Monday, September 5, 2016

Antara Niat, Passion dan Tuntutan Hidup




Beberapa minggu ini saya disibukkan dengan berbagai kegiatan yang menguras energi, baik kegiatan di tempat kerja, kegiatan komunitas maupun acara keluarga bareng suami dan anak. Di tempat kerja, saya sedang diberikan amanah besar menjadi bendahara koperasi yang banyak menguras waktu, tenaga dan energi. Juga terlibat di beberapa kepanitiaan yang melibatkan pihak luar seperti wali murid/orang tua dan narasumber yang harus dihubungi. Aktivitas komunitas yang saya ikuti juga sedang padat jadwal. Sebagai admin di komunitas parenting yang saya ikuti, saya dipaksa belajar banyak hal seperti negosiasi, mengatur orang, mengatur acara dan membuat laporan. Belum lagi prioritas saya di keluarga kecil juga tak boleh dilupakan. Aktivitas bermain bersama Eza selalu saya sempatkan di sela-sela kesibukan saya sebagai ibu bekerja dan “aktivis sosial” yang sedang saya jalani.

Resensi Buku : Pendidikan Karakter dengan Metode Sentra (Bagian Kedua)




 

Judul                 : Pendidikan Karakter dengan Metode Sentra, Revolusi Pendidikan Anak Usia Dini

Penulis             : Yudhistira dan Siska Y. Massardi

Penerbit           : Media Pustaka Sentra

Terbit               : 2012

Tebal               : 348 halaman

 

Pada , sudah dibahas tentang sistematika buku ini. Pada bagian kedua ini akan membahas kecerdasan jamak yang dibahas di bab III buku ini. Adalah Howard Garner sang pencetus kecerdasan jamak atau yang lebih dikenal dengan istilah MI (Multiple Intelligences). Pada tahun 1983, Gardner mengumumkan ada 7 kecerdasan yaitu Kinestetik, Verbal linguistik, Musikal, Logik Matematik, Spasial, Interpersonal dan Intrapersonal. Lalu akhir-akhir ini Gardner menambahkan ada 3 kecerdasan lagi yang ditambahkan yaitu Naturalistik, Ekstensional dan Spiritual. Berikut akan dibahas sekilas tentang kecerdasan jamak tersebut dan cara membangun kecerdasan jamak tersebut sejak dini.

 

Kecerdasan kinestetik adalah kecerdasan seseorang dalam mengolah gerak tubuh yang mencakup kemampuan mengatur waktu, kemampuan menyadari tujuan dari tindakan fisik juga kemampulan melatih respons agar menjadi seperti gerak refleks. Penari dan atlet adalah contoh dari keahlian dari kecerdasan kinestetik. Cara membangun kecerdasan ini sejak dini adalah dengan cara main sensorimotor dan sering bermain fisik seperti main perosotan, kejar-kejaran dan lain-lain.

 

Friday, September 2, 2016

Keunikan Bahasa Arab (Bagian Keempat)




 

Keunikan bahasa Arab lainnya adalah sebagai berikut :

  • ·         Bisa selamat dan tidak salah membaca harokat gundul bahasa Arab


Mungkin ada yang bertanya, berarti agak susah juga kalau berbicara dalam bahasa Arab jika harus dipikirkan dulu I’rab/kedudukan tiap kata. Bagaimana juga orang-orang arab badui dan Para TKI/TKW bisa berbicara bahasa Arab?

Maka jawabannya adalah mereka menggunakan bahasa Arab Ammiyah/  atau bahasa Gaul menurut bahasa kita, dan kurang memperhatikan kaidah.

Dan ini yang lebih penting, supaya bisa selamat dan tidak salah membaca digunakan prinsip, [تجزم تشلم] “Tajzim taslam” artinya: “engkau jazm-kan  maka engkau selamat”.

Maksud menjazmkan adalah mensukunkan semua huruf akhirnya pada tiap kata, contohnya, [أحمد هو غائب لا يحضر في الفصل] “Ahmadu huwa ghaaibun laa yahduru fil fashli” artinya: Ahmad tidak hadir , tidak ada dikelas.

Maka boleh saja kita baca sukun semua tiap kata seperti “AhmaD Huwa GhaaiB laa yahdhuR fil faSHL”

Satu lagi yang menjadi isyarat yang cukup penting, bahwa dalam bahasa Arab kita bisa mengetahui kefasihan seseorang dalam berbahasa dan kemampuan yang sebenar-benarnya dengan melihat kemampuannya meng-i’rab. Kebanyakan orator dan tokoh penting mempunyai kemampuan dalam hal ini sehingga terkadang kata-katanya bisa seperti menyihir dan terdengar sangat indah bagi yang bisa memahami keindahannya [baca: tahu kaidah-kaidah bahasa Arab]. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang fasih bahasa Arabnya.


  • ·         Bahasa tertua yang tetap eksis dan tidak berubah


Berbeda dengan bahasa yang lain yang sudah punah atau hampir punah sebagaimana bahasa Ibrani yaitu bahasa Taurat dan Injil, Bahasa Sansekerta  dan berbagai bahasa lokal dan daerah di dunia. Inilah faktanya,

“Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Kebudayaan (UNESCO) menyatakan setiap satu bahasa punah setiap minggu. Pada akhir abad ini, diperkirakan dunia akan kehilangan separuh dari 6,700. Salah satu bangsa yang akan mengalamai hal itu adalah Kamboja. Di sana 19 bahasa lokalnya telah dinyatakan hampir punah, dan kemungkinan besar banyak di antaranya yang tidak akan bertahan dalam 90 tahun mendatang.” [Sumber: http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/cambodia/1076-a-5000-year-old-language-in-cambodia-on-extinction-list]

Postingan Favorit