Thursday, March 16, 2017

Jodoh Pasti Bertemu



Pada hari Sabtu tanggal 11 Maret 2017, saya sekeluarga pergi ke resepsi pernikahan adiknya teman di Bogor. Kami berangkat dari Serpong pukul 06.00 pagi, lalu lintas ramai lancar, kami tiba di tempat resepsi yang bertempat di gedung wanita Bogor. Selalu menakjubkan jika menyaksikan akad nikah, perjanjian dua orang d hadapan Allah. Hanya dalam hitungan detik, dua orang yang awalnya tidak saling mengenal dan tidak boleh bersentuhan, tiba-tiba dengan akad nikah sederhana, menjadi halal dan sah sebagai suami istri.

Adiknya teman saya ini baru menemukan jodohnya pada usia 40 tahun, begitu pula usia suaminya. Suaminya adalah seorang tentara yang berasal dari Maluku tapi sudah lama bekerja di Jakarta. Keduanya dipertemukan dalam sebuah perkenalan yang digagas teman sang istri. Saya selalu penasaran dan sering dibuat terkagum kagum oleh sebuah kata yang namanya JODOH.
Saat belum menikah, saya beberapa kali taaruf dengan berbagai jenis laki-laki. Rasanya melelahkan dan nyaris putus asa. Tak kuat rasanya melabuhkan harapan dari satu laki-laki ke laki-lain yang bertaaruf dengan saya. Berbagai tekanan sosial yang mengganggu melalui pertanyaan “Kapan?”, nyaris membuat saya malas untuk menghadiri pertemuan keluarga, pernikahan teman, reuni dan pertemuan-pertemuan lainnya.

Setelah menikah, saya berusaha berempati pada teman-teman yang belum menikah. Bagaimanapun, saya pernah berada pada posisi itu. Maka berusaha tak menanyakan “Kapan?”, adalah salah satu usaha saya dalam rangka berempati pada mereka. Maka saat mendengar adik nya temannya ini akan menikah pada usia matang, saya dan suami antusias untuk menghadirinya.

Imah Noong : Kolaborasi Ilmu Falak & Astronomi



Pada hari Selasa tanggal 7 Maret 2017, saya dan beberapa rekan kerja mengadakan perjalanan untuk survei tempat homestay di Imah Noong, Lembang Bandung. Saya mengajak Eza agar tau dan mengenal kawasan eddu wisata Imah Noong ini. Kami berangkat dari Serpong pukul 06.00 pagi, sempet terjebak macet di Bekasi, akhirnya kami sampai di lembang Bandung pukul 10.00 pagi.

Kami langsung menghubungi pemilik Imah Noong yaitu kang Hendro, senior saya di masjid Salman ITB tapi baru ketemu hari ini merupakan lulusan astronomi ITB asal Semarang yang memilih untuk mengembangkan imah noong ini. Imah dalam bahasa sunda artinya rumah, sementara noong artinya ngintip. Maknanya adalah tempat ini merupakan tempat untuk melihat dan meneropong benda langit seperti bintang matahari. Di tempat ini, tersedia teleskop, kamera astronomi dan filter matahari. Tempat ini sering dikunjungi beberapa mahasiswa astronomi atau yang berminat mempelajari ilmu falak. Tak sedikit pula siswa siswi SD yang berkunjung ke tempat ini untuk pengenalan dasar benda langit.

Lokasi imah noong ini berada di Kampung (eduwisata) Areng no 31, RT 02, RW 12 desa Wangunsari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Bagi yang pernah berkunjung ke observatorium Booscha, tempat ini ini searah dengan Bosscha. Setelah masuk gerbang, terus saja menuju SD Negeri Wangunsari. Rumahnya tak jauh dari SD tersebut. Sambutan ramah Kang Hendro sebagai tuan rumah, membuat kami nyaman dan betah untuk berada di tempat ini.

Me Time yang Mendebarkan






Saya adalah seorang ibu seorang putra 3 tahun yang juga bekerja di ranah publik dengan menjadi PNS di sebuah sekolah boarding school di Serpong Tangerang Selatan. Selain menjadi seorang ibu dan pegawai, saya juga menjadi admin di IIP Tangsel merangkap bendahara dan sejak bulan Juni 2016, diberi amanah dengan menjadi bendahara koperasi untuk tiga tahun mendatang.

Dengan seabreg aktivitas ini, rasanya saya kesulitan mencari waktu untuk diri sendiri yang sekarang dikenal dengan istilah Me Time. Saat tidak bekerja, saya sibuk bermain dengan anak, kadang mengajaknya berenang, bermain di aktivitas outdoor atau hanya bermain di depan rumah. Saya juga ikut tantangan menulis setiap hari di ODOP, one day one posting. Biasanya sekian banyak kerjaan ini, baru sempat saya lakukan di malam hari, saat anak sudah tidur. Ini menjadi salah satu me time yang bisa saya lakukan supaya saya tetap waras menjalani berbagai aktivitas.

Sebagai bendahara koperasi sekolah, setiap hari saya juga disibukkan dengan berbagai transaksi keuangan, mulai dari yang mengajukan pinjaman, membayar cicilan, mentransfer segala transaksi keuangan, mengambil dan menabung uang di bank, ini semua biasanya saya lakukan sambil mengajak Eza bermotor ria jalan-jalan ke atm dan bank. Harus kreatif deh sebagai ibu dengan seabreg aktivitas untuk menyiasatinya, salah satunya dengan cara melakukan beberapa kegiatan dalam waktu yang bersamaan.

Suatu saat, di bulan Januari 2017, ada undangan mengikuti pelatihan manager koperasi selama 3 hari di Cianjur. Saya tawarkan pengurus lain, ada yang bersedia. Saya pun mendaftarkan namanya. Jelang hari H, ternyata teman saya ini mendadak harus dinas keluar kota karena menggantikan temannya yang sakit. Tentu tak ada yang kebetulan, saat saya menawarkan pengurus lain dan tidak ada yang bisa, saya pun konsultasi sama suami sekaligus  minta ijin saya yang berangkat ke Cianjur. Alhamdulillah suami pun mengijinkan.

Postingan Favorit