Setelah mempraktekkan teori komunikasi produktif, saya
makin nyaman dan semangat ngobrol apapun sama suami. Rasanya mengeluarkan uneg
uneg itu plong aja, bahkan saya turut mengingatkan suami jika lupa dengan teori
komunikasi produktif. Contohnya kemarin, saat Eza mau main ke
rumah temannya depan rumah, terjadilah percakapan berikut :
Eza :
Bunda, Papa mas boleh main ga ke rumah Irsyad?
Papa :
boleh, mas jangan berantem yaa..
Sebelum papanya selesai memberikan pesan pesan, Eza
sudah lari aja ke rumah temannya. Tak terasa si ganteng ku dah senang main
sendiri, ga perlu diantar dan ditemenin lagi. Saat Eza main, saya pun
mengingatkan suami,
“Mas, kemarin saya dapat ilmu tentang teori komunikasi
produktif, menurut beberapa referensi, kalau sama anak itu jangan memakai
kalimat negatif tapi fokus pada kalimat positifnya”... suami pun mengangguk
ngangguk sambil dengerin serius celotehan istrinya ini.