Mengobrol dengan siswa yang berusia remaja, ternyata
sangat menyenangkan. Sejak saya mengajar di MAN yang berasrama, sesi ngobrol
dengan siswa ini selalu membuat saya bergairah dan banyak memberikan
pencerahan. Saya banyak belajar dari problem yang mereka hadapi, kadang malah
mereka yang sebenarnya adalah guru kehidupan saya, bukan saya yang mengajari
mereka.
Seperti saat si cerdas ini curhat tentang masalahnya,
sebut saja namanya Ara. Ara ini adalah sosok siswa yang cerdas dan aktif,
beberapa kali ikut kompetisi matematika dan lomba paduan suara. Sejak kelas
satu dan dua, akademis tak pernah menjadi masalah berarti baginya. Beberapa temannya
remedial di pelajaran Mafikibi, dia jarang sekali ikut remedial. Walaupun sibuk
di organisasi, tak membuat akademisnya menjadi tertatih tatih. Tapi saat
menginjak kelas 3, terutama di semester dua, kondisinya berubah total. Ia menjadi
malas belajar, bahkan mempertanyakan filosofi belajar, untuk apa belajar ini
dan itu. Sudah berbagai cara dilakukannya untuk mengatasi masalahnya ini, dari
mulai membaca novel, ngobrol sama teman, tidur, dan lain lain, tapi semuanya
tak sanggup menghilangkan kejenuhannya dalam belajar.