Friday, February 24, 2017

Belum Sukses Makan Sendiri, Malah Pengen Pake Sepatu Sendiri




Kemarin saya sudah sounding ke ART kalau saya akan melatih Eza makan sendiri, tetep sih jawabannya, “ntar aja bun, tahun depan, masih pengen nyuapin”. Tapi saya tetap akan melanjutkan tantangan kemandirian ini semampu saya.

Tadi pagi, Eza melihat ada menu sop ayam, mungkin karena baru sembuh dari sakit dan nafsu makannya mulai muncul lagi, Eza langsung bilang,

Eza      : Bun, pengen makan ayam
Bunda : mas makan sendiri yah...
Eza      : iya aku mau makan iyi (sendiri)
Bunda : ok bunda ambilkan nasinya ya
Eza      : ayamnya potong bun, pake apuk (garpu)
Bunda : ok anak pintar

Dengan semangat 45, saya ambilkan nasinya, Eza pun mulai duduk di meja makan, kebetulan papa nya juga sedang mau sarapan, jadi pas lah. Biasanya anak seusia Eza seneng banget kalo diperlakukan sama seperti orang dewasa, jadi pas papanya duduk mau sarapan di meja makan, dia pasti akan langsung duduk di samping papanya, berperilaku seperti orang dewasa. Ini kesempatan emas yang tidak saya sia siakan, langsung meminta dia makan sendiri, seperti papanya.

Thursday, February 23, 2017

Melatih Kemandirian Anak : Aku Bisa Makan Sendiri




Setelah mengikuti kuliah Bunda Sayang Materi kedua yaitu Melatih Kemandirian, maka kami ditantang untuk mengaplikasikan materi tersebut, langsung kepada anak. Saya berdiskusi ma suami, skill kemandirian apa yang mau dilatih. Suami mengusulkan pake baju sendiri, tapi saya lebih memilih untuk melatih Eza (3 tahun) makan sendiri.

Hal pertama yang saya lakukan adalah sosialisasi. Gaya bener ya sosialisasi, maksudnya saya ajak Eza ngobrol, bahwa dia sudah harus belajar makan sendiri, karena dia semakin besar. Begini kurang lebih obrolan yang terjadi

Bunda : mas, mas kan sudah mulai besar, mas makan sendiri ya, ga disuapin lagi
Eza      : iya
Bunda : mas belajar ya makan sendiri, mas pasti bisa, oke
Eza      : oke

Kenapa Alfamart dan Indomaret Menggerus Toko Toko Kecil?




Saat mengikuti Temu Konsultasi Jaringan Koperasi di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, ada sesi materi tentang Ritel. Nara sumber nya adalah Widi Retail, mantan marketing manager Indomaret. Beliau mengatakan bahwa indomaret dan alfamaret memang mempertimbangkan banyak faktor sehingga sukses menjaring konsumen.

Ada beberapa faktor penentu kesuksesan indomaret dan alfamaret yaitu:
      1.      Lokasi
Lokasi merupakan faktor penting yang paling menentukan rame tidaknya indomaret dan alfamaret. Ada 3 area yang dibidik yaitu pemukiman, tempat transit seperti stasiun, bandara serta area perlintasan yang padat / traffic seperti rest area. Ini mengakibatkan produk yang dijual berbeda sesuai segmen kebutuhannya.

      2.      Produk
Ada 4 macam pembeli yang diklasifikan sesuai karakteristik nya yaitu:
a.       Buying wisddom adalah pembeli yang bijak dalam membeli kebutuhan pokok (basic needs)
b.      Buying emotion adalah pembeli yang panik, yang terburu buru, yang tidak akan mempertimbangkan harga saat membelinya (emergency needs)
c.       Buying passion adalah pembeli yang akan membeli produk yang menggoda indera
d.      Buying fashion adalah pembeli yang akan membeli produk yang sedang tren atau yang sedang ramai diiklankan

Ada dua klasifikasi jenis produk yaitu main products (produk utama) dan side products (produk pendamping). Produk utama merupakan produk yang merupakan alasan utama konsumen datang ke toko tersebut. strategi marketingnya adalah produk ini harus dijual dengan margin rendah dan ada produk pembanding yang sejenis dan sekelas. Sedangkan produk pendamping adalah sasaran utama konsumen cuci mata, ini merupakan andalah untuk memperoleh keuntungan, karena itu dijual dengan margin tinggi.

Postingan Favorit