Monday, March 27, 2017

Proyek Keluarga : Berbagi Pakaian Bunda




Setelah sebelumnya proyek keluarga dengan berbagi pakaian Eza, tulisannya disini, dan berbagi pakaian Papa, bisa dibaca disini, sekarang saatnya menyortir pakaian si Bunda. Dan setelah dikeluarkan ternyata pakaian Bunda memecah rekor dengan tumpukan paling banyak, ga nyadar juga kalau baju si bunda ternyata buanyak banget. Dan kali ini si papa ikut menyortir pakaian bunda untuk disumbangkan.

Jauh-jauh hari si papa sudah ngingetin, kalau dia ga suka dengan beberapa pakaian yang dipakai Bunda, tapi masih saja dipakai sama si Bunda karena Bunda suka. Kali ini si papa benar-benar tak ada ampun lagi, pakaian yang masih bagus, walaupun si bunda suka tapi kalau di ga suka, dia langsung pisahkan untuk disumbangkan. Si bunda cuma minta dispensasi beberapa baju yang berwarna ungu, celana panjang hitam untuk daleman, sisanya direlakan untuk disumbangkan, walaupun masih seneng banget pakenya.

Rasanya sedih banget berpisah dengan beberapa pakaian favorit yang masih sering dipakai seperti daster, bergo yang masih bagus, gamis bahan kaos yang masih nyaman buat bersantai ria dan beberapa pakaian lainnya, tapi demi suami tercinta, belajar ah untuk menyukai apa yang suami suka dan membenci apa yang tidak suami suka. Bukan berarti kalah, disini tidak ada siapa yang menang siapa yang kalah, tapi berusaha menghayati peran istri bahwa sebagai istri harus mengenakan pakaian yang disukai suami. Karena disitulah nilai ibadahnya dan fungsi pernikahan adalah meredam ego-ego pribadi. Bukankah intinya pernikahan bukanlah memajukan ego masing masing sebagai pribadi, tapi mensinergikan dua pribadi agar sama-sama bahagia.

Sunday, March 26, 2017

Proyek Keluarga : Berbagi Pakaian Papa



Setelah tulisan sebelumnya berhasil menyortir pakaian Eza, kali ini giliran menyortir pakaian Papa. Sebenarnya ada kejadian yang tidak terprediksi, si papa nawarin beres beres rumah bagian belakang, padahal si mba ART lagi mudik karena sepupunya menikah. Si bunda pun galau. Dari jam 8.30 pagi si papa dah mulai bongkar barang di lemari belakang, padahal dari kemarin si bunda ngejadwalin hari ini nyortir pakaian si papa. Tapi oke lah, akhirnya dibantu Eza, kami pun bongkar bagian belakang rumah. Abis itu si papa beberes kamar belakang, bongkar lemari, si bunda beberes rak piring. Untungnya Eza setelah itu juga main bareng teman-temannya jadi bisa lebih leluasa beberes.

Penyakitnya beberes, kalau satu bagian pengen diberesin pasti meluas ke bagian lain. Lemari di kamar depan, lemari di mushola dan akhirnya semua bagian lah tuh dibongkar. Untungnya sempat juga nyortir baju si papa. Mumpung si papa lagi mau beberes, biasanya nyari mood bareng yang semua mau tuh lumayan menantang, tapi hari ini tampaknya kita pada pengen di rumah aja. Sudah mah piket, yang pasti jalanan macet, dan akhir bulan pula haha jadi berada dalam rumah seharian adalah pilihan tepat untuk saat ini.

Saat nyortir baju si papa, sempat juga tuh pas si papa memisahkan bagian baju yang masih bagus tapi dimasukkan ke bagian yang untuk disumbangkan, si bunda agak protes,
“Papa, itu kan masih bagus, masih bisa dipake,”
“Bunda, ngasih itu harus yang bagus, kan nanti kita beli lagi,” balas si papa.

Iya juga sih, biasanya saya dulu berfikir nyortir baju itu, yang dipisahin adalah baju yang udah lusuh, kekecilan, udah jarang dipake, intinya memisahkan baju yang “jelek” dengan yang bagus. Tampaknya kali ini harus diubah mind set nya, menyumbang sesuatu itu harus yang terbaik, kalau perlu yang bagus bagus saja, bukan barang sisa yang tak terpakai lagi.

Saturday, March 25, 2017

Proyek Keluarga : Berbagi Pakaian Eza


Hari pertama proyek sosial pertama adalah menyortir pakaian Eza. Sebenarnya Eza agak kurang fit tapi anak kecil dimana mana sama, senangnya main, jadi walopun sakit tetap saja mainnya aktif. Dari pagi sampai siang si bunda kerja, Eza sama papanya. Siangnya kecapean, pada bobo siang dulu. Baru setelah ashar lah proyek nya dilaksanakan.

Dari kemarin, saya sudah sounding ke Eza kalau kita akan berbagi pakaian, entah dia mengerti atau tidak, saya bilang bahwa baju dia yang kecil, akan kita pisahkan dari lemari. Dia sih iya iya saja. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengeluarkan baju Eza dari lemari, dan jadilah terkumpul seperti ini:


Setelah itu kita pisahkan baju Eza yang udah kecil, kadang saya tanya Eza, “Mas ini masih muat ga?” tapi ternyata dia cerdas, kalau emang masih muat, dia bilang iya. Kalau sudah kekecilan, dia bilang kecil. Dan inilah baju Eza yang masih bisa dipakai setelah dipisahkan baju yang kecilnya

Postingan Favorit