di mushola, sementara mamah lebih senang menikmati berbagai pengajian di Tasik.

Akhirnya kami berangkat dari Tangerang pukul 22.30 bersama abah saya dan kakak saya plus anaknya. Kami berfikir jika berangkat malam tidak akan macet. Ternyata oh ternyata, macet sangat bo. Baru di Jakarta saja sudah macet panjang, entah itu orang-orang baru pada pulang kerja atau malah baru mau meninggalkan Jakarta. Yah tidak ada pilihan lain selain menikmatinya. Kami baru tiba pukul 2 malam di rest area km 57. Suami langsung tepar di masjidnya yang indah. Saya yang penumpang aja pegal dan ngantuk, apalagi suami yang nyetir. Alhamdulillah punya kesempatan untuk tahajud. Kami melanjutkan perjalanan lagi pukul 3 pagi.

Postingan Favorit